- kolase tvOnenews/canva/putri
Mengenal Bulan Safar dan Peristiwa Penting dalam Islam, Salah Satunya Pernikahan Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah RA
Jakarta, tvOnenews.com - Umat Islam sudah memasuki safar, bulan kedua dalam kalender hijriah.
Safar memiliki arti “sepi” atau “sunyi”.
Hal ini karena saat bulan Safar, keadaan masyarakat Arab selalu sepi.
Hal ini karena saat bulan safar, masyarakat orang Arab biasanya sering mengosongkan tempat kediaman mereka untuk berdagang atau berperang.
Hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh Imam Ibnu Katsir berikut ini.
صَفَرْ: سُمِيَ بِذَلِكَ لِخُلُوِّ بُيُوْتِهِمْ مِنْهُمْ، حِيْنَ يَخْرُجُوْنَ لِلْقِتَالِ وَالْأَسْفَارِ
Artinya:
“Safar dinamakan dengan nama tersebut, karena sepinya rumah-rumah mereka dari mereka, ketika mereka keluar untuk perang dan bepergian” dalam (Ibnu Katsir, Tafsîrubnu Katsîr, (Dârut Thayyibah, 1999], juz IV, halaman 146), dikutip tvOnenews dari situs NU Online pada Selasa (22/8/2023).
Sementara, dilansir dari situs resmi Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara (Kemenag Prov Sulut), telah menjadi kepercayaan keliru oleh sebagian umat bahwa Safar adalah bulan sial atau bulan bencana.
Padahal, mitos bahwa bulan Safar sebagai bulan sial ini sebenarnya sudah SAW yang menyatakan bahwa bulan Safar bukanlah bulan sial.
Sesuai hadis dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Saw bersabda, tidak ada penyakit menular (yang berlaku tanpa izin Allah), tidak ada buruk sangka pada sesuatu kejadian, tidak ada malang pada burung hantu, dan tidak ada bala (bencana) pada bulan Safar (seperti yang dipercayai).
Dalam Mandzumah Syarh al-Atsar fî mâ Warada ‘an Syahri Safar (hal 9), Habib Abu Bakar al-‘Adni bahkan menyebutkan bahwa Rasulullah melakukan sejumlah aktivitas penting di bulan safar guna menggugurkan anggapan negatif.
Berikut ini beberapa peristiwa bersejarah dalam Islam di Bulan Safar yang dilansir dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Selasa (22/8/2023).
1. Pernikahan Rasulullah dengan Sayyidah Khadijah
Ilustrasi Kaligrafi Nabi Muhammad SAW(kolase tvOnenews/canva/putri)
Sebagaimana yang kita ketahui, Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, seorang bangsawan Suku Quraisy yang terpandang, cerdas, dan berakhlak mulia itu merupakan istri pertama Rasulullah SAW.
Menurut Ibnu Ishak, Rasulullah SAW menikahi perempuan yang disebut juga “Ummul Mukminin” itu tepat pada bulan Safar, yakni ketika Rasulullah SAW berusia genap 26 tahun.
2. Pernikahan Ali bin Abi Thalib RA dengan Sayyidah Fatimah
Bulan Safar rupanya bukan saja bulan pernikahan Rasulullah SAW dengan Sayyidah Khadijah RA., melainkan juga bulan pernikahan putri Rasulullah, Sayyidah Fatimah RA dengan seorang sahabat yang pandai, Ali bin Abi Thalib RA. Keduanya menikah tepat pada bulan Safar di tahun ke-2 Hijriah.
3. Hijrah Pertama Rasulullah SAW
Pemakaman Baqi di Madinah (ant)
Salah satu momen bersejarah dalam khazanah Islam adalah hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa hijrah pertama tersebut terjadi pada bulan Safar. Rasulullah berangkat dari Makkah pada Bulan Safar, dan sampai di Madinah pada bulan Rabiul Awwal.
4. Penaklukan Romawi oleh Usamah bin Zaid
Romawi adalah satu dari beberapa imperium kekaisaran dengan kekuatan militer dan politik yang besar pada zaman Rasulullah SAW. Keberadaannya yang kuat seringkali menjadi halangan Rasul dan sahabat dalam berdakwah.
5. Perang Al-Abwa, Perang Pertama dalam Islam
Ilustrasi Perang Islam (U-Report)
Dalam terminologi sejarah keislaman, terdapat dua macam jenis perang, yakni Ghazwah yang artinya peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah SAW sendiri, dan Sariyah yang artinya peperangan yang dipimpin oleh para sahabat.
6. Perang Khaibar
Dikutip dari buku Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, sekembalinya Rasulullah SAW dari Hudaibiyah pada bulan Dzulhijjah, beliau tinggal di Madinah selama beberapa hari pada bulan Muharram, lalu sisa hari dari bulan Muharram ke Bulan Safar itulah Rasulullah SAW pergi menuju Khaibar.
Dengan pasukannya yang berjumlah 1.400 orang disertai 200 pasukan berkuda itu, Rasulullah SAW mampu menaklukan Khaibar yang meliputi benteng-benteng terkenal bernama Naim, Qumush, Syiq, dan Nithah. Perang tersebut terjadi pada tahun ketujuh hijriah di Bulan Safar.
7. Ekspedisi Qutbah bin Amir bin Hadidah
Qutbah bin Amir adalah seorang dari Kaum Ansor. Pada Bulan Safar di tahun 9 hijriah, Rasulullah SAW mengutus Qutbah bin Amir menuju daerah yang dihuni Suku Khas’am, dekat dengan wilayah Bisah dekat Turabah. Qutbah pergi dengan membawa 20 tentara, dan memerintahkannya untuk menyerang Suku Khas’am.
8. Berdiamnya Rasulullah Setelah Perang Dzu'Amr
Disitir dari keterangan Ibnu Ishaq, sekembalinya Rasulullah SAW dari perang Sawiq, nabi tinggal sementara di Madinah pada bulan Dzulhijjah dan Muharram dengan umatnya. Lalu Rasulullah SAW bersama 450 orang sahabatnya kemudian menyambangi wilayah Najid untuk memerangi Kabilah Ghathafan. Perang tersebut dikenal sebagai perang Dzu’Amr. Lalu Rasulullah SAW berdiam di wilayah Najid selama satu bulan Safar penuh.
9. Datangnya utusan dari Bani Udzra menghadap Rasulullah SAW
Dikutip dari Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, pada tahun ke – 9 Hijriah, setelah penaklukan Makkah dan sekembalinya Rasulullah dari perang Tabuk, masuklah momen bersejarah di mana Rasulullah SAW menyurati raja-raja dan pemimpin-pemimpin di semenanjung Arab untuk masuk dalam naungan Islam. Selepas itu banyak kabilah-kabilah Arab mengirim utusan menghadap Rasulullah dan menyatakan diri masuk Islam. Salah satu diantaranya adalah Bani Udzra.
10. Penaklukkan Mesir oleh Amr bin Ash
Amr bin Ash dikenal sebagai salah satu dari pemuka Suku Quraisy. Ia adalah seorang yang memiliki kelihaian dalam bertempur, bahkan dalam suatu pertempuran ia dapat menaklukkan Mesir dari cengkeraman Imperium Romawi dan Persia, sampai para sejarawan menjulukinya sebagai “Pembebas Mesir”.
Wallahua’lam