- pixabay/xegref
Shalat Dhuha di Awal Waktu, Ustaz Adi Hidayat: Ini Senilai Pahala Haji dan Umrah
Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat menjelaskan fadhilah shalat dhuha di awal waktu.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan bahwa fadhilah shalat dhuha di awal adalah senilai pahala ibadah haji dan umrah.
Shalat dhuha adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan.
Shalat dhuha biasanya ditunaikan sebanyak dua rakaat hingga delapan rakaat.
Shalat dhuha dikerjakan setelah terbit matahari atau syuruq hingga sebelum tergelincirnya matahari atau menjelang waktu zuhur.
Dari sepanjang waktu itu, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa shalat dhuha terbagi dalam tiga waktu.
Tiga waktu shalat dhuha itu adalah awal, tengah dan akhir.
Lantas kapan dan apa saja fadhilah waktu-waktu dhuha tersebut?
Berikut penjelasan Ustaz Adi Hidayat (UAH) yang dikutip tvOnenews dari pada Senin (18/9/2023) dari ceramah beliau yang diunggah di kanal YouTube Adi Hidayat Official.
Awal Shalat Dhuha, Fadhilah Pahala Senilai Haji dan Umrah
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan jika shalat dhuha dilakukan di awal waktu akan senilai pahala haji dan umrah.
“Shalat dhuha itu waktunya dimulai sejak waktu syuruq, saat perjalanan matahari yang bergerak dari terbit sampai berada di posisi tempat terbitnya sampai bergeser lagi sekira bayangan itu satu tombak,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Jemaah Haji saat Jalani Ibadah 2023 (tim tvOne/Puji)
Waktunya bernama syuruq, pergerakan mataharinya namanya isyraq, matahari berada di porosnya disebut masyriq.
“Saat bayangan matahari satu tombak inilah waktu syuruq atau awal dhuha,” kata Ustaz Adi Hidayat.
“Awal dhuha, tarik 1 jam setelah shalat subuh, kurang lebih 1 jam paling cepat, awal syuruq 6.30 boleh nambah 15 menit tak ada masalah,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Adapun kemuliaan yang ada di awal dhuha ini antara lain dikatakan oleh Ustaz Adi Hidayat tercantum dalam hadits At-Tirmidzi.
“Siapa menunaikan shalat subuh dengan jamaah atau di hadits lain dikatakan di masjid, lalu dia tidak langsung beranjak, dia berzikir dulu hingga sampai tiba awal dhuha, kemudian dia shalat di awal dhuha itu, maka ia dapat pahala senilai haji dan umrah,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Namun Ustaz Adi Hidayat mengingatkan bahwa hal tersebut jangan dipahami dengan kalimat bahwa jika shalat syuruq artinya sudah haji dan umrah.
“Ini senilai pahala haji dan umrah tapi belum tentu dapat kemuliaan shalat di masjidil haram masjid nabawi,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Namun pahala mengerjakan shalat syuruq itu pahalanya baik yakni seperti mengerjakan haji dan umrah.
“Berpeluang dapat surga dan rahmat Allah SWT, berpeluang merubah perilaku jadi lebih baik,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Hal ini karena makna dari kata Al Birru adalah perubahan dari sifat kurang baik jadi baik.
“Ketika melekat pada pelakunya haji mabrur, nah orang yang belum bisa haji dan umrah konsisten shalat syuruq awal dhuha, karena dapat bisa merubah jadi lebih baik,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Pertengahan Shalat Dhuha, Fadhilah Menjaga dari Musibah Umum
Ilustrasi Seorang Muslim sedang Shalat Dhuha (freepik/garakta_studio)
Waktu kedua untuk shalat dhuha yakni saat matahari naik sekitar pukul 07.30 Wib.
“Sekitar setengah delapan sampai jam 8. Itu sudah pertengahan dhuha, jika dikonversi sekarang sampai 10.30 itu pertengahan dhuha,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Jika awal dhuha bilangannya 2 rakaat, kata Ustaz Adi Hidayat pertengahan dhuha bisa sampai 4 rakaat.
“Bisa sampai empat, manfaat banyak, itu dimaksud pengganti dzikir dari seluruh tubuh. Tubuh kita kan harusnya dzikir, itu tertutupi dengan shalat dhuha 2 rakaat di pertengahan,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Keutamaan shalat dhuha di pertengahan ini kata Ustaz Adi Hidayat jika diteruskan sampai empat rakaat, maka dapat menjaga kita dari musibah umum yang mungkin terjadi.
“Misal di komplek kita banjir, rumah kita tidak kena, atau macet tapi kita tidak macet, misal ada yang arahkan atau kita dikasih kemudahan, dan lain sebagainya,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Akhir Shalat Dhuha, Fadhilah Kemudahan Rezeki
Ilustrasi Seorang Muslim Akan Shalat Dhuha (freepik/wirestock)
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa waktu akhir shalat dhuha adalah sejak pukul 10.30 hingga adzan dzuhur.
“Sampai menjelang dzuhur dari 10.30 sampai adzan dzuhur, bisa sampai 8 rakaat,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Kemudian Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa shalat dhuha di akhir ini dapat dilakukan hingga 8 rakaat.
“Kerjakan dua dua, kerjakan sampai 8, atau mau empat-empat juga bisa,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Adapun fadillah dari shalat dhuha di akhir waktu ini kata Ustaz Adi Hidayat dapat memudahkan limpahan rezeki.
Jika tujuannya hal itu, kata Ustaz Adi Hidayat biasanya kalau dapat rezekinya berkahnya akan hilang.
“Saya saran kerjakan lillah biarkan Allah yang memberikan,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Namun setiap muslim dianjurkan untuk senantiasa ingat bahwa rezeki bukan hanya berupa uang.
“Dhuha yang ditunaikan bisa mempercepat datangnya rezeki tapi jangan tafsirkan dengan uang atau proyek saja,
"Rezeki bisa kesehatan, bisa ketenangan, yang kalau gelisah bisa ke psikolog, tenang itu mahal,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Shalat Dhuha Boleh Berjamaah?
Ilustrasi Dua Orang Muslim sedang Shalat Jamaah (tim tvOnenews/Julio)
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa shalat dhuha sifatnya sendirian. Namun tak ada larangan jika dilakukan berjamaah.
“Pernah ada kasus di belakang ikut makmum, Nabi tidak menegur. Maka ulama melihat itu dibolehkannya dalam keadaan tertentu, dhuha boleh berjamaah,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
“Misal ayah ingin melatih anak dan istri lalu diajak berjamaah atau guru ajari murid, itu tak ada perbedaan pendapat. Namun bukan berarti jadi kebiasaan yang dilakukan,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Kata Ustaz Adi Hidayat, hal ini juga sama seperti shalat malam. Shalat sendirian juga tapi bukan berarti tidak boleh berjamaah.
“Dalilnya banyak yang paling populer hadits ibnu abbas di Abu Dawud. Beliau sampai nginap di rumah bibinya untuk melihat kebiasaan Nabi di malam hari kemudian beliau memviralkan, jadi kejadian baik boleh diviralkan,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Itulah penjelasan mengenai waktu shalat dhuha dan fadhilahnya.
Disarankan agar menanyakan langsung kepada ulama, pendakwah atau Ahli Agama Islam, agar mendapatkan pemahaman lebih dalam.
Wallahua’lam