- ANTARA
Marak Perundungan, Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia Akhirnya Bersuara
Surabaya, tvOnenews.com - Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia atau Rabithah Ma'ahidil Islamiyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengoptimalkan fungsi Satgas Pesantren Ramah Santri guna mengantisipasi adanya permasalahan di lingkungan pondok pesantren.
"RMI NU Jatim melakukan tindakan preventif dan antisipatif terhadap permasalahan di lingkungan pondok pesantren dengan mengoptimalkan fungsi Satgas Pesantren Ramah Santri," kata Ketua RMI PWNU Jatim KH M Iffatul Lathoif dalam keterangan diterima di Surabaya, Selasa.
Pengoptimalan satgas tersebut agar peristiwa dugaan penganiayaan di pesantren di Kediri pada 23 Februari 2024 yang mengakibatkan santri berinisial BBM (14) meninggal dunia tak lagi terulang.
Secara teknik, menurutnya, setiap santri disediakan kakak asuh (musrif) di setiap kamar dan kompleks asrama. Belum lagi secara spiritual, kiai mendoakan akan keselamatan akhirat dan dunia sang santri.
"Para pengasuh pondok pesantren mempunyai tanggung jawab yang besar karena dipercaya para orang tua dan wali santri. Mereka dititipi secara penuh untuk mengasuh, mendidik, dan mengajar, 24 jam, tujuh hari dalam seminggu dan berlangsung selama bulanan dan tahunan," ucapnya.
Apalagi keberlangsungan pendidikan di pondok pesantren dibiayai secara mandiri. Belum lagi, program pondok pesantren yang menyantuni keluarga miskin untuk bisa meraih pendidikan bersama-sama para santri umumnya di pondok pesantren.
"Para kiai pondok pesantren, telah mengambil alih tugas orang tua di rumah, terkait keimanan, akhlak, ilmu dan ibadah. Kami kira, masyarakat secara umum perlu kiranya memahami betapa hal ini merupakan tugas berat yang harus diemban para kiai pesantren," tuturnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri bersama jajaran lembaga urusan pesantren yang dipimpinnya secara intens melakukan koordinasi dan melakukan berbagai tindakan dalam mengatasi masalah yang dihadapi para santri dan pondok pesantren.
"Bila ada salah di pihak pondok pesantren, seperti perundungan yang terjadi terhadap santri, tentu menjadi bagian penting yang harus diperhatikan penyelesaiannya," katanya.
Pihaknya berharap masyarakat secara umum, terutama kalangan keluarga santri dapat bersikap bijak dan tidak melakukan penghakiman sendiri.
"Karena, bisa dipastikan, itu semua bukan kesengajaan dan di luar kuasa para pengurus dan pengasuh pondok pesantren," ujarnya.(ant/bwo)