- pexels
Tafsir Surat Maryam Ayat 47, Doa Nabi Ibrahim as saat Meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di Tengah Gurun
Jakarta, tvOnenews.com - Nabi Ibrahim as adalah bapaknya para Nabi.
Hal ini karena dari keturunan Nabi Ibrahim yakni Ishaq dan Ismail lahirlah para Nabi, termasuk Nabi Muhammad SAW.
Dalam kisah Nabi Ibrahim as, dikisahkan bahwa ayahnya tidak beriman kepada Allah SWT.
Nabi Ibrahim kemudian memanjatkan doa untuk ayahnya tersebut.
Berikut doanya yang tercantum dalam surat Maryam ayat 47.
قَالَ سَلٰمٌ عَلَيْكَۚ سَاَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّيْۗ اِنَّهٗ كَانَ بِيْ حَفِيًّا
Qāla salāmun ‘alaik(a), sa'astagfiru laka rabbī, innahū kāna bī ḥafiyyā(n).
Artinya: Dia (Ibrahim) berkata, “Semoga keselamatan bagimu. Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia Maha Baik kepadaku.
Tafsir Ringkas Kemenag
Mendapat ancaman itu Ibrahim sadar ayahnya sudah tidak dapat diperingatkan.
Dengan tetap santun, dia berkata, “Selamat berpisah, ayah tercinta.
Semoga keselamatan selalu dilimpahkan kepadamu.
Ketahuilah bahwa aku akan terus memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku Yang Maha Pengampun.
Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku dan mengabulkan doaku.
Tafsir Tahlili
Tak ada jawaban dari Ibrahim terhadap bentakan-bentakan bapaknya yang kasar itu kecuali mengucapkan, “selamat sejahtera atasmu.” Aku berdoa agar bapak selalu berada dalam sehat dan afiat.
Aku tidak akan membalas kata-kata yang kasar itu dengan kasar pula karena engkau adalah bapakku yang kucintai.
Aku tidak akan melakukan sesuatu pun yang merugikan atau mencelakakan bapak, biarlah aku pergi dari negeri ini meninggalkan bapak, meninggalkan rumah dan kampung halaman.
Aku meminta kepada Tuhan agar bapak diampuni-Nya dan selalu berada dalam naungan rahmat-Nya, mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus yang membawa kepada kebaikan dan kebahagiaan.
Memang Nabi Ibrahim a.s. telah mendoakannya sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
وَاغْفِرْ لِاَبِيْٓ اِنَّهٗ كَانَ مِنَ الضَّاۤلِّيْنَ ۙ ٨٦
“Dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat,” (Asy-Syu’arā’/26: 86)
Nabi Ibrahim a.s. yakin bahwa Tuhan akan mengabulkan doanya karena biasanya di masa lalu doanya selalu dikabulkannya.
Nabi Ibrahim berdoa untuk bapaknya karena dia telah menjanjikan kepadanya akan beriman sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ اِلَّا عَنْ مَّوْعِدَةٍ وَّعَدَهَآ اِيَّاهُۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗٓ اَنَّهٗ عَدُوٌّ لِّلّٰهِ تَبَرَّاَ مِنْهُۗ اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ لَاَوَّاهٌ حَلِيْمٌ ١١٤
Adapun permohonan ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya.
Maka ketika jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya. Sungguh, Ibrahim itu seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (at-Taubah/9: 114)
Itulah tafsir surat Maryam ayat 47 yang dilansir tvOnenews.com dari Qur’an Kementerian Agama (Kemenag).
Wallahu’alam
(put)