- Tangkapan Layar YouTube Al Bahjah TV
Sebelum Ramadhan Sering Mengadakan Tradisi Ruwahan, Memangnya Boleh Dilakukan? Kata Buya Yahya Hukumnya…
tvOnenews.com - Sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan, setiap umat Islam menyiapkan diri untuk menyambut bulan yang suci ini.
Ketika menyambut bulan suci Ramadhan, tak sedikit umat Islam yang mengadakan sebuah tradisi dengan saling bertukar makanan dan mendoakan orang yang telah meninggal dunia, disebut tradisi Ruwahan.
Lantas, apakah tradisi Ruwahan ini diperbolehkan bagi syariat Islam untuk dilakukan? Apa hukumnya dalam Islam?
Seorang pendakwah, Buya Yahya menjelaskan hukum mengadakan tradisi Ruwahan dalam ajaran agama Islam?
Seperti apa penjelasan Buya Yahya mengenai hal tersebut? Simak informasinya berikut ini.
Dilansir dari tayangan di kanal YouTube Al Bahjah TV, dalam satu kajiannya, Buya Yahya mendapat sebuah pertanyaan dari seorang jamaah.
Pertanyaan tersebut mengenai kebiasaan atau tradisi yang dilakukan pada bulan Sya’ban untuk mengadakan acara syukuran sekaligus mendoakan orang-orang yang telah meninggal dunia, disebut tradisi Ruwahan.
Lantas, apakah tradisi Ruwahan ini diperbolehkan dalam ajaran agama Islam?
Awalnya, Buya Yahya mengingatkan bahwa sebagai umat muslim dapat kapan saja mendoakan orang yang telah mendahului kita.
“Kalau yang dimaksud roh itu adalah orang-orang yang telah meninggal dunia, orang-orang beriman yang telah mendahului kita, kemudian kita mendoakan mereka. Kapan saja kita boleh mendoakan” ungkap Buya Yahya dalam tayangan YouTube Al Bahjah TV.
Buya Yahya. (Ist)
Tradisi membuat makanan itu makna yang agung, sebab dalam tradisi tersebut dapat menjalin silaturahim.
Ketika saling bertukar makanan, maka terjalin silaturahim dengan suasana yang indah.
Menurut Buya Yahya, suasana indah tersebut tidak boleh dihilangkan. Justru suasana tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah keakraban sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Kemudian, Buya Yahya menegaskan bahwa tidak ada masalah bila mendoakan orang yang telah meninggal dunia pada tradisi tersebut.
“Kemudian setelah itu didalamnya ada doa-doa untuk orang yang telah mendahului kita, maknanya mendoakan,” ujarnya.
“Mendoakan yang mendahului kita dari ahli iman ya sah, bahkan itu dianjurkan,” sambungnya.
Buya Yahya menekankan apabila perkumpulan dalam melakukan tradisi tersebut masih sesuai dengan syariat Islam, maka hal ini diperbolehkan.
“Selagi perkumpulan tersebut masih bisa diarahkan sesuai dengan syariatnya, lanjutkan karena itu tradisi yang baik,” pesan Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, menjelang bulan Ramadhan harus menjalin hubungan yang baik antar sesama.
Maka tradisi Ruwahan untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia dan saling bertukar makanan serta saling meminta maaf merupakan tradisi yang baik. (kmr)