- Freepik
Ternyata Potong Kuku Ada Urutannya, Praktikkan Cara Ini Mulai Jumat Besok, Kata Ustaz Adi Hidayat
tvOnenews.com - Memotong kuku adalah bagian dari fitrah manusia yang dalam Islam dianjurkan dilaksanakan pada hari Jumat. Ustaz Adi Hidayat dalam ceramahnya mengajar bagaimana para ulama melakukan potong kuku.
Sunnah memotong kuku ini didapati dalam salah satu hadis Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه:
"Fitrah itu yaitu segala yang melekat pada kehidupan manusia. Setidaknya ada lima, yang pertama berkhitan, yang kedua membersihkan rambut di sekitaran kemaluan, ketiga mencabut atau membersihkan bulu ketiak, yang keempat menipiskan kumis, dan yang kelima adalah memotong kuku.”
Lima fitrah di atas menunjukkan bagaimana umat Islam merawat dirinya dan menjaga kebersihan tubuh karena memang sudah menjadi bawaan bagi manusia untuk cenderung hidup lebih bersih, rapi, dan indah.
Dalam kesempatan ini Ustaz Adi Hidayat mengajarkan cara memotong kuku yang singkat dan mudah untuk dipahami sebagaimana diajarkan para ulama yang termaktub di salah satu karya Al-Imaam An-Nawawi.
Pertama, hendaknya memulai dengan kalimat basmalah agar kegiatan memotong kuku ini menjadi ibadah yang bernilai pahala.
Kemudian tisu atau wadah tertentu untuk menadahi hasil potongan kuku. Adapun fungsi dari mengumpulkan potongan kuku akan dijelaskan di akhir artikel.
Setelah siap, mulailah memotong kuku, diawali dari tangan kanan pada jari telunjuk, lalu dilanjutkan jari kelingking, jari manis, jari tengah, lalu jempol.
Selanjutnya berpindah ke tangan kanan, dimulai dari jari kelingking, jari manis, jari tengah, jari telunjuk, lalu terakhir jempol.
Urutan yang sama juga berlaku untuk kuku di kaki. Mulailah dengan kaki kanan lalu kiri, sesuai urutan di atas.
Potongan kuku yang berhasil terkumpul kemudian dikubur ke tanah. Tujuannya adalah untuk menghargai bagian dari tubuh yang telah diciptakan Allah.
Mengubur kuku menurut Ustaz Adi Hidayat adalah bagian dari contoh sikap mulia para ulama yang bersambung pada sahabat bahkan sampai juga kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Dari kalangan sahabat ada yang membiasakan hal tersebut seperti Ibnu Umar atau hadis-hadis yang disampaikan oleh Imaam Sufyan Atsauri.
“Walaupun bukan kewajiban tapi dianjurkan untuk dikuburkan sama halnya pada rambut. Tujuan yang pertama dalam menghormati bagian dari tubuh kita yang telah Allah ciptakan,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Tujuan kedua adalah untuk menghindari hal-hal yang bisa menghadirkan mudarat yang tidak tampak seperti kebiasaan-kebiasaan tukang sihir yang seringkali menggunakan bagian-bagian dari potongan tubuh khususnya rambut.
“Ada juga yang terkait untuk menghindarkan kepentingan-kepentingan lain seperti rambut yang kasusnya digunakan untuk pakai wig,” ujarnya.
“Maka pada yang demikian akan lebih bagus kalau dikuburkan,” pungkasnya. (amr)