- Istimewa
Ustaz Abdul Somad Ingatkan Tanpa Pengakuan Palestina, Mungkin Indonesia Tidak Pernah Berdaulat
Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Abdul Somad (UAS) akan pimpin Tabligh Akbar dan penggalangan dana untuk Palestina dari Bumi Melayu Riau, Jumat (10/11/2023).
Dalam unggahan yang dibagikan diingatkan bahwa “Tanpa Pengakuan Palestina, Mungkin Kita Tidak Pernah Berdaulat”.
Apakah maksud Indonesia Tidak Berdaulat Tanpa Pengakuan Palestina?
Hal ini karena Palestina adalah satu diantara negara yang pertama mengakui kedaulatan Indonesia di masa perjuangan kemerdekaan.
“Kalaulah mereka tidak mengakui kemerdekaan negeri ini, barangkali penjajahan terhadap kita belum juga berakhir,” dikutip dari keterangan yang ditulis dari akun tabungwakafumat_official dan
ustadzabdulsomad_official.
Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan orang Melayu dengan orang Palestina tidak sekedar hubungan balas budi karena pengakuan kedaulatan negara.
“Tapi lebih dari itu. Ada hubungan sejarah dan akidah,” tulisnya.
Hal ini karena Masjidil Aqsa Kiblat Pertama umat Islam dan Masjidil Haram Ketiga setelah Baitullah di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
“Bagi umat Islam, perjuangan memerdekakan Al Aqsa dan peduli terhadap masyarakatnya adalah bagian dari prinsip hidup seluruh umat Islam,” tandasnya.
Sebagai informasi, Tabligh Akbar di Bumi Riau akan dilakukan waktu Isya di Masjid Raya An Nur, Provinsi Riau.
Peran Palestina dalam Kemerdekaan Indonesia
Mufti Asal Palestina yang Berperan dalam Kemerdekaan Indonesia, Syaikh Muhammad Amin Al Husaini (wikipedia commons)
Dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ada seorang Mufti dari Palestina yang berperan besar.
Beliau adalah Syaikh Muhammad Amin Al Husaini.
Pada September 1944, Syaikh Muhammad Amin Al Husaini dengan sangat luar biasa, lantang dan semangat dalam memberikan dukungan yang sangat mutlak terhadap kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Syekh Muhammad Amin Al-Husaini memberi ucapan selamat pada Indonesia melalui Radio Berlin dengan berbahasa Arab yang saat itu sedang berada di Jerman.
Maka secara de facto Palestina mengakui kedaulatan Indonesia pada 6 September 1944.
Dukungan yang disiarkan melalui radio Jerman berbahasa Arab inilah yang kemudian menyebar di dunia Arab yang melahirkan dukungan-dukungan baru yang sangat kuat.
Inilah yang menjadikan hubungan Indonesia dan Palestina amat dekat.
Karena pada saat Palestina mengumumkan kedaulatan Indonesia, janji pemberian kemerdekaan itu masih sebatas janji dari Perdana Menteri Jepang, Koiso.
Tak hanya itu, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini juga dikabarkan dekat dengan tokoh Muslim Indonesia dan berkenan menyambut kedatangan delegasi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), dilansir dari NU Online.
Syekh Muhammad Amin Al-Husaini bahkan juga sempat berdiskusi dengan Wakil Presiden RI, Mohammad Hatta.
Namun sayangnya, 4 tahun yani 1948, setelah kemerdekaan Indonesia, negara tempat Syaikh Muhammad Amin Al Husaini lahir malah dijajah.
Mengenal Syaikh Muhammad Amin Al Husaini
Mufti Asal Palestina yang Berperan dalam Kemerdekaan Indonesia, Syaikh Muhammad Amin Al Husaini (wikipedia commons)
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini lahir pada 1897 dan meninggal pada 4 Juli 1974.
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini merupakan anak dari seorang Mufti Yerusalem yang bernama Tahir Al Husaini.
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini dimakamkan di Pemakaman Syuhada Palestina, Beirut, Lebanon.
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini adalah anggota klan al-Husayni Yerusalem, nasionalis Arab-Palestina.
Saat Syaikh Muhammad Amin Al Husaini, wilayah tempat ia lahir masih dalam kekuasaan Turki Ottoman.
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini adalah seorang mufti (ulama yang berwenang dalam mengeluarkan fatwa) di Yerusalem.
Beliau menjabat antara tahun 1921-1937.
Saat itu kedudukannya berada di bawah otoritas politik mandat Britania atas Palestina.
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini menempuh pendidikan di sekolah al-Qur’an di Yerusalem.
Ia kemudian melanjutkan sekolah di pemerintahan Utsmaniyah.
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini juga pernah belajar di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Ia juga pernah belajar di Dar al-Da’wa wa-Al-Irsyad di bawah bimbingan ulama bernama Rasyid Ridha.
Itulah penjelasan mengapa hubungan Indonesia dan Palestina sangat erat.
Bukan saja dari keyakinan agama. Namun lebih daripada itu.
Semoga artikel ini bermanfaat, disarankan bertanya langsung kepada ulama, pendakwah atau ahli agama Islam, agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahua’alam