Ilustrasi Seorang Muslim sedang Shalat Dhuha di Masjid.
Sumber :
  • tim tvOnenews/Julio Trisaputra

Lebih Baik Shalat Dhuha di Rumah atau di Kantor? Buya Yahya Bagikan Beberapa Kaidahnya

Selasa, 10 Oktober 2023 - 09:03 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Buya Yahya menjelaskan bahwa shalat sunnah dianjurkan dilakukan di rumah.

“Lebih bagus shalat dilakukan di rumahnya,” ujar Buya Yahya, sebagaimana dikutip tvOnenews.com pada Selasa (10/10/2023) dari kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Salah satu shalat sunnah yang dianjurkan adalah dhuha.

Waktu shalat dhuha adalah sejak matahari terbit hingga sesaat sebelum dzuhur.

Namun banyak Muslim yang harus pergi kerja sejak subuh.

Lantas jika kondisinya seperti itu, lebih baik shalat dhuha dimanakah?

Apakah Shalat dhuha Harus di rumah atau Boleh di Kantor?

Buya Yahya menjelaskan bahwa semua shalat sunnah lebih bagus jika dilakukan di rumahnya.

Namun sebenarnya, ada beberapa kaidah mengenai pelaksanaan shalat sunnah.

“Jika setelah shalat subuh tetap berdiam di masjid, lalu dhuhanya di masjid tak apa,” jelas Buya Yahya.

Kemudian Buya Yahya menjelaskan bahwa itu adalah kaidah yang pertama.

Sementara kaidah kedua adalah tergantung kenyamanan.

“Kaidah kedua yang paling nyaman bagi Anda, yang bisa mendorong kekhusyukan,” jelas Buya Yahya.

Jadi, Buya Yahya menegaskan jika di rumah tak bisa khusyuk maka lakukanlah di kantor.

“Jika kantor Anda membuat ibadah Anda khusyuk silahkan. Asal ibadah tak mengganggu kerja,” tandas Buya Yahya.

“Jika Anda kerja ya ibadahnya kerja Jangan shalat terus,” kata Buya Yahya seraya mengingatkan.

Jadi meski shalat dhuha diutamakan di rumah, namun boleh dilakukan di tempat di kantor.

“Minimal dua rakaat, paling sempurna delapan rakaat,” jelas Buya Yahya.

Bagaimana Jika di Rumah Tak Bisa dan di Kantor Harus Segera Kerja?


Ilustrasi Seorang Muslim sedang Shalat Dhuha (istockphoto)

Buya Yahya memberikan tips kepada orang yang tidak bisa melakukan shalat dhuha di rumah atau di kantor.

“Jika di rumah tidak bisa dan di kantor harus langsung kerja, shalat di atas kendaraan," saran Buya Yahya.

Hal ini kata Buya Yahya dilakukan Nabi Muhammad SAW.

“Nabi tidak pernah meninggalkan shalat sunnah meski dalam perjalanan,” kata Buya Yahya.

Saat dalam perjalanan, arah kendaraanmu adalah kiblat.

Kecuali kendaraannya berhenti, arah kiblat harus ke arah Ka’bah.

“Nabi saat mengendarai untanya tetap shalat,” ujar Buya Yahya.

Buya Yahya menyarankan hal ini. Siapa yang mengamalkannya maka pasti shalat sunnahnya jadi banyak.

“Nabi pernah melakukan, jadi jangan ragu,” kata Buya Yahya.

Hadits Tentang Shalat Dhuha


Hadits Tentang Shalat Dhuha (freepik)

Shalat dhuha adalah ibadah sunnah. 

Shalat ini boleh dilakukan mulai dua rakaat hingga delapan. 

Silahkan melaksanakan shalat dhuha, selama tidak melalaikan kewajiban-kewajiban lainnya. 

Berikut beberapa dalil yang berisi tentang shalat dhuha. 

Hadits Abu ad-Dardak

 عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ:أَوْصَانِى حَبِيبِى صلى الله عليه وسلم بِثَلاَثٍ لَنْ أَدَعَهُنَّ مَا عِشْتُ: بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَصَلاَةِ الضُّحَى، وَبِأَنْ لاَ أَنَامَ حَتَّى أُوتِرَ. (رواه مسلم 

“Dari Abu ad-Dardak (diriwayatkan bahwa) ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah) shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatiku tiga perkara yang tidak akan aku tinggalkan selama aku masih hidup: Puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha, dan aku tidak tidur sehingga shalat witir dahulu” (HR. Muslim).

Hadits Abu Hurairah

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: أَوْصَانِى خَلِيلِى صلى الله عليه وسلم بِثَلاَثٍ: بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ. (رواه مسلم)

“Dari Abu Hurairah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: “Kawan karibku (Rasulullah) shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatiku tiga hal: Puasa tiga hari pada setiap bulan, shalat dhuha dua rakaat, dan shalat witir sebelum tidur” (HR. Muslim).

Hadits Abu Dzar

عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ: يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى. (رواه مسلم)

Artinya : Dari Abu Dzarr, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: “Hendaklah setiap pagi setiap sendi salah seorang di antara kamu melakukan sedekah. Setiap tasbih itu sedekah, setiap tahmid itu sedekah, setiap tahlil itu sedekah, setiap takbir itu sedekah, amar ma’ruf itu sedekah, nahi munkar itu sedekah. Semua itu dicukupi dengan dua rakaat yang dilakukan pada waktu dhuha” (HR. Muslim).

Tata Cara Shalat Dhuha


Tata Cara Shalat Dhuha (tim tvOnenews/julio)

Berikut tata cara sholat dhuha 2 rakaat yang benar:

1. Baca niat sholat dhuha, seperti yang sudah dilafalkan di atas

Adapun bacaan dari niat shalat dhuha adalah sebagai berikut:

اُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatad dhuha rok’ataini lillaahi ta’ala.

Artinya:

“Aku niat melakukan sholat sunah Dhuha dua rakaat karena Allah ta’ala.”

2. Takbiratul Ihram, sambil membaca “Allahu Akbar”

3. Membaca Doa Iftitah (Sunnah)

4. Membaca surat Al-Fatihah

5. Membaca surat Ad-Dhuha (dapat diganti yang lain jika tak hafal)

6. Rukuk dengan tuma'ninah

7. I'tidal dengan tuma’ninah

8. Sujud dengan tuma’ninah

9. Duduk di antara dua sujud dengan tumakninah

10. Sujud kedua dengan tuma’ninah

11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

12. Membaca surat Al-Fatihah

13. Membaca surat As-Syams (dapat diganti yang lain jika tak hafal)

14. Rukuk dengan tuma'ninah

15. I'tidal dengan tuma'ninah

16. Sujud dengan tuma'ninah

17. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah

18. Sujud kedua dengan tumakninah

19. Tasyahud Akhir dengan tuma'ninah

20. Salam

21. Membaca doa sholat dhuha

Setelah selesai shalat dhuha, dianjurkan membaca doa berikut ini:

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibadikash shalihin.

Artinya:

“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh.”

(Lihat: Abu Bakar Syatha ad-Dimyati, I’anatut Thalibin, juz 1, hal 295)

Itulah tempat terbaik dari shalat dhuha serta tata caranya.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Disarankan bertanya langsung kepada ulama, pendakwah atau Ahli Agama Islam agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.

Wallahua’alam

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:06
04:32
01:23
03:07
02:33
04:17
Viral