Puasa Nisfu Syaban Bid'ah? Buya Yahya Jelaskan Ini.
Sumber :
  • Tangkapan Layar/YouTube Buya Yahya Official

Puasa Nisfu Syaban Bid'ah? Buya Yahya Jelaskan Ini

Rabu, 21 Februari 2024 - 10:25 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Buya Yahya dalam sebuah ceramahnya menjelaskan mengenai hukum puasa nisfu syaban.

Apakah puasa nisfu syaban bid'ah?

Syaban adalah bulan yang sangat diperhatikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Pada bulan syaban inilah, Rasulullah SAW paling banyak berpuasa.

Lalu bagaimana dengan puasa nisfu syaban?

Berikut penjelasan Buya Yahya yang dirangkum tvOnenews.com dari ceramah beliau yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Puasa Nisfu Syaban Bid'ah? Buya Yahya Jelaskan Ini (Sumber: istockphoto)

Buya Yahya menjelaskan bahwa puasa nisfu syaban tidak bid’ah, namun ada ketentuannya.

“Tidak bid’ah puasa nisfu syaban,” jelas Buya Yahya.

“Tapi yang penting Anda tidak meniatkan khusus dengan puasa nisfu syaban,” lanjut Buya Yahya.

Kata Buya Yahya hal ini karena setiap bulan ada tiga hari putih dan nisfu syaban jatuh pada pertengahan. 

“Sebab puasa pertengahan bulan diperkenankan puasa hari putih 13 14 15,” jelasnya.

“Dan bulan syaban semuanya bulanan yang bisa dipuasai,” sambung Buya Yahya.

Namun syaratnya tidak mengkhususkan untuk nisfu syaban.

“Tanpa harus Anda mengatakan puasa nisfu syaban tanpa harus berkata seperti itu sah dan dapatkan pahala,” nasihat Buya Yahya.

“Pahalanya dobel, pahala puasa putih ayyamul bidh hari 13 14 15,” katanya. 

Buya Yahya kemudian mengatakan bahwa amatlah baik jika seorang Muslim siangnya puasa lalu malamnya menghidupkan malam nisfu syaban.

“Tanpa harus Anda mengkhususkan puasa di malam nisfu syaban puasa. Di siang hari nisfu syaban, malamnya berbuat baik,” jelasnya.

“Puasanya di siang harinya jadi sah-sah aja puasa karena itu hari putih tanggal 15 tanpa harus ada embel-embel ini puasa ini puasa itu, tidak!” tegas Buya Yahya.

Buya Yahya kemudian menjelaskan memang di dalam mazhab Imam Syafi'i bagi orang yang tidak pernah punya kebiasaan puasa maka tidak diperkenankan puasa setelah nisfu syaban.

“Kecuali untuk bayar utang atau karena kebiasaannya,” jelasnya. 

Maka Buya Yahya mengingatkan bahwa bagi ibu-ibu yang punya utang puasa tetap diizinkan.

“Enggak ada larangan sama sekali tapi bagi orang normal enggak punya hutang kayak laki-laki normal tiba-tiba setelah nisfu syaban puasa di dalam mazhab kita Imam Syafi'i kita hadirkan pendapat ulama,” tandas Buya Yahya.

Hal ini kata Buya Yahya agar Anda bisa memilih.

Buya Yahya menjelaskan bahwa dalam mazhab Imam Syafi'i ada dua pendapat pertama.

“Mengatakan haram enggak usah puasa yang kedua adalah makruh ternyata jumhur ulama mengatakan tetap sunnah,” jelasnya. 

“Jadi anda gak usah bingung dalam hal ini sudah kalau ingin puasa puasalah,” sambungnya.

Namun Buya Yahya menyarankan caranya yang paling tepat adalah jangan mendahului ramadhan.

“Nabi pernah menyebutkan jangan kau mendahului, kamu jangan mendahului ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari,” jelasnya. 

“Maksudnya di setelah nisfu syaban jangan puasa sehari atau dua hari,” sambungnya.

Maka Buya Yahya menyarankan bagi yang ingin puasa saat syaban sebaiknya lakukan seperti ini. 

“Jadi gini kalau Anda ingin aman biarpun menurut mazhab Imam Syafi'i tetap saja diperkenankan Anda puasa caranya Anda ambil sehari sebelum nisfu syaban biar nyambung seperti itu,” saran Buya Yahya. 

“Kalau puasa senin kamis tetap enggak ada halangan, jadi yang enggak boleh adalah bagi yang mengatakan tidak boleh adalah Anda enggak pernah puasa tiba-tiba setelah nisfu syaban puasa bukan bayar utang, bukan puasa senin kamis, puasa enggak boleh,” lanjutnya. 

Maka Buya Yahya mengingatkan mengenai puasa saat nisfu syaban janganlah ribut.

“Jadi enggak usah ribut sudah puasa,” jelasnya.

“Kalau puasa Ada pendapat silakan bayar hutang dan seterusnya,” sambungnya.

Amalan-amalan saat Malam Nisfu Syaban 


Puasa Nisfu Syaban Bid'ah? Buya Yahya Jelaskan Ini (Sumber: pexels)

Buya Yahya mengingatkan bahwa setiap Muslim harus paham bahwa tidak ada amalan khusus untuk malam nisfu syaban.

“Bukan istimewanya malam itu akan tetapi apa yang kita lakukan di malam itu,” kata Buya Yahya.

“Malam istimewa tapi bukan berarti kita harus punya amalan khusus di malam itu,”lanjutnya.

Maka meski malam itu istimewa namun jika melakukan maksiat, maka malam itu tentu tidak jadi istimewa.

Lalu bagaimana sebaiknya seorang Muslim mengistimewakan malam nisfu syaban?

Buya Yahya menyarankan intinya pada malam nisfu syaban mohon mendekatkan diri kepada Allah SWT.

“Melakukan satu kebaikan maka tingkatkan kualitas ibadahmu di malam nisfu syaban,” jelasnya.

“Khususnya istigfarmu diperbanyak karena termasuk jaminannya jaminan pengampunan,” saran Buya Yahya.

Buya Yahya menegaskan jika seorang Muslim pada malam nisfu syaban melakukan maksiat, maka ia tidak akan mendapatkan bagian pengampunan.

“Berarti yang mendapatkan pengampunan yang memohon yang minta kepada Allah akan diampuni oleh Allah SWT,” tandas Buya Yahya.

“Kecuali orang yang minta ampun kepada Allah di malam itu tapi dia masih punya kebencian permusuhan dengan saudaranya,” lanjut Buya Yahya.

Oleh karenanya, Buya Yahya menyarankan agar setiap Muslim menjadikan malam nisfu syaban untuk mengadu dan memohon kepada Allah SWT.

Lalu amalan apa yang bisa kita lakukan di malam nisfu syaban?

“Ini tolong catatan tidak ada amalan khusus hai hamba Allah,” ujar Buya Yahya secara tegas. 

Jadi kata Buya Yahya tidak ada amalan khusus dan amalan apapun boleh dilakukan.

“Anda tidak perlu buat amalan khusus tapi apapun amalan yang bisa dilakukan di luar bulan di luar nisfu syaban Anda boleh melakukan di malam itu,”  jelasnya.

Buya Yahya kemudian memberikan contoh salah satu amalan yang dapat dilakukan adalah zikir atau membaca Al-Qur’an.

“Anda bisa menghidupkan zikir baca shalawat, baca Al-Qur'an,” saran Buya Yahya.

“Pokoknya malam itu harus kita jadikan malam untuk kita menghadang rahmat Allah untuk mendapatkan karunia Allah, mendapatkan pengampunan Allah,” lanjut Buya Yahya menyarankan. 

Maka setiap Muslim silakan mengistimewan malam nisfu syaban dengan berbagai amalan.

“Kita istimewakan dengan ibadah ibadah apa saja. Bersedekah silaturahmi khususnya karena yang tidak silaturahmi tidak akan diampuni oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” jelas Buya Yahya. 

Maka sampai di sini Buya Yahya mengatakan bahwa sudah cukup bahwasanya Anda boleh menghidupkan malam itu dengan amalan apa saja.

“Yang bisa Anda lakukan di luar nisfu syaban,” jelas Buya Yahya.

Kemudian Buya Yahya menjelaskan bahwa untuk shalat malam juga dipersilakan.

Namun jumlahnya tidak ada ketentuan.

“Jika anda ingin melakukan shalat lakukanlah shalat . Karena shalat boleh dilakukan kapan saja termasuk di malam nisfu syaban. Jumlah shalat boleh 50 rakaat boleh 100 rakaat,” katanya.

Itulah penjelasan Buya Yahya mengenai hukum puasa nisfu syaban dan amalan-ama;an yang sebaiknya dilakukan.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Disarankan bertanya langsung kepada para alim ulama, pendakwah atau ahli agama Islam, agar Anda senantiasa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.

 

Wallahu’alam

(put)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral