- tim tvOnenews
Memangnya Boleh Belajar Ngaji dari Google dan YouTube? Ustaz Adi Hidayat Bilang Begini, Ternyata itu...
tvonenews.com - Tidak bisa dipungkiri, melejitnya internet membuat banyak orang ingin belajar dengan cepat. salah satunya belajar ngaji dari Google dan YouTube.
Orang-orang merasa dengan memanfaatkan apa yang ada di tangan mereka, yakni handphone dan internet, bisa membuat proses belajar ngaji jadi lebih efisien dan cepat.
Dibanding harus belajar dari sumber asli, dan datang langsung ke majelis-majelis, orang akan cenderung memilih belajar ngaji dari Google dan YouTube.
Simak penjelasan Ustaz Adi Hidayat tentang bagaimana hukum belajar ngaji dari Google dan YouTube berikut ini.
Dilansir Jumat (04/08/23) dari tayangan YouTube channel Audio Dakwah dengan judul "Belajar Agama dari Google & Youtube? Ini Kata UST. Adi Hidayat," yang diunggah pada 29 Juli 2021.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bagaimana seharurnya belajar ngaji yang benar. Menurut quran, bukan hanya sekedar mendapat pengetahuan, melainkan memastikan langsung mendapatkan dari sumbernya.
"Kadang-kadang maaf ya, ada orang ingin mendapatkan pengetahuan tapi ingin mudahnya saja, kemudian tidak dicek lagi tuh sumbernya. Paling gampang orang sekarang, ingin lihat sesuatu, tanya Ustaz google," papar Ustaz Adi Hidayat.
Tak hanya itu, banyak juga orang-orang yang begitu mudahnya menyimpulkan apa yang ada di google.
"Ada hadist nomor sekian-sekian, nomor sekian menyatakan tentang ini. Tapi gak pernah dicek lagi kitab aslinya. Ustaz kenapa hadist yang saya baca beda dengan yang disampaikan. Bapak baca dimana? Di google," terang Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat kemudian mengingatkan bahwa mencari hadist bukan di kitab google, tapi dari kitab hadist.
Karena jika bersumber dari google, terkadang hal itu berasal dari makalah. Permasalahannya juga terkadang si pembuat makalah tidak mendapat sumber yang asli.
Ustaz Adi Hidayat berpesan bahwa jika Anda ingin belajar ngaji, maka cari orang-orang yang benar dan tepat, serta paham ilmunya.
"Kalau mampu didapatkan, jemput dia, dapatkan dari sumber utamanya," terang Ustaz Adi Hidayat.
Termasuk jika Anda ingin menyekolahkan anak, maka ada baiknya cek dahulu guru-gurunya.
"Syekh itu tidak disebutkan dalam bahasa Arab, kecuali orang yang sudah matang dalam ilmunya. Walaupun dia masih muda misalnya, dipanggilnya Syekh. Imam As-Syafi'i umur 17 tahun sudah jadi mufti. Sudah memberikan fatwa. Orang kemudian memanggilnya dengan Syekh," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan bahwa Syekh itu di Arab ada dua. Pertama untuk orang yang sudah sepuh, yang dihormati dengan pengalaman ketuaannya, maka dipanggil dengan panggilan kehormatan Syekh.
Kedua, panggilan kehormatan pada ilmu yang melekat pada dirinya, walaupun misalnya dia belum sepuh. Maka dipanggil dengan Syekh.
Tapi dalam dunia pengetahuan, Syekh itu menandakan seseorang yang sudah matang dengan keilmuannya.
Hal ini merupakan sebuah pesan kepada kita bahwa jika Anda ingin manfaat pengetahuan, maka jangan tanggung.
Kenali siapa guru Anda, darimana dia belajar, apa yang dia pelajari, dan apa jurusannya.
"Mohon izin ya, mohon maaf. Tidak semua orang yang telah belajar agama, menguasai semua hal. Dan jangan disimpulkan orang yang baru pulang dari Timur Tengah menguasai semua materi pengetahuan. Anda mesti lihat, dia belajar apa," terang Ustaz Adi Hidayat.
"Kadang-kadang kita tidak adil. Jangan bebani Ustaz, kasian. Misal Ustaznya belajar masalah akidah, jangan Anda undang untuk mengajarkan fikih. Gak nyambung," tegas Ustaz Adi Hidayat.
"Jadi adil sesuai dengan pakar keilmuannya, maka Anda akan mendapatkan manfaatnya. Ustaz paham hadist, fikih, undang dia terangkan masalah fikih. Jangan berikan materi yang tidak sesuai dengan pakar keilmuannya," terang Ustaz Adi Hidayat.
(udn)