- Istockphoto
Jangan Langsung Tidur, Ustaz Adi Hidayat Sarankan Baca Surah dan Ayat Ini Dulu: Terhindar dari Mimpi Buruk Akibat Setan
Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat mengingatkan bahwa setan akan tetap mengganggu manusia, meskipun sedang tidur.
Salah satu bentuk gangguan setan saat tidur adalah mimpi buruk.
Untuk menghindari mimpi buruk akibat setan, Ustaz Adi Hidayat menyarankan kepada setiap Muslim untuk membaca surah dan ayat ini.
Lantas surah dan ayat apakah yang disarankan oleh Ustaz Adi Hidayat?
Ustaz Adi Hidayat menyarankan agar surah dan ayat ini dibaca sebelum tidur.
Surah dan ayat ini dibaca setelah doa tidur.
“Ayat kursi boleh,” ujar Ustaz Adi Hidayat dalam ceramahnya yang dikutip tvOnenews.com pada Kamis (5/10/2023) dari kanal YouTube Adi Hidayat Official.
Kemudian agar terhindar dari setan, juga disarankan membaca tiga surah terakhir dalam Al-Qur’an.
“Ada tiga Qul, Al ikhlas, Al Falaq, An Nas, itu haditsnya jelas, sebelum tidur kita baca itu,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Namun Ustaz Adi Hidayat mengingatkan bahwa ayat kursi dan tiga surah itu untuk menghindarkan kita dari gangguan saat tidur dunia.
“Itu gangguan pengantar dalam tidur dunia, tidur yang pendek yang mungkin besok bangun lagi,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
“Supaya tidak diganggu setan,” sambung Ustaz Adi Hidayat.
Hal ini karena meski kita sedang tertidur, setan tetap akan mengganggu.
“Setan dalam tidur pun mengganggu, makanya ada yang mimpi buruk, ada saat tidur mencela,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Jika saat kita tidur kita bermimpi marah atau mencela, kata Ustaz Adi Hidayat itu artinya ada yang belum tuntas.
Maka Ustaz Adi Hidayat menyarankan agar sebelum tidur, kita beristighfar.
“Sebelum tidur istighfar, 70 kali, 100 kali,” saran Ustaz Adi Hidayat.
Bacaan Lengkap dari Ayat Kursi, Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas
Bacaan Lengkap Ayat Kursi, Surah Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas (istockphoto)
Ayat Kursi
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm
Artinya:
“Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al Baqarah: 255)
Surat Al Ikhlas Ayat 1-4
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚاَ للّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ
Qul huwallāhu aḥad(un).
Allāhuṣ-ṣamad(u).
Lam yalid wa lam yūlad.
Wa lam yakul lahū kufuwan aḥad(un).
Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Surah Al Falaq Ayat 1-5
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Qul a‘ūżu birabbil-falaq(i).
Min syarri mā khalaq(a).
Wa min syarri gāsiqin iżā waqab(a).
Wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad(i).
Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad
Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”.
Surah An Naas Ayat 1-6
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
Qul a‘ūżu birabbin-nās(i).
Malikin-nās(i).
Ilāhin-nās(i).
Min syarril-waswāsil-khannās(i).
Allażī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās(i).
Minal jinnati wan-nās(i).
Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.”
Itulah surah dan ayat yang dianjurkan dibaca sebelum tidur dan dapat menghindari kita dari mimpi buruk.
Semoga artikel ini bermanfaat.
Disarankan agar bertanya langsung kepada Ulama, Pendakwah atau Ahli Agama Islam agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahua’lam