- YouTube dan unsplash
Apa Hukum Qunut Subuh? Ustaz Adi Hidayat Langsung Bongkar Sejarah Doa Qunut, Ternyata...
tvOnenews.com - Persoalan penggunaan doa qunut subuh sering kali menjadi hal yang membingungkan bagi orang awam.
Karena memang ada yang menganggap doa qunut subuh itu perlu dipakai.
Ada juga yang menganggap bahwa shalat subuh tidak perlu pakai qunut.
Lantas mana yang benar dari dua pandangan soal qunut subuh ini?
Agar tidak keliru, maka perlu memahami hukum dasar dari qunut subuh ini terlebih dahulu, apakah diperbolehkan atau justru dilarang.
Seperti dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube HR AZHAR, berikut penjelasan Ustaz Adi Hidayat tentang hukum qunut shalat subuh.
Berkaitan dengan hukum qunut, Ustaz Adi Hidayat mengisahkan sebuah kisah ketika Rasulullah kedatangan seorang tamu di masa awal ia berdakwah.
Tamu tersebut mengaku dari suatu daerah yang semua penduduknya ingin masuk Islam sehingga meminta dikirimkan guru dan penghafal Al Quran untuk mengajari mereka.
Rasul gembira mendengarnya dan langsung mengirim 70 orang penghafal Al Quran yang kala itu jumlah tersebut sudah termasuk sangat banyak.
Singkat cerita, ketika Rasulullah shalat subuh (di riwayat lain disebutkan shalat magrib), malaikat Jibril tiba-tiba turun dan menyampaikan bahwa tamu yang mengaku ingin masuk Islam itu ternyata penipu.
Akibatnya, 70 orang penghafal Al Quran yang Rasul kirimkan tadi dieksekusi oleh para penipu itu.
Nabi dengan sifat kemanusiaannya marah pada saat itu langsung berdoa kepada Allah meminta laknat kepada suku-suku yang telah menipu dan membantai orang-orang yang ia kirimkan tadi.
Doa meminta siksaan dan laknat ini berlangsung selama sebulan.
Hingga akhirnya turun wahyu dari Allah yang mengingatkan bahwa Nabi Muhammad itu tak punya hak untuk menghukum seseorang.
Hikmah dari turunnya wahyu itu adalah untuk mengoreksi sikap Rasulullah agar nasib umatnya tidak seperti umat-umat terdahulu yang langsung diazab.
Karena jika diminta azab, maka umat Nabi Muhammad akan menerima azab itu hingga akhir zaman nanti.
Maka diperintahkanlah Nabi oleh Allah untuk mendoakan kebaikan yang kemudian dikenal sebagai doa qunut.
"Dalam bahasa Arab, sesuatu yang baik yang dimohonkan kepada Allah SWT singkatnya disebut qunut namanya, permohonan yang baik-baik," kata Ustaz Adi Hidayat.
"Karena Allah perintahkan berdoa dengan yang
baik maka sifatnya disebut dengan qunut," lanjutnya.
Setelah turunnya wahyu tersebut, Nabi langsung mengganti doa buruknya menjadi doa qunut yang baik dan diajarkan kepada cucu hingga sahabatnya.
"Nabi tidak membacakan doa itu lagi, lalu mengajarkan kepada cucunya, kepada sebagian sahabatnya, doa yang terbaik sebagai pengganti doa sebelumnya," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Dikenal dengan bacaan qunut yang umum dipakai masyarakat saat ini.
"Kemudian ada yang meriwayatkan Nabi tidak membaca doa itu lagi, dicukupkan, tapi sahabat mempraktekkan doa itu dalam shalatnya," jelas Ustaz Adi Hidayat.
"Ada yang menggunakan saat witir, ada yang menggunakan saat Ramadhan di 10 malam terakhir, bahkan ada yang menggunakan dalam shalat subuh," sambungnya.
Nabi tidak melarang atau pun mendukung perbuatan sahabat yang menggunakan qunut dalam shalat subuh.
"Dan itu didiamkan oleh Nabi SAW, bahkan ada sebagian mengatakan bahwa Nabi pernah menggunakan qunut dalam shalat subuh, walau ada yang memandang riwayatnya lemah, ada yang mengatakan riwayatnya kuat," kata Ustaz Adi Hidayat.
"Karena nabi tidak mempraktekkan doa yang tidak baik tadi kemudian mengajarkan doa yang baik, dan beliau membiarkan sahabat yang mempraktekkan, tidak melarang," lanjutnya.
Maka di sinilah para ulama melihat dan mengambil 3 kesimpulan karena Nabi Muhammad tidak secara langsung mengatakan qunut itu dilarang.
"Nabi mendiamkan di sini, dan sikap diamnya Nabi dalam implikasi hukum itu bisa menerangkan beberapa pilihan hukum," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Menurut Imam Abu Hanifah, karena Nabi sebelumnya tidak pakai doa qunut itu dan selanjutnya juga tidak digunakan, maka penggunaan qunut saat shalat subuh itu tidak perlu.
Sementara Imam Maliki dan Imam Syafii melihat pada sikap Nabi yang tidak melarang dan justru mengajarkan sahabatnya doa qunut sehingga boleh menggunakan qunut saat subuh.
Bedanya, Imam Maliki membaca qunut tanpa dikeraskan suaranya sebelum rukuk di rakaat terakhir sehingga setelah membaca surat pendek agak lama karena membaca qunut.
Lalu Imam Syafii menggunakan qunut setelah rukuk saat i'tidal shalat subuh.
Imam Hambali memilih untuk mengambil jalan tengah dengan melihat bahwa dulu Nabi tak menggunakan qunut itu sebelum terjadi peristiwa besar tadi sementara setelahnya Nabi tidak menggunakannya lagi.
Maka dari itu, menurut Imam Hambali doa qunut subuh hanya dibaca ketika terjadi peristiwa dahsyat.
"Tiga-tiganya disepakati oleh para ulama di zaman itu hingga kini, ini ijtihad para ulama yang dibenarkan dan sah dilakukan ketika memilih satu di antara ketiganya," kata Ustaz Adi Hidayat.
"Karena Nabi memang memberi peluang yang sama untuk mengerjakan qunut atau tidak sama sekali," lanjutnya.
Yang menarik, ada momen ketika Imam Syafii berkunjung ke tempat Imam Abu Hanifah dan diminta untuk menjadi imam shalat subuh.
Ternyata, Imam Syafii tidak menggunakan qunut untuk menghormati pendapat Imam Hanifah yang tak menggunakannya.
Dari sini, Ustaz Adi Hidayat berpesan untuk tak memperdebatkan masalah pakai qunut atau tidak.
"Yang qunut benar, yang tidak qunut benar, yang salah yang tidak shalat subuh," tegas Ustaz Adi Hidayat.
Wallahua'lam.
(far)
Dapatkan berita menarik lainnya dari tvOnenews.com di Google News, Klik di Sini