- Kolase tvOnenews.com
Walau Kucing Wajahnya Lucu, Tingkahnya Menggemaskan, Ustaz Adi Hidayat Bilang Begini soal Pelihara Hewan ini di Rumah
tvonenews.com - Dalam sebuah kesempatan saat sedang berdakwah, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan kalau masih banyak muslim yang belum memahami bahwa belum ada hadist yang menyebutkan bahwa kotoran dan air kencing kucing itu suci, bukan air liurnya.
Kita tahu kalau kucing menjadi salah satu hewan yang banyak dipilih untuk dijadikan hewan peliharaan di rumah.
Wajah yang lucu dan tingkah yang menggemaskan menjadi salah satu faktor yang membuat banyak orang memilih kucing untuk dijadikan hewan peliharaan.
Namun, masih banyak muslim yang ternyata belum memahami kalau belum ada hadist yang menyebutkan bahwa kotoran dan air kencing kucing itu suci, bukan air liurnya.
Melansir dari sebuah tayangan di kanal Youtube FDN91, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bagaimana hukum memelihara kucing dalam agama Islam.
"Apa hukumnya kotoran kucing, atau air kencing kucing, atau pipis kucing? Karena ada sementara yang menyebutkan bahwa itu hukumnya suci." tanya salah satu jamaah pada Ustaz Adi Hidayat.
Mendapat pertanyaan tersebut UAH menyampaikan kalau ia belum pernah menemukan hadits yang menyebutkan kalau kotoran dan air kencing itu suci.
"Karena hadist-hadits yang menyebutkan tentang kucing, tidak menyebutkan kotoran yang suci. Bukan pipisnya, tapi air liurnya," ujar Ustaz Adi Hidayat.
"Apa sebabnya, dua hal. Pertama, haditsnya tidak dibaca dengan ilmu haditsnya. Dalam ilmu hadist, ketika ingin membaca hadits, selain melihat asbabul wurudnya. Sebab kenapa hadist itu muncul," terang Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan kalau pada hadits yang menyebutkan tentang kucing ada dalam riwayat Abu Daud nomor hadist 75, di Annas Sai nomor 68 dan di At-Tirmidzi nomor 92.
Ketika disebutkan, itus smua merujuk pada Qattahada RA yang kishanya saat beliau berkunjung kerumah anaknya kemudian akan bewudhu, kemudian menantunya melihat akan berwudhu, air yang digunakan dijilat oleh kucing sebelumnya.
Tapi air wudhu itu tetap digunakan oleh beliau, Maka dijelaskanlah oleh beliau dan keluar kalimat tersebut.
"Saya pernah mendengar Rasulullah pernah bersabda, air liur kucing itu tidak najis,". Itu yang disebut air lirnya, bukan kotorannya. Itu tidak najis, karena kucing itu hewan-hewan yang hadir di sekeliling kita.
Lantas bagaimana kita tahu kalau itu merupakan air liurnya? Jika merujuk pada Abu Daud nomor 76. Riwayat dari Sayyidah Aisyah RA di jelaskan kalau pernah melihat Rasulullah SAW berwudhu menggunakan air yang dijilat oleh kucing.
Jadi hadist tersebut berbicara tentang air liur dari kucing, bukan kotorannya sekaligus membedakan liur kucing dan liur anjing yang haram.
"Kalau air liur kucing menyentuh bejana, maka tidak perlu dibasuh, karena suci nilainya. Boleh Antum gunakan airnya. Tapi kalau anjing yang menjilatnya, maka baru dibasuh dengan tujuh basuhan, salah satu menggunakan tanah," terang Ustaz Adi Hidayat.
"Kapan kemudian muncul keterangan jadi, maaf air pipis kucing. Nah itu kitab pernah disalin lagi teman-teman sekalian. Tapi salinannya tidak mengacu pada manuskrip, ada pecahan-pecahan," pungkas Ustaz Adi HIdayat.
"Ketika disalin itulah muncul versi kitab, berubah dari kata qaul jadi baul, jadi baulul hurrah. Baulul itu artinya air pipis. Maka berubah terjemahan, air pipisnya kucing itu suci. Darisini bencana mulai muncul," terang Ustaz Adi Hidayat.
(udn/akg)