- tim tvOnenews
Hukum Tahlilan Menurut Alquran dan Hadist, Ada atau Tidak? Ustaz Adi Hidayat Bilang begini, Katanya...
"Bacakan dengan lisan kita Lailahaillallah, jangan terlalu panjang-panjang ya. Jangan baca yang lain-lain itu aja. Sampaikan, dekatkan dengan Allah. Berikan kalimat syahadat, itu yang disebut tahlil," pungkas Ustaz Adi Hidayat.
Setelah orang meninggal dunia, maka orang disekitarnya melakukan apa yang disebut takziah. "Apa itu takziah? Dari kata azza, yaizzu, takziatan, azza itu artinya mengangkat, meninggikan, menopang, menaikkan. Allah punya sifat Azza Wa Jalla, yang tinggi tidak akan pernah berkurang," terang Ustaz Adi Hidayat.
"Nah kalau ada seseorang meninggal, setelah dimakamkan, selesai seluruhnya, maka sunnah Nabinya, datang kerumahnya. Liat apakah dia memerlukan sesuatu, liat keadaan dapurnya. Bantu mereka," terang Ustaz Adi Hidayat.
Jadi sunnah pertama, ketika Anda datang ketempat orang yang meninggal, takziah yang dimaksud bukan melayat, tapi Anda angkat kembali barangkali moral yang sedang turun itu.
Sedangkan asal tahlilan itu sendiri menurut Ustaz Adi Hidayat berasal dari pertemuan Sunan Giri dan Sunan Kalijaga.
Saat itu Sunan Kalijaga meminta untuk merubah budaya pesta masyarakat ketika ada orang meninggal, untuk menggantinya dengan membaca kalimat tahlil.
Karena Sunan Giri khawatir hal tersebut dianggap jadi bagian dari agama. Namun Sunan Kalijaga bermaksud, kegiatan tujuh hari, 40 hari tersebut tetap berlangsung, tapi isinya dirubah dengan kalimat-kaliamat tahlil, tahmid.