- tvOnenews.com
Pelaku LGBT Tetap Dianggap 'Najis' Walaupun Sudah Bertaubat, Benarkah? Buya Yahya Beri Penjelasan, Katanya...
tvOnenews.com - Apakah LGBT dianggap sebagai sebuah penyakit, dan seseorang yang sudah bertaubat kemudian dianggap najis?.
Menurut penjelasan Buya Yahya, dalam agama Islam, siapapun yang berdosa kemudian bertaubat, maka akan diampuni oleh Allah.
Selain itu, terkait penyakit LGBT, merupakan sebuah ujian dari Allah yang patut diperangi.
Bagaimana kemudian terkait kesucian seseorang yang pernah terkena penyakit LGBT lalu ia bertaubat, Buya Yahya beri penjelasan akan hal ini.
Dilansir Rabu (12/07/23) dari tayangan YouTube channel Al-Bahjah TV dengan judul "Pelaku LGBT itu Najis Walaupun Sudah Bertaubat, Benarkah ? - Buya Yahya Menjawab," yang diunggah pada 4 Oktober 2020.
"Orang yang melakukan perbuatan homoseksual, meskipun dia mandi dengan setiap tetesan air dari langit dan bumi masih tetap najis. Andaikan pelaku homoseksual mandi dengans setiap tetesan air langit maka dia akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak suci. Apakah pernyataan ini benar? Jika benar, bagaimanakah seorang LGBT yang sudah taubat mensucikan diri?," ujar salah satu jamaah.
Buya Yahya berpesan dalam menanggapi hal ini yakni, yang harus dipahami bahwa kepada tiap pendosa, sebesar apapun dosa yang dilakukan, selagi bukan menyekutukan Allah, maka pintu maaf masih ada untuknya.
"Wahai para pendosa, sebesar apapun dosamu, selagi itu bukan menyekutukan Allah, maka akan ada pintu maaf bagimu. Siapapun itu, LGBT, gay, lesbian, dan yang lainnya, maka pintu maaf akan dibuka oleh Allah, dengan catatan mau menuju pintu tersebut," tegas Buya Yahya.
Buya Yahya kemudian menjelaskan bahwa tidak diperkenankan bagi siapapun untuk memutus siapapun hamba Allah yang beriman.
Sebagian orang yang diuji Allah dengan penyakit LGBT adalah juga merupakan umat Nabi Muhammad SAW.
Dalam hati seseorang tersebut ada keimanan, mengucap syahadat, akan tetapi sedang diuji oleh Allah SWT dengan penyakit tersebut.
Hati kecil seseorang tersebut mengingkari, dan tidak mau terjerumus dalam penyakit LGBT namun terhalang oleh syahwat yang tidak bisa diredam.
"Dia (pelaku LGBT) berat harus memerangi dengan semuanya. Harus berperang dengan lingkungannya, ibundanya tidak senang, bapaknya tidak senang. Dia (pelaku LGBT) sebenarnya dalam satu musibah," pungkas Buya Yahya.
"Kalau begitu jangan sampai harapannya diputus untuk bertaubat dengan mengatakan tidak bersih dan sebagainya," sambungnya.
Menjawab pertanyaan tersebut, Buya Yahya menjelaskan bahwa dalam kasus tersebut, maknanya adalah kepada orang (pelaku LGBT) yang tidak bergegas untuk bertaubat.
Sebab meskipun orang tersebut sudah mandi besar, tapi hatinya masih kotor, masih sering berdosa, karena ia belum bertaubat.
Buya Yahya menegaskan bahwa hal ini dimaknai kepada setiap orang yang tidak ingin bertaubat, masih kerap melakukan dosa dari penyakit LGBT.
"Maka kami ingatkan sadaraku, kepada orang yang terkena penyakit senang sesama jenis, LGBT, lalu mencari kesenangan dengan sesama jenis. Ingat, yang pertama Allah maha luas dengan pengampunannya," terang Buya.
"Jangan menunda esok hari, hari inilah kesempatan untuk bertaubat. Sekaligus untuk mengobati dirimu sendiri, karena yang bisa mengobati adalah dirimu, kau tahan kau perangi, jangan kau turuti kemauan hawa nafsumu," pesan Buya Yahya.
Semua orang memiliki kewajiban untuk meraih hawa nafsu, namun yang perlu diantisipasi adalah bagaimana meredam dan menyalurkan syahwat ketempat yang seharusnya.
"Begitulah saudaraku, yang diuji oleh Allah dengan LGBT saudaraku saudariku tercinta, semakin engkau menahan hawa nafsumu, pahalamu dan pangkatmu gede," pesan Buya Yahya.
Waallu’alam Bishawab.
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News.
(udn)