- Instagram/sheikhassimalhakeem
Hukum Gunakan Parfum Beralkohol Saat Shalat, Begini Kata Sheikh Assim al-Hakeem dan MUI
Jakarta, tvOnenews.com - Ulama Arab Saudi, Sheikh Assim Al-Hakeem belakangan mencuri perhatian dari masyarakat Indonesia.
Hal itu karena beberapa potongan-potongan video viral yang beredar di masyarakat.
Sheikh Assim Al-Hakeem adalah seorang pendakwah yang menggunakan Bahasa Inggris dan kerap menjawab pertanyaan jemaah dengan cara yang unik.
Salah satu potongan video ceramah Sheikh Assim al-Hakeem yang mengundang tawa adalah tentang hukum memakai parfum beralkohol.
Dalam video itu, Sheikh Assim Al Hakeem menjawab pertanyaan seorang jemaah dengan unik dan mengundang tawa.
“Secara dasar parfum dengan alkohol sangat dilarang untuk diminum,” ujar Sheikh Assim al-Hakeem, sebagaimana dikutip tvOnenews pada Senin (7/8/2023) dari akun YouTube Sheikh Assim Al Hakeem.
“Karena akan memabukkan kalian. Siapa yang minum? bilang sama saya?” sambung Sheikh Assim al-Hakeem.
Kemudian Sheikh Assim al-Hakeem menjelaskan bahwa tidak masalah jika parfum beralkohol digunakan di luar.
“Tidak masalah jika menggunakan di luar, di pakaian atau di tubuh, asal tidak minum,” ujar Sheikh Assim al-Hakeem.
Ilustrasi Orang yang sedang Gunakan Parfum (pexels)
Kata MUI Soal Parfum Beralkohol
Dilansir dari laman resmi Lembaga Pengkajian Pangan, Obat- obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Laboratory Service Manager of LPPOM MUI, Heryani, S.Si., M.TPn, menjelaskan bahwa bahan pelarut yang digunakan untuk parfum adalah etanol.
Maka, selama bukan dari industri khamr, penggunaan alkohol/etanol (industri bahan kimia) diperkenankan atau boleh digunakan untuk pemakaian luar, tak terkecuali saat shalat.
“Jadi, adanya etanol pada produk parfum ini tidak masalah. Alkohol atau etanol yang digunakan untuk parfum tidak sama dengan khamr jenis minuman keras yang memabukkan,” terang Heryani, dikutip tvOnenews di Jakarta pada Senin (7/8/2023).
Alkohol/etanol bisa dihasilkan dari fermentasi khamr, tapi juga bisa dari bahan alamiah, seperti dari bunga atau buah-buahan.
Oleh karenanya, penggunaan alkohol yang bersumber dari fermentasi non-khamar (secara kimia) selama tidak digunakan untuk pangan, misalkan sebagai kosmetik dan hand sanitizer, masih diperbolehkan.
Adanya alkohol/etanol pada produk parfum sebagai pelarut dan pengikat bahan esensial berfungsi untuk membuat aroma parfum agar lebih tahan lama.
Jadi, parfum yang pelarutnya berasal dari non-alkohol, selama tidak menggunakan alkohol/etanol dari khamr, hukumnya halal dan tidak najis.
Fragrance dalam parfum juga termasuk bahan yang kritis. Ada dua jenis fragrance, yakni berasal dari bahan alami dan sintetik.
Fragrance alami umumnya berasal dari bahan nabati, bunga, dan buah misalnya. Pembuatannya dilakukan secara fisik untuk mengambil ekstraknya, tanpa penambahan bahan lain.
Melihat dari bahan dan prosesnya, maka bisa dikatakan fragrance alami yang diolah seperti ini termasuk bahan tidak kritis.
Sedangkan untuk fragrance sintetik biasanya lebih kompleks daripada yang alami dan kehalalannya pun bisa termasuk bahan yang memiliki titik kritis.
Sekalipun parfum beraroma bunga dan buah, tetapi komposisi bahannya juga mengandung bahan turunan lemak, baik dari hewan maupun nabati. Jika dari hewan, maka harus dipastikan berasal dari hewan halal yang disembelih sesuai syariat Islam.
Sheikh Assim al-Hakeem (Instagram/sheikhassimalhakeem)
Siapakah Sheikh Assim Al Hakeem?
Sheikh Assim al-Hakeem lahir di Arab Saudi pada 23 November 1962.
Sheikh Assim al-Hakeem dikenal dengan jawaban-jawaban yang kerap mengundang perhatian publik.
Sheikh Assim al-Hakeem kerap dipanggil dengan sebutan ulama jenaka.
Hal ini karena jawaban dari Sheikh Assim al-Hakeem cukup sering mengundang tawa para warganet.
Sheikh Assim al-Hakeem adalah ulama Arab Saudi yang ternyata merupakan keturunan orang Indonesia.
Kakek Sheikh Assim al-Hakeem berasal dari Medan, Sumatera Utara yang akhirnya hijrah ke Arab Saudi agar belajar Islam.
“Kakek saya dari Medan,” ujar Sheikh Assim al-Hakeem dalam sebuah potongan video yang beredar.
Jadi, Sheikh Assim al-Hakeem lahir dan besar di Arab Saudi.
Dirangkum dari berbagai sumber, pada 1987, Sheikh Assim al-Hakeem berhasil memperoleh gelar BA dalam Linguistik dari Universitas King Abdul-Aziz, Jeddah.
Kemudian pada 1998, ia lulus Diploma Tinggi Studi Islam dari Universitas Ummul Qura' (Umm Al-Qura University) di Arab Saudi.
Saat awal mula terjun ke dunia dakwah, Sheikh Assim al-Hakeem bergabung dalam sebuah program media Islam yang disampaikan dalam bahasa Arab dan Inggris.
Selain itu, Sheikh Assim al-Hakeem juga berdakwah melalui program radio dan televisi Islami untuk menyebarkan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah.
Program itu diadakan di beberapa televisi antara lain Huda TV, Peace TV, dan lainnya.
Selain berdakwah dalam bahasa Inggris, Sheikh Assim al-Hakeem juga rutin membawakan beberapa program bahasa inggris Islami di kanal media sosial, seperti Questions and Answers (Ask Huda), Umdatul Ahkaam, Youth Talk, dan Mercy to the Worlds.
Sudah 20 Tahun Jadi Imam Masjid
Sejak 20 tahun terakhir, Sheikh Assim al-Hakeem merupakan imam di sebuah masjid di Jeddah, Mekkah.
Di masjid itulah, Sheikh Assim al-Hakeem selalu melakukan khotbah jumat dan ceramah.
Ceramah di Indonesia
Ulama Arab Saudi, Sheikh Assim al-Hakeem berdakwah beberapa kali mengunjungi Indonesia.
Terbaru, dakwah Sheikh Assim al-Hakeem di Indonesia dilakukan pada 16-30 Juli 2023 lalu.
Sheikh Assim al-Hakeem melakukan dakwah di beberapa kota besar di Indonesia antara lain Jakarta, Jogja, Malang, Medan, Bogor dan Bandung.