Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Sumber :
  • ANTARA

Jadi Salah Satu Juri, Megawati Apresiasi NU dan Muhammadiyah Terima Zayed Award

Senin, 5 Februari 2024 - 05:31 WIB

Jakarta, tvOnenews.com- Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengapresiasi Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang menerima penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Kemanusiaan atau Zayed Award for Humanity Frenternity (ZAHF) 2024.

Ketua DPP Bidang Luar Negeri PDIP Ahmad Basarah dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, mengatakan Megawati salah satu juri ZAHF 2024 yang mempromosikan dan menjelaskan peran NU dan Muhammadiyah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

"Ibu Megawati menyampaikan ucapan selamat kepada keluarga besar NU dan Muhammadiyah. Semoga kedua lembaga ini terus ikut berperan dalam menjaga persaudaraan, kemanusiaan dan perdamaian," kata Basarah menyampaikan pesan Megawati.

Menurut Basarah, proses menuju pemenang untuk lembaga, maupun individu melewati sejumlah tahapan dari ratusan calon nominasi.

Selain Megawati, juri lain ZAHF 2024 adalah Kardinal Leonardo Sandri (Prefect Emeritus of the Holy See Dicastery for Oriental Churches), Rebeca Grynspan Mayufis (Secretary General of the United Nation Conference on Trade and Development/UNTAC), Mantan Director General of UNESCO Irina Bokova.

Selain itu, Rabbi Abraham Cooper (Chair of the US Commission on International Religious Freedom) dan Mohamed Abdelsalam (Secretary General of Zayed Award for Human Fraternity and Secretary General of the Muslim Council of Elders).

Basarah mengatakan dirinya bersama Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi menyaksikan secara langsung dalam beberapa kali rapat virtual serta saat rapat fisik Dewan Juri di Roma, Italia, Desember 2023.

Megawati, kata dia, konsisten memperjuangkan agar kedua lembaga tersebut mendapat Zayed Award 2024.

"Ibu Megawati mengikuti seluruh proses penjurian dan akan ikut memantau seremoni pengumuman pemenang Zayed Award dan akan hadir memberikan sambutan secara virtual melalui zoom pada 5 Februari," katanya.

Basarah mengutip penyataan Megawati saat menghadiri rapat dewan juri di Roma, Italia, yang menyebut dirinya mendapat kehormatan luar biasa bisa menjadi juri.

Kehormatan tersebut, kata dia, bukan hanya sebagai orang Indonesia, melainkan juga membawa Indonesia yang selalu menginginkan perdamaian dunia, salah satunya konsisten membela kemerdekaan Palestina.

Basarah menambahkan, meskipun tidak bisa hadir secara langsung dalam penyerahan penghargaan Senin (5/2) di Abud Dhabi, Uni Emirat Arab. Megawati menyambut gembira pelaksanaan penganugerahan Zayed Award tersebut.

Megawati, kata Basarah, berharap NU dan Muhammadiyah selalu menjaga solidaritas, mendukung keberagaman serta memiliki peran aktif di dunia pendidikan.

Megawati juga mengatakan sumbangsih NU dan Muhammadiyah dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dan menanamkan nilai-nilai persamaan hak antarwarga negara, persaudaraan kemanusiaan dan kebangsaan serta toleransi kehidupan antarumat beragama di Indonesia dan juga forum-forum dunia.

Menurut Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi, saat mendampingi di Roma, mengutip pernyataan Sekjen Zayed Award Mohamed Abdelsalam, bahwa Imam Besar Al Azhar, Ahmad Thayyeb, mengakui peran dan jasa Megawati sehingga memintanya menjadi salah satu dewan juri.



Imam Besar Al Azhar, kata Zuhairi atau Gus Mis memandang Ibu Megawati Soekarnoputeri sebagai sosok yang berjasa besar dalam memperjuangkan kaum perempuan, memimpin negara besar dengan mayoritas penduduknya Muslim.

"Sebab itu, Imam Besar Al Azhar menunjuk Ibu Megawati Soekarnoputeri untuk mewakili kalangan Muslim dalam Zayed Award for Human Fraternity," ujarnya.

Untuk diketahui, selain NU dan Muhammadiyah, ZAHF juga memberikan penghargaan kepada ahli bedah jantung dari Mesir yang terkenal di seluruh dunia, Sir Magdi Yacoub. Kemudian juga untuk pemimpin rakyat kecil dari Chili, Suster Nelly Leon Correa.

Zayed Award didirikan pada 4 Februari 2019 sebagai kelanjutan dari pertemuan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Thayyeb dengan Paus Fransiskus di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, yang menghasilkan Deklarasi Abu Dhabi yang kemudian disebut dengan Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan. Zayed Award digelar untuk mengapresiasi individu dan entitas yang punya kontribusi besar terhadap kemajuan peradaban.(ant/bwo)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral