- kolase tvOnenews/Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV/Kemenag
Wafatnya Ahlul Bait, Sejarah Lengkap Pembunuhan Cucu Kesayangan Rasulullah Sayyidina Husein Pada 10 Muharram di Karbala
“Surat berjalan, Sayyidina bin Aqil berada di Kufah yang kebetulan hadir di masjid saat itu penguasa yang bernama Ibnu Ziyad,” kata Buya Yahya.
Ibnu Ziyad belum lama berkuasa. Namun ia membenci Sayyidina Ali dan Sayyidina Husein.
“Ibnu Ziyad menyampaikan khotbahnya, ia berceramah di situ dan di dalam ceramah itu memberikan ancaman kepada siapapun yang melindungi Husein,” kata Buya Yahya.
Siapapun yang melindungi Sayyidina Husein dan berhubungan akan mendapatkan ancaman berat dari negeri.
“Dikumandangkan di mimbar. Bahkan termasuk Sayyidina Husein dan Sayyidina Ali adalah orang yang biasa dikutuk mimbar saat itu,” kata Buya Yahya.
Muslim bin Aqil mendengar khotbah semacam itu merasa tidak nyaman, sehingga keluar dari masjid pindah dari tempatnya ia tinggal saat itu.
Ia pergi ke tempat seseorang yang kebetulan di rumah itu ada seorang tua yang sedang sakit yang disegani oleh Ibnu Ziyad.
“Sehingga disaat Sakit Ibnu Ziyad berusaha untuk berkunjung ke tempatnya,” kata Buya Yahya.
Saat itulah Muslim bin Aqil diberitahu bahwa itu kesempatan emas untuk membunuh Ibnu Ziyad.
Namun Muslim bin Aqil tidak melakukannya.
“Sambil tersenyum Sayyidina muslim bin Aqil berkata, aku tidak ingin menumpahkan darah di tempatnya Hanik karena Hanik tidak menginginkan ada kejadian semacam ini, yang pertama,” kata Buya Yahya.
“Yang kedua imankulah yang melarang untuk membunuh tanpa dasar kebenaran. Tidak mungkin aku akan membunuh orang yang semacam ini dalam keadaan ia menjadi tamu,” sambung Buya Yahya.
Buya Yahya mengingatkan itulah sifat keluarga Rasulullah SAW.
“Ahlul bait dalam keadaan dia terdesak seperti apapun, ia masih menjaga iman, ia masih menjaga akhlak, ia masih menjaga kemuliaan,” kata Buya Yahya.
Maka loloslah Ibnu Ziyad yang menghina dan membenci ahlul bait.
Namun lama kelamaan, Ibnu Ziyad akhirnya mengetahui bahwa Muslim bin Aqil berada di Kufah.
“Maka Ibnu Ziyad segera marah besar lalu menyuruh kepada siapapun yang bisa menangkap Muslim bin Aqil akan mendapatkan hadiah dan siapapun yang melindungi akan dihukum,” ujar Buya Yahya.
Maka setiap orang menjadi ketakutan. Hingga kemudian Muslim bin Aqil pergi ke rumahnya satu orang yang ternyata saat itu sudah dikepung oleh pasukan-pasukan Ibnu Ziyad.
“Sehingga Muslim bin Aqil pun harus melakukan perlawanan,” kata Buya Yahya.
Namun pasukan Ibnu Ziyad jumlahnya 30 sementara Muslim bin Aqil sendirian. Beliau akhirnya ditangkap.
“Dengan penuh luka-luka di tubuhnya, dan dibawa langsung ke istana Ibnu Ziyad,” ujar Buya Yahya.
Saat Muslim bin Aqil ditangkap, surat kepada Sayyidina Husein yang ia kirimkan sampai.
“Berangkatlah Sayyidina Husein dengan membawa keluarga dan para Ansor,” kata Buya Yahya.
Total rombongan Sayyidina Husein saat itu adalah 73 orang.
Ilustrasi (freepik)
“Menurut para sahabat bertemu dengan Sayyidina Abdullah bin Abbas yang saat itu, Sayyidina Abdullah bin Abbas menegur wahai Husein wahai cucu Rasulullah hendak kemana engkau,” kata Buya Yahya.
Sayyidina Husain menjawab bahwa hendak ke kufah. Kemudian oleh Sayyidina Abdullah bin Abbas diingatkan kembali apa yang menimpa ayah dan kakaknya.
“Dijawab oleh Sayyidina Imam Husein, bahwasannya yang aku pikirkan adalah jika mereka benar sungguh alangkah kecewanya, jika aku tidak datang,” kata Buya Yahya.
“Adapun jika mereka berbohong maka aku pun bisa langsung kembali dalam keadaan selamat dan keadaan baik-baik,” sambung Buya Yahya.
Akhirnya dengan meneteskan air mata, Sayyidina bin Abbas merangkul Sayyidina Husein dan melepaskannya menuju Kufah.
“Di saat itu, Sayyidina Husein juga mengirim surat balasan yang isinya ‘Assalamualaikum kepada saudaraku Muslim bin Aqil dan kaum muslimin yang berada di kufah, Alhamdulillah saat ini kami berada di perjalanan-perjalanan dan insya Allah kami akan segera ketemu dengan engkau semua,” ujar Buya Yahya.
Ilustrasi (freepik)
Surat itu dibawa oleh satu orang yang sangat dipercaya oleh Sayyidina Husein yang bernama adalah Qais bin Mashar.
Namun setelah menangkap Muslim bin Aqil, Ibnu Ziyad mengerahkan pasukan untuk menjaga tempat masuknya orang dari penjuru Mekkah.
“Ibnu Ziyad memerintahkan pasukannya untuk memeriksa orang yang datang membawa berita mengenai Sayyidina Husein atau beliau datang,” kata Buya Yahya.
Kemudian, Muslim bin Aqil dibawa masuk ke istana Ibnu Ziyad.
“Dibiarkan beberapa waktu dan tiba-tiba ada datang orang yang tidak lain adalah Qais bin Mashar yang ditangkap oleh satu oleh pasukannya Ibnu Ziyad,” kata Buya Yahya.
Qais bin Mashar ditangkap lalu digeledah. Kemudian ditemukan surat dari Sayyidina Husein.
“Maka bangga sekali orang yang bernama Al Hurr, waktu itu mendapatkan surat ini aku akan mendapatkan hadiah dari Ibnu Ziyad,” kata Buya Yahya.
Kemudian Qais bin Mashar dibawa ke tempat Ibnu Ziyad dengan membawa surat tersebut.
“Ibnu Ziyad mengatakan jika ingin selamat wahai Qais bin Mashar naik ke atas menara itu dan ceramahlah berikan penerangan kepada orang semua itu,” kata Buya Yahya.