- tim tvOnenews
Punya Kucing di Rumah? Ustaz Adi Hidayat Mewanti-wanti soal Hal ini, Ternyata...
tvonenews.com - Kucing merupakan hewan yang menggemaskan dan banyak dipelihara sebagai hewan peliharaan atau teman bermain dirumah.
Namun ternyata banyak Muslim yang belum memahami bahwa ada hadist yang menyebutkan bahwa kotoran dan air kencing kucing itu suci, bukan air liurnya.
Apakah hadist tersebut benar? Simak penjelasan Ustaz Adi Hidayat mengenai hadist tentang kotoran, dan air kencing kucing berikut ini.
Dilansir Jumat (11/08/23) dari tayangan YouTube channel FDN91 dengan judul "Kajian Ustadz Adi Hidayat, Bagaimana Hukum Memelihara Kucing," yang diunggah pada 18 November 2022.
"Apa hukumnya kotoran kucing, atau air kencing kucing, atau pipis kucing? Karena ada sementara yang menyebutkan bahwa itu hukumnya suci." tanya salah satu jamaah pada Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan bahwa ia belum pernah menemukan hadist yang menyebutkan bahwa kotoran dan air kencing kucing itu suci.
"Karena hadist-hadist yang menyebutkan tentang kucing, tidak menyebutkan kotoran yang suci. Bukan pipisnya, tapi air liurnya," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Menurutnya, hadist yang disebutkan benar, namun cara memahaminya justru yang keliru.
"Apa sebabnya, dua hal. Petama, hadistnya tidak dibaca dengan ilmu hadistnya. Dalam ilmu hadist, ketika ingin membaca hadist, selain melihat asbabul wurudnya. Sebab kenapa hadist itu muncul," terang Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat pun menyampaikan bahwa, sebaiknya Anda lacak lagi hadist. Dimana hadist yang menyebutkan tentang kucing ada dalam riwayat Abu Daud nomor hadist 75, di Annas Sai nomor 68 dan di At-Tirmidzi nomor 92.
Ketika disebutkan seluruhnya, itu merujuk pada sahabat Qattahada RA. Dimana kisahnya yaitu, pada saat beliau berkunjung kerumah anaknya, kemudian akan bewudhu, kemudian memantunya melihat akan berwudhu, air yang digunakan dijilat oleh kucing sebelumnya.
Begitu dijilat, tetap air wudhu tersebut digunakan oleh beliau. Menantunya bengong, kata beliau, kenapa engkau bengong seperti itu?. Maka dijelaskanlah oleh beliau dan keluar kalimat tersebut.
"Saya pernah mendengan Rasulullah pernah bersabda, air liur kucing itu tidak najis,". Itu yang disebut air lirnya, bukan kotorannya. Itu tidak najis, karena kucing itu hewan-hewan yang hadir di sekeliling kita.
Bagaimana kita tahu bahwa itu adalah air liurnya? Bisa merujuk kepada hadist Abu Daud nomor 76. Riwayat dari Sayyidah Aisyah RA,
Saya pernah melihat Rasulullah SAW, beliau pernah berwudhu, menggunakan air yang pernah dijilat oleh kucing.
Jadi hadist ini pun berbicara tentang air liurnya, bukan kotorannya. Sekaligus ini membedakan air liur kucing dengan air liur anjing.
"Kalau air liur kucing menyentuh bejana, maka tidak perlu dibasuh, karena suci nilainya. Boleh Antum gunakan airnya. Tapi kalau anjing yang menjilatnya, maka baru dibasuh dengan tujuh basuhan, salah satu menggunakan tanah," terang Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz AdI Hidayat menjelaskan bahwa kesimpulan dari para ulama-ulama mazhab bahwa, air liur kucing itu atau hewan yang lebih kecil daripadanya ketika menjilat apapun maka dinilai suci.
"Kapan kemudian muncul keterangan jadi, maaf air pipis kucing. Nah itu kitab pernah disalin lagi teman-teman sekalian. Tapi salinannya tidak mengacu pada manuskrip, ada pecahan-pecahan," pungkas Ustaz Adi HIdayat.
"Ketika disalin itulah muncul versi kitab, berubah dari kata qaul jadi baul, jadi baulul hurrah. Baulul itu artinya air pipis. Maka berubah terjemahan, air pipisnya kucing itu suci. Darisini bencana mulai muncul," terang Ustaz Adi Hidayat.
(udn)