- kolase tvOnenews/envato element/tim tvOne/hartono
Hujan Tak Kunjung Datang hingga Membuat Tanah Kering Kerontang, Silahkan Amalkan Shalat dan Baca Doa Minta Hujan Berikut Ini
Jakarta, tvOnenews.com - Shalat istisqa atau minta hujan adalah amalan yang dapat dilakukan ketika kekeringan melanda.
Sebagaimana kita tahu, meski sudah beberapa kali turun hujan di sebagian wilayah.
Namun kemarau panjang masih melanda Indonesia.
Akibatnya, banyak daerah yang mengalami kekeringan.
Oleh karenanya, banyak ulama, pendakwah dan tokoh agama yang menjalankan shalat istisqa atau minta hujan.
Lantas bagaimanakah cara shalat istisqa atau minta hujan?
Berikut panduan lengkap yang dilansir tvOnenews.com dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag).
Sesuai dengan namanya, al-istisqa artinya meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya).
Para ulama Fiqih mendefinisikan shalat Istisqa sebagai shalat sunnah muakkad.
Shalat istisqa dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.
Shalat istisqa telah dipraktikkan sejak zaman Rasulullah SAW.
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. disebutkan:
خرج النبي صلى الله عليه وسلم يوماً يستسقي فصلى بنا ركعتين بلا أذان ولا إقامة ثم خطبنا ودعا الله عز وجل وحول وجهه نحو القبلة رافعاً يديه ثم قلب ردائه فجعل الأيمن الأيسر والأيسر الأيمن
Artinya: Nabi Muhammad Saw keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau shalat dua rakaat bersama kita tanpa adzan dan iqamah, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah Swt dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya (HR. Imam Ahmad).
Waktu Pelaksanaan Shalat Istisqa
Hujan Tak Kunjung Datang hingga Membuat Tanah Kering Kerontang, Silahkan Amalkan Shalat dan Baca Doa Minta Hujan Berikut Ini (pixabay/klimkin)
Adapun waktu pelaksanaan shalat istisqa adalah di siang hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari istri beliau, Aisyah Ra.:
خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم حين بدا حاجب الشمس
Dalam hadits ini Rasulullah SAW mengerjakan shalat istisqa setelah matahari muncul di atas permukaan bumi, seperti waktu dimulainya salat Idul Fitri atau idul Adha.
Para ulama berpendapat shalat istisqa dapat dikerjakan hingga sore hari, asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan shalat, yaitu pas matahari di atas kepala dan pas terbenam matahari.
Tata Cara Shalat Istisqa
Hujan Tak Kunjung Datang hingga Membuat Tanah Kering Kerontang, Silahkan Amalkan Shalat dan Baca Doa Minta Hujan Berikut Ini (ANTARA)
Adapun mengenai tata cara shalat Istisqa adalah sebagai berikut.
Pertama: imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk mengerjakan shalat secara berjamaah.
Kedua: imam dan makmum tanpa didahului adzan dan iqamat berniat membaca niat shalat istisqa'
Berikut niat dari shalat istisqa.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ اماما /مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَىى
Ketiga: sesudah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir 7 x pada rakaat pertama, dan 5 x takbir pada rakaat kedua.
Keempat: pada tiap-tiap rakaatnya imam membaca surat al-Fatihah dan satu surat pendek secara jelas yang dapat didengarkan oleh para makmum.
Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, dua sujud dan duduk di antara dua sujud.
Kelima: pada rakaat kedua setelah sujud, imam dan makmum melakukan duduk tahiyat akhir dan membaca bacaan tahiyyat, tasyahhud, dan shalawat seperti yang dibaca dalam shalat wajib.
Diakhiri dengan bacaan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan dan ke kiri.
Keenam: imam menyampaikan khutbah dan didengarkan oleh jamaah yang hadir.
Khutbah shalat istisqa terdiri dari dua khutbah yang disampaikan khatib dengan cara berdiri dan sekali duduk di antara kedua khutbah.
Rukun khutbah dan tata caranya dalam shalat istisqa' sama dengan yang dilakukan khatib sesudah shalat Id.
Diantaranya membaca takbir 9 x pada khutbah pertama dan takbir 7 x pada khutbah kedua.
Materi Khutbah Setelah Shalat Minta Hujan
Hujan Tak Kunjung Datang hingga Membuat Tanah Kering Kerontang, Silahkan Amalkan Shalat dan Baca Doa Minta Hujan Berikut Ini (tim tvOne/Puji)
Dalam materi khutbah dianjurkan khatib mengajak umat Islam untuk bertaubat.
Selain itu juga dianjurkan meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar.
Dengan melakukan itu, diharapkan Allah SWT akan mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.
Namun setiap mengakhiri khutbah pertama dan khutbah kedua, khatib disunnahkan membaca doa dengan cara:
Membalikkan badan dan membelakangi jamaaah untuk menghadap kiblat,
Menukar posisi selendang sorban di pundaknya, seraya mengangkat kedua tangannya.
Doa yang Dipanjatkan Setelah Shalat Istisqa
ilustrasi Orang yang Berdoa Setelah Shalat Istisqa (pexels)
Berikut doa setelah shalat istisqa yang dilansir dari laman NU Online.
Doa istisqa ini diriwayatkan oleh sejumlah perawi seperti Imam As-Syafi’i, Abu Dawud, dan perawi lainnya.
Berikut ini merupakan doa istisqa yang dikutip dari Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin, Busyral Karim, Beirut, Darul Fikr, 1433-1434 H/2012 M, juz II, halaman 366.
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا هَنِيئًا مَرِيعًا غَدَقًا مُجَلَّلًا عَامَّا طَبَقًا سَحًّا دَائِمًا
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ
اللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلَادِ وَالْبَهَائِمِ وَالْخَلْقِ مِنَ الْبَلَاءِ وَالْجَهْدِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُو إِلَّا إِلَيْكَ
اللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ وَاسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْسَمَاءِ وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ
اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْجَهْدَ وَالْجُوعَ وَالْعُرْيَ وَاكْشِفْ عَنَّا الْبَلَاءَ مَا لَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
اللَّهُمَّ إِنَا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا
Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī’an marī‘an (lan riwayat murī‘an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā’iman.
Artinya, “Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi.”
Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj‘alnā minal qānithīn.
Artinya, “Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus harapan.”
Allāhumma inna bil ‘ibādi wal bilādi wal bahā’imi wal khalqi minal balā’i wal juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika.
Artinya, “Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu .”
Allāhumma anbit lanaz zar‘a, wa adirra lanad dhar‘a, wasqinā min barakātis samā’i, wa anbit lanā min barakātil ardhi.
Artinya, “Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.”
Allāhummarfa‘ ‘annal jahda wal jū‘a wal ‘urā, waksyif ‘annal balā’a mā lā yaksyifuhū ghairuka.
Artinya, “Ya Allah, angkat dari bahu kami kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu.”
Allāhumma innā nastaghfiruka, innaka kunta ghaffārā, fa arsilis samā’a ‘alainā midrārā.
Artinya, “Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu.”
Demikian penjelasan mengenai shalat istisqa atau minta hujan.
Semoga negeri kita ini selamat dari dampak perubahan iklim yang ekstrim.
Disarankan bertanya langsung kepada ulama, pendakwah atau ahli agama Islam agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahua’lam