Ramainya konten media sosial tentang "nonis" dan "war takjil" membuat kehidupan beragama jadi rileks.
Sumber :
  • tvOnenews.com/M-Habib

Ajakan Toleransi dan Rileks dalam Beragama dari Ramainya Konten "Nonis" dan "War Takjil" 

Selasa, 19 Maret 2024 - 09:32 WIB

Jakarta, tvOnenews.com-Belakangan marak konten berburu tajil di pinggir jalan yang disebut 'war takjil' yang juga menggunakan diksi nonis. Konten lucu, berkelakar, menghibur tentang persaingan mendapatkan hidangan antara Nonis dan Muslim ternyata diminati di media sosial Instagram dan Tiktok. Tak heran jika jumlah pemirsa dan pengunggahnya terus bertambah. 

Sebenarnya, senggol-senggolan antar umat agama ini bukan berarti saling terpecah belah, akan tetapi menjadi sebuah lelucon untuk lebih saling memahami. 

Misalnya, dengan adanya senggol-senggolan ini kita bisa tahu akan adanya hari-hari raya yang dirayakan oleh umat agama lainnya, sehingga kita juga dapat menjadi orang-orang yang dapat bertoleransi terhadap umat-umat agama lainnya.

Sementara, takjil adalah suatu istilah makanan yang biasa diperjual belikan disaat bulan Ramadhan tiba. Takjil berupa makanan ringan atau sekedar cemilan yang memiliki rasa yang manis dan gurih.

Sesuai dengan artinya mempercepat dan makanan ringan, takjil ini juga dapat membantu bagi orang-orang yang bekerja dan terjebak macet di jalan. Sehingga orang yang terkena macet di jalan dapat meminggirkan kendaraannya hanya untuk sekedar membeli takjil tersebut dan menyegerakan untuk berbuka puasa terlebih dahulu.


Nonis adalah bahasa gaul pada  orang-orang di luar umat muslim, seperti Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Nonis ini berasal dari kata Non Islam, yang dimana nonis “Non” yang mengartikan tidak atau bukan, dan “Is” yang mengartikan Islam. 

Berita Terkait :
1
2 3 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:16
43:11
04:17
01:49
02:45
04:20
Viral