Ustaz Firanda Andirja Jelaskan Kisah-kisah Fitnah di dalam Surah Al Kahfi.
Sumber :
  • Tangkapan Layar/YouTube Baitusyaakiriin TV

Ustaz Firanda Andirja Bagikan Empat Kisah Fitnah dalam Surah Al Kahfi, Diperintahkan Dibaca Setiap Hari Jumat

Jumat, 18 Agustus 2023 - 08:04 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Firanda Andirja menjelaskan bahwa ada empat kisah fitnah dalam Surah Al Kahfi.

Surah Al Kahfi diperintahkan dibaca setiap hari jumat.

Surah Al Kahfi memiliki banyak keutamaan. 

Salah satu keutamaan membaca Surah Al KAhfi adalah terhindar dari fitnah dajjal.

Keutamaan itu terlebih bagi yang menghafal 10 ayat pertama Surah Al Al Kahfi.

Mengenai keutamaan menghafal 10 ayat pertama ini, menurut Ustaz Firanda Andirja, sebagian ulama berusaha mencari hikmah.

“Mereka mengatakan bahwa 10 itu perwakilan dari Surah Al Kahfi,” ujar Ustaz Firanda Andirja, sebagaimana dikutip tvOnenews dari potongan video yang diunggah di akun YouTube Surabaya Mengaji pada Jumat (18/8/2023). 

“Kenapa karena dalam Surah Al Kahfi disebutkan empat kisah yang berkaitan dengan fitnah-fitnah,” jelas Ustaz Firanda Andirja.

Berikut penjelasan Ustaz Firanda Andirja tentang empat kisah fitnah yang terkandung dalam Surah Al Kahfi.

Kisah Ashabul Kahfi Tentang Fitnah Dunia

Kisah tentang fitnah pertama yang terdapat dalam Surah Al Kahfi adalah Ashabul Kahfi.

Ashabul Kahfi adalah kisah tentang sekelompok pemuda yang menghindari kezaliman penguasa demi mempertahankan aqidah mereka kepada Allah SWT.

“Ashabul Kahfi adalah pemuda yang difitnah. Fitnah dengan dunia, dan difitnah untuk diasingkan dari kampungnya,” ujar Ustaz Firanda Andirja.

Kelompok pemuda itu lolos dan lebih memilih agama daripada hidup kaya.

Kisah Shohibul Jannatain Tentang Fitnah Harta

Kisah Shohibul Jannatain adalah kisah antara dua sahabat yang diberikan rezeki dalam bentuk yang berbeda.

Kisah tentang dua orang lelaki di zaman dulu. Dimana yang satu beriman sementara temannya ingkar. 

Dalam Al-Qur’an tidak dijelaskan siapa mereka, baik nama atau di zaman siapa mereka hidup. 

“Allah sebutkan shohibul jannatain, seseorang yang diberikan taman-taman yang indah, diberikan kekayaan namun tidak bersyukur maka jadilah dia orang yang kafir,” ujar Ustaz Firanda Andirja.

“Dia tidak lolos dari fitnah,” sambung Ustaz Firanda Andirja.

Jadi dalam Surah Al Kahfi Allah SWT menyebutkan ada orang yang lolos dari fitnah dan ada yang tidak lolos dari fitnah.

Berikut ayat dalam Surah Al Kahfi yang berisi tentang Shohibul Jannatain.

جَعَلْنَا لأحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِن أعنابٍ وحَفَفْنَاهُمَا بِنَخْلٍ وجَعَلْنَا بينهما زَرْعًا * كِلتا الجنَّتَيْن آتتْ أُكُلَهَا ولم تَظْلِم منه شَيئًا وفَجَّرْنَا خلالهما نَهَرًا * وكان لهُ ثَمَرٌ

Artinya: 

“Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang. Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu, dan dia mempunyai kekayaan besar.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 32-34).

Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir Tentang Fitnah Ilmu

Kisah yang keempat kata Ustaz Firanda Andirja adalah tentang fitnah ilmu yang terjadi antara Nabi Musa dan Nabi Khidir.

“Nabi Musa ketika ditanya adalah orang yang lebih alim dari engkau? Kata Nabi Musa bilang tidak ada,” kata Ustaz Firanda Andirja.

Namun ternyata ada yang lebih alim yaitu Nabi Khidir AS.

“Maka Nabi Musa dengan penuh tawadhu berangkat. Ini fitnah ilmu,” kata Ustaz Firanda Andirja.

Mendengar ada yang lebih alim daripadanya, tidak menjadikan Nabi Musa menjadi sombong dan angkuh. 

“Maka dia berjalan menuntut ilmu dari Nabi Khidir yang sebelumnya tidak ia kenal, yang derajatnya lebih rendah dari Nabi Musa,” tandas Ustaz Firanda Andirja.

Nabi Musa AS adalah Ulul Azm, namun beliau tetap mau menuntut ilmu dari orang lebih rendah seperti Nabi Khidir AS.

“Orang yang selamat dari fitnah ilm,” kata Ustaz Firanda Andirja.

Kisah Raja Zulkarnain Tentang Fitnah Kekuasaan

Kisah dalam Surah Al Kahfi adalah tentang seorang Raja Shaleh yang bernama Zulkarnain.

“Keempat tentang Zulkarnain, yang Allah berikan dia kekayaan yang luar biasa, kekuatan yang luar biasa, menundukkan berbagai macam bangsa-bangsa. Tapi kekuasaan tersebut tidak menjadikan dia membangkang,” Ustaz Firanda Andirja.

“Malah menggunakan kekuasannya untuk menolong sesamanya. Salah satunya ia menolong orang-orang dari Ya’juj dan Ma’juj,” tandas Firanda Andirja.

Zulkarnain adalah raja yang membangun tembok sebagai penghalang Ya’juj dan Ma’juj.

Zulkarnain bukanlah nama pribadi, melainkan sebuah julukan dan hingga kini masih terus ditelusuri siapakah sebenarnya Raja Zulkarnain yang dimaksud dalam Surah Al Kahfi tersebut.

Di dalam Al-Qur'an nama Zulkarnain disebutkan sebanyak tiga kali, dalam ayat 83-102.

Berikut salah satu ayat dalam Surah Al Kahfi yang menjelaskan bahwa Zulkarnain membangun tembok untuk Ya’juj dan Ma’juj.

Surah Al-Kahfi Ayat 94

قَالُوْا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ اِنَّ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلٰٓى اَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا

Artinya:

“Mereka berkata, ‘Wahai Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?’”

Itulah empat kisah tentang fitnah yang dapat diambil pelajaran oleh kita semua.

Ustaz Firanda Andirja mengatakan bahwa wallahualam Surah Al Kahfi ini berkaitan dengan dajjal. 

“Maka barangsiapa yang mengerti kemudian dihafalkan 10 ayat pertamanya maka dajjal tak akan mengganggunya,” ujar Ustaz Firanda Andirja.

Semoga kita selalu dilindungi dari berbagai jenis fitnah, khususnya fitnah dajjal.

Berikut Isi Surah Al Kahfi Ayat 1-10

Ayat ke-1

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ

al-ḥamdu lillāhillażī anzala ‘alā ‘abdihil-kitāba wa lam yaj’al lahụ ‘iwajā

Artinya: 

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;

Ayat ke-2

قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا

qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya’malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā

Artinya:

Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,

Ayat ke-3

مَّٰكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا

mākiṡīna fīhi abadā

Artinya:

Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.

Ayat ke-4

وَيُنذِرَ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًا

wa yunżirallażīna qāluttakhażallāhu waladā

Artinya:

Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: “Allah mengambil seorang anak”.

Ayat ke-5

مَّا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِءَابَآئِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ ۚ إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا

mā lahum bihī min ‘ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibā

Artinya:

Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.

Ayat ke-6

فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَسَفًا

fa la’allaka bākhi’un nafsaka ‘alā āṡārihim il lam yu`minụ bihāżal-ḥadīṡi asafā

Artinya:

Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).

Ayat ke-7

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

innā ja’alnā mā ‘alal-arḍi zīnatal lahā linabluwahum ayyuhum aḥsanu ‘amalā

Artinya:

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

Ayat ke-8

وَإِنَّا لَجَٰعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا

wa innā lajā’ilụna mā ‘alaihā ṣa’īdan juruzā

Artinya:

Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.

Ayat ke-9

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَٰبَ ٱلْكَهْفِ وَٱلرَّقِيمِ كَانُوا۟ مِنْ ءَايَٰتِنَا عَجَبًا

am ḥasibta anna aṣ-ḥābal-kahfi war-raqīmi kānụ min āyātinā ‘ajabā

Artinya:

Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?

Ayat ke-10

إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā

Artinya:

(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.

Wallahua’lam

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:35
05:18
01:38
02:23
03:56
06:46
Viral