- ANTARA
Meninggal Tapi Masih Ada Utang, Ahli Waris Sebaiknya Simak Hadits Berikut Ini
Jakarta, tvOnenews.com - Setiap utang wajib dibayar.
Meski orang yang utang meninggal pun tetap harus dibayar.
Ruh orang yang masih meninggal bahkan masih menggantung selama utang yang dimilikinya itu belum lunas.
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Rasulullah SAW enggan menshalatkan jenazah yang masih memiliki utang.
Namun utang diperbolehkan dialihkan, jika orang tersebut sudah meninggal dunia.
Berikut Hadits Bukhari, Kitab Hiwalat, Bab Ke-3 Tentang Boleh Mengalihkan Utang Orang yang Telah Meninggal Kepada Seseorang.
Dari Salamah bin Akwa’, dia berkata,
“Pada suatu hari kami duduk bersama Nabi SAW. Tiba-tiba orang-orang datang dengan membawa jenazah.
Maka mereka meminta kepada Nabi SAW untuk menshalatinya.
Lalu, Rasulullah bertanya,
‘Apakah dia mempunyai utang?
Mereka menjawab, ‘Tidak.’
Nabi bertanya, ‘Apakah dia meninggalkan sesuatu?’
Mereka menjawab ‘Tidak.’
Lalu beliau menshalatinya.
Kemudian datang jenazah lain dan orang-orang berkata,
‘Wahai Rasulullah, shalatilah dia.’
Lalu beliau bertanya, ‘Apakah dia mempunyai utang?’
Orang-orang menjawab, ‘Ya.’
Beliau kembali bertanya, ‘Apakah ia meninggalkan sesuatu?’
Mereka menjawab, ‘Dia meninggalkan tiga dinar.’
Lalu beliau pun menshalatinya.
Kemudian datang mayat ketiga dan orang-orang berkata,
‘Wahai Rasulullah shalatilah dia.
Maka Rasulullah bertanya,
‘Apakah dia meninggalkan sesuatu?’
Mereka menjawab. ‘Tidak.’
Beliau kembali bertanya, ‘Apakah dia mempunyai utang?’
Mereka menjawab, “Ya Tiga dinar.’
Maka, Rasulullah berkata kepada mereka, “Shalatlah kalian atas teman kalian itu,’
Abu Qatadah berkata,
“Shalatlah atasnya wahai Rasulullah dan saya yang akan melunasi utangnya.’
Maka, Rasulullah pun menshalatinya.
Itulah hadis yang menjelaskan tentang hukum mengalihkan utang orang yang sudah meninggal.
Semoga artikel ini bermanfaat.
Disarankan bertanya langsung kepada ulama, pendakwah atau ahli agama Islam, agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahu’alam
(put)