- freepik
Ustaz Abdul Somad Mengingatkan Betapa Dahsyatnya Doa Orang Ini: Langsung Diijabah oleh Allah SWT
Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Abdul Somad (UAS) menjelaskan bahwa ada sebuah doa dahsyat.
Oleh karenanya, Ustaz Abdul Somad mengingatkan kepada setiap muslim untuk waspada terhadap doa tersebut.
Hal ini karena doa itu langsung diijabah oleh Allah SWT.
Lantas doa apakah yang akan langsung diijabah oleh Allah?
“Takutlah kamu pada doa orang yang teraniaya,” kata Ustaz Abdul Somad, dikutip tvOnenews dari ceramah beliau di kanal YouTube Religi tvOne.
Kemudian Ustaz Abdul Somad menceritakan sebuah bukti dahsyatnya bahwa ada kisah nelayan yang ikannya dirampas oleh seorang raja.
“Ada seorang nelayan anaknya dalam keadaan lapar menangis meneteskan air mata karena tidak makan,” kata Ustaz Abdul Somad saat menceriatakan kisah tersebut.
“Lalu kemudian diambil jaringnya dia pun pergi ke tengah laut lalu kemudian dia pasang jaring Alhamdulillah usahanya dikabulkan Allah. Senang hati melihat seekor ikan besar,” sambung Ustaz Abdul Somad.
Kemudian ikan itu ia bawa pulang dan sepanjang perjalanan ia membayangkan wajah anaknya yang akan menyuap ikan.
“Hilang keringat dan air mata karena nanti anak akan makan nyaman tenang, perut kenyang, anak akan tidur,” ungkap Ustaz Abdul Somad.
“Tapi ternyata itu hanya sebagai mimpi semata karena di tengah perjalanan saat ditenteng ikan ada seorang raja penguasa yang ternyata suka melihat ikan ini,” sambung Ustaz Abdul Somad.
Pengawal raja itu pun meminta si nelayan untuk menyerahkan ikan tersebut.
Si nelayan berusaha menjelaskan bahwa ikan itu untuk anaknya yang sedang lapar.
“Namun ternyata orang-orang yang punya kuasa ini merasa ada kenikmatan saat merampas ikan itu,” kata Ustaz Abdul Somad.
Ilustrasi Orang yang sedang Berdoa (istockphoto)
“Kepuasan orang yang zalim dari orang yang lemah adalah saat menampakkan kezalimannya dengan menunjukkan kuasa terhadap orang yang hina,” sambung Ustaz Abdul Somad.
Kata Ustaz Abdul Somad, ada kenikmatan tersendiri bagi mereka yang punya penyakit luar biasa.
“Namun kekuasaan itu langsung berubah menjadi azab yang luar biasa,” tandas Ustaz Abdul Somad.
Ikan milik nelayan yang akan berikan kepada anaknya yang kelaparan itu memberikan penyakit kepada sang raja.
“Tiba-tiba saja raja merasakan sakit yang luar biasa, dipanggil lah dokter untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata racun dari ikan itu,” kata Ustaz Abdul Somad.
Ikan beracun sudah masuk ke dalam tubuh raja dan tak menunjukkan kesembuhan meski sudah lama.
“Bahkan tangan tuan raja harus diamputasi karena tidak ada obat lain,” kata Ustaz Abdul Somad saat menceritakan kisah itu.
“Akhirnya jari harus hilang tapi ternyata nyerinya tetap tidak hilang, harus dipotong sampai ke pergelangan naudzubillah menyakitkan mengerikan menakutkan tapi ini harus dilakukan,” ujar Ustaz Abdul Somad saat melanjutkan kisah itu.
Namun sakit masih terasa dan dianjurkan dipotong hingga ke pergelangan tangan.
“Masih tetap tidak hilang nyeri denyut kalau begitu mesti dipotong sampai ke siku, apa boleh buat itulah satu-satunya solusinya nauzubillah,” kata Ustaz Abdul Somad.
Kemudian dipanggillah yang dapat melihat hati agar raja tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan hati.
“Kemudian dikatakan ada orang yang sedang teraniaya, coba kau renung kembali,” kata Ustaz Abdul Somad.
“Kemudian raja ingat akan ikan yang ia ambil dari orang yang sedang pulang dan akan memberikan sesuatu makanan pada anak-anak yang menangis di rumah,” sambung Ustaz Abdul Somad.
Ternyata ada orang yang teraniaya dan hatinya tersinggung. Kemudian dipanggillah nelayan itu.
“Nelayan yang teraniaya datang ke istana raja yang megah dan ia bertanya kepada nelayan apakah sudi memaafkan,” kata Ustaz Abdul Somad.
Nelayan itu kemudian berkata bahwa ia sudah lama memaafkan dan melupakan kejadian itu.
Raja lalu bertanya apa yang sebenarnya kamu munajatkan kepada Allah SWT hingga aku sakit sampai menyakitkan seperti ini.
Tidak banyak apa yang saya katakan, saya hanya berkata Ya Allah raja sudah menunjukkan kuasanya maka tunjukkan kuasaMu,” kata Ustaz Abdul Somad.
Mendengar hal itu, bergetar hati sang raja.
Ternyata si nelayan tidak mengadu tidak meminta kepada manusia dia tidak berharap kepada hamba tapi dia mengadu kepada pemilik hamba.
“Hati seorang manusia berada dalam genggaman kuasa Allah subhanahu wa ta'ala, maka mengadulah kepadaNya,” kata Ustaz Abdul Somad.
Ustaz Abdul Somad kemudian mengingatkan jika kita mengadu kepada manusia hanya akan mendapat kecewa.
“Mengadu kepada kawan esok dia akan berubah menjadi lawan,” ingat Ustaz Abdul Somad.
“Mmengadu kepada penguasa boleh jadi akan sia-sia, tapi mengadu kepada Allah yang tak pernah mengecewakan,” tandas Ustaz Abdul Somad.
Harapan dan munajat serta permohonan dengan satu kalimat Ya Allah raja sudah menunjukkan kuasanya maka tunjukkan KuasaMu.
“Ikan yang juga lemah tapi ternyata gigi taringnya mengandung bisa dan bisa itu masuk ke dalam tubuh raja dan masuk ke dalam tulang hingga raja dipotong tangannya,” jelas Ustaz Abdul Somad.
Begitulah Allah membalas kezaliman yang dilakukan oleh sang raja.
Maka Ustaz Abdul Somad meminta agar kita berhati-hati jangan sampai menganiaya seseorang.
“Hati-hati, waspada terhadap doa orang yang teraniaya,” tandas Ustaz Abdul Somad mengingatkan setiap Muslim.
“Mudah-mudahan tidak pernah menganiaya, Jika menganiaya lekas minta maaf,” tutup Ustaz Abdul Somad.
Dalil Tentang Dahsyatnya Doa Orang yang Teraniaya
Ilustrasi Muslim yang sedang Membaca Hadits (freepik/rawpixel.com)
Hadits Bukhari
وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
Artinya: "Waspadailah doa orang yang terzalimi, karena tidak ada hijab (penghalang) antara ia dan Allah." (HR Bukhari).
Surah An Nisa Ayat 148
لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الْجَهْرَ بِالسُّوْۤءِ مِنَ الْقَوْلِ اِلَّا مَنْ ظُلِمَ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيْعًا عَلِيْمًا
Artinya: "Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS An Nisa: 148).
Itulah dahsyatnya doa orang yang teraniaya.
Semoga kita dijauhkan dari sikap yang dapat menyakiti orang lain.
Disarankan, meminta pendapat langsung kepada Ulama atau Ahli Agama Islam agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahua’lam