- ANTARA
Kisah Ketika Sengatan Panas Matahari dan Terpaan Pasir Tak Surutkan Semangat Jemaah Haji untuk Wukuf di Padang Arafah
Dalam ibadah wukuf, pakaian ihram hanyalah simbolik bahwa kehidupan manusia itu dibatasi, tidak seorang pun dari jamaah haji yang berani melewati batasan itu, semua harus memakai kain ihram dengan warna yang sama dan di lokasi yang sama.
Jika terdapat jamaah haji yang memakai pakaian berjahit atau berwukuf di luar padang Arafah, maka ibadah hajinya batal. Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang dibatasi, dibatasi dengan syariat, dibatasi dengan batas usia, dibatasi kekuatan fisiknya, dibatasi jangkauan berpikir, dan lain sebagainya.
sumber: AP News
Manusia memang memiliki kekuatan fisik dan akal serta kesempurnaan dalam penciptaannya, namun terbatas dan terukur. Proses penciptaan manusia pun telah diatur oleh Allah Swt., dan fungsi tubuh pun memiliki batasan. Manusia terlahir lemah, kemudian dijadikan kuat oleh Allah, lalu kemudian kembali menjadi tua dan melemah.
M Eshaq (40), peserta haji asal Mesir, saat melakukan ritual wukuf lebih banyak berdiam diri di tenda sederhana. Saat wukuf, ia lebih banyak memohon ampunan kepada Sang Maha Pencipta atas dosa-dosa yang pernah dilakukannya.
Bagi dia, ritual wukuf ini baru permulaan perjalanan spiritual berikutnya seperti lempar jumrah di Mina, tawaf atau mengelilingi Kakbah maupun sai antara Shafa dan Marwah.
Ia berharap bahwa ibadah yang dilakukannya dapat diterima di sisi Allah Swt.
Perenungan juga dilakukan oleh Ali Dakker (25), peserta haji asal Pakistan. Baginya puncak haji bukan semata-mata jamaah kumpul di Padang Arafah.