- istockphoto
Bagaimana Proses Turunnya Alquran di Bulan Ramadhan? Simak Kajian Tafsir Berikut Ini
Semua pendapat di atas masing-masing memiliki tendensi, dan tentunya pendapat mayoritas ulama memiliki banyak riwayat yang keabsahannya tidak diragukan lagi.
Merujuk kepada pendapat mayoritas ulama, Ahmad al-Sawi dalam tafsirnya menarasikan proses turunnya al-Qur’an secara lebih spesifik.
Menurutnya, al-Qur’an turun dimulai dari malaikat Jibril yang memperolehnya dari lawḥ al-mahfuẓ, kemudian Jibril turun ke langit dunia dan mendiktekannya kepada para malaikat al-Safarah.
Mereka (al-Safarah) lantas menulisnya di atas lembaran-lembaran yang urutannya sama dengan mushaf di bumi.
Kejadian ini bertempat di baitul izzah, salah satu tempat di langit dunia.
Setelah itu, barulah al-Qur’an diturunkan secara berkala kepada Nabi SAW, selama (kurang lebih) 23 tahun sesuai konteks yang ada.
Tahap akhir ini dilakukan Jibril dengan mengambil kembali ayat-ayat yang telah ditulis oleh al-Safarah, lalu ia sampaikan kepada Nabi.
Berbeda dengan al-Ṣāwī, al-Balkhī dalam tafsirnya terhadap al-Dukhān [44]: 1, memiliki narasi yang berseberangan dengan al-Ṣāwī. Bagi al-Balkhī, saat al-Qur`an diturunkan dari lawḥ al-mahfuẓ, para malaikat al-Safarah-lah yang memiliki peran pertama dalam menerimanya. Pada momen ini Alquran diturunkan secara bersamaan.
Kemudian para malaikat al-Safarah memberikannya kepada malaikat Jibril selama 20 bulan, dan Jibril memberikannya kepada SAW dalam jangka waktu (kurang lebih) 20 tahun.
Pendapat al-Balkhi ini sekaligus merupakan asumsi keduanya (selain yang sudah disebut), mengenai proses diturunkannya al-Qur'an.
Perbedaan ulama dalam menentukan waktu turunya al-Qur’an dari baitul ‘izzah kepada Nabi SAW, antara 20, 23, atau bahkan 25 tahun dikarenakan perbedaan mereka dalam merekam hidup Nabi SAW di Makkah setelah diutus.