Ditinggal Nabi Musa Bani Israil Malah Kembali Sembah Patung, Namun Allah SWT Memaafkan HambaNya yang Bertaubat, Tafsir Surat Al Baqarah 54.
Sumber :
  • istockphoto

Ditinggal Nabi Musa Bani Israil Malah Kembali Sembah Patung, Namun Allah SWT Memaafkan HambaNya yang Bertaubat, Tafsir Surat Al Baqarah 54

Kamis, 29 Februari 2024 - 12:59 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Dalam beberapa ayat di Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah SWT pasti menerima taubat hambaNya.

Salah satunya sebagaimana dikisahkan dalam surat Al-Baqarah ayat 54.

Berikut lafadz, arti dan tafsirnya.

وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ اَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوْبُوْٓا اِلٰى بَارِىِٕكُمْ فَاقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ عِنْدَ بَارِىِٕكُمْۗ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Wa iż qāla mūsā liqaumihī yā qaumi innakum ẓalamtum anfusakum bittikhāżikumul- ‘ijla fatūbū ilā bāri'ikum faqtulū anfusakum, żālikum khairul lakum ‘inda bāri'ikum, fatāba ‘alaikum, innahū huwat-tawwābur-raḥīm(u).

Artinya: 

(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, sesungguhnya kamu telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan). Oleh karena itu, bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu) Itu lebih baik bagimu dalam pandangan Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Tafsir Ringkas Kemenag

Bila peringatan pada ayat-ayat yang lalu langsung disampaikan oleh Allah kepada Bani Israil, maka sekarang peringatan itu disampaikan melalui Nabi Musa. 

Perubahan siapa yang menyampaikan peringatan ini memberikan sinyal bahwa kedurhakaan Bani Israil itu sudah sangat keterlaluan sehingga seolah-olah Allah tidak mau lagi memedulikan mereka dan sekarang diberikan wewenang itu kepada Nabi Musa. 

Dan ingatlah ketika Nabi Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku! Kamu benar-benar telah melakukan kedurhakaan kepada Allah. Itu berarti kamu telah menzalimi dirimu sendiri. Perbuatan kamu dengan menjadikan patung anak sapi sebagai sesembahan kamu adalah perbuatan yang telah mensyirikkan Allah yang membuat kamu layak diberi hukuman. 

Oleh karena itu, bertaubatlah dengan memohon ampun kepada Penciptamu, Allah Yang Maha Pencipta, dan bunuhlah dirimu. 

Sejak dulu sampai sekarang terdapat tradisi bangsa-bangsa yang rela mengorbankan nyawa dengan membunuh diri sendiri demi untuk tujuan yang lebih luhur, seperti yang terdapat dalam tradisi masyarakat Jepang. 

Membunuh diri dengan tujuan luhur itu adalah lebih baik bagimu, wahai Bani Israil, di sisi Allah Penciptamu dengan sangat sempurna. 

Dengan demikian, Dia Allah akan menerima taubatmu dan permohonan ampunanmu. 

Sungguh, yakinilah bahwa Dialah Zat Yang Maha Penerima tobat dosa hamba-hamba-Nya, lagi Maha Penyayang.

Tafsir Tahlili

Dalam ayat ini Allah swt memerintahkan kepada Rasulullah agar menyampaikan kepada Bani Israil yang hidup semasanya pada waktu itu bahwa Musa a.s. sekembali dari munajat dengan Tuhannya, mendapati kaumnya menyembah patung anak sapi, lalu dia berkata kepada kaumnya, “Hai kaumku, sesungguhnya dengan perbuatan kamu menjadikan anak sapi itu sebagai tuhanmu, kamu telah membinasakan diri kamu sendiri, dan telah melenyapkan pahala yang sedianya akan kamu terima di sisi Tuhanmu. 

Alangkah baiknya, seandainya kamu menepati janji yang telah diikrarkan, dan kamu mengikuti syariatku Oleh sebab itu, bertaubatlah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu, dan janganlah berbuat kebodohan semacam itu, dimana kamu telah meninggalkan Tuhanmu yang sesungguhnya, lalu kamu mengambil anak sapi sebagai sembahanmu.”

Musa a.s. juga memerintahkan kepada mereka, “Bunuhlah diri kamu.” 

Maksudnya, agar orang-orang yang tidak berbuat kejahatan di antara mereka membunuh mereka yang telah bersalah itu, atau mereka yang telah berbuat kejahatan itu saling membunuh, atau mereka disuruh membunuh diri mereka sendiri sebagai pernyataan taubat kepada Allah. 

Dalam Perjanjian Lama Kitab Keluaran xxxii.27-28 disebutkan yang mati akibat pembunuhan itu 3000 orang. 

Kemudian Musa a.s. mengatakan kepada mereka bahwa bertaubat dan membunuh diri sebagai pernyataan taubat itu lebih baik bagi mereka di sisi Allah daripada terus-menerus berbuat kedurhakan yang menyebabkan mereka ditimpa azab. 

Apabila mereka telah bersih dari dosa itu, barulah mereka patut menerima pahala dan ganjaran. 

Abdullah Yusuf Ali berpendapat “bunuhlah nafsumu”; anfusakum dalam ayat ini berarti nafsu, bukan pribadi. 

Hampir sejalan dengan pendapat al-Qasimi, Muhammad Asad, dan lain-lain.

Pada akhir ayat ini Allah menerangkan bahwa setelah mereka melakukan yang diperintahkan Musa, Allah menerima taubat dan memaafkan kesalahan mereka, karena Dialah yang memberikan jalan kepada orang-orang yang berdosa itu untuk bertaubat, dan Dia menerima taubat mereka. 

Sebab Dia Maha Pengasih kepada orang-orang yang mau bertaubat kepada-Nya. 

Seandainya tidak demikian, tentulah segera ditimpakan kebinasaan kepada mereka karena dosa-dosa besar yang mereka lakukan itu.

Itulah tafsir surat Al Baqarah ayat 54 yang menceritakan bahwa Allah SWT memaafkan dosa yang telah diperbuat Bani Israil.

Tafsir tersebut dilansir tvOnenews.com dari Qur’an Kementerian Agama (Kemenag).

 

Wallahu’alam

(put)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral