- istockphoto
Bagaimana Proses Turunnya Alquran di Bulan Ramadhan? Simak Kajian Tafsir Berikut Ini
Jakarta, tvOnenews.com - Ramadhan disebut juga dengan bulan Nuzulul Quran.
Hal ini karena Ramadhan adalah saat dimana Alquran diturunkan.
Momen diturunkannya Alquran secara khusus direkam oleh Allah SWT dalam beberapa ayat.
Berikut beberapa ayat yang merekam turunnya Alquran.
Surat Ad Dukhan Ayat 4
إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِي لَيْلَةٍ مُبارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
Artinya: Sesungguhnya Kami (mulai) menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatul Qadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.
Surat Al Baqarah ayat 2
شَهْرُ رَمَضانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ (البقرة
Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan alquran
Surat Al Qadr Ayat 1
إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada Lailatul Qadar
Bagaimana Proses Turunnya Alquran di Bulan Ramadhan? Simak Kajian Tafsir Berikut Ini (Sumber: istockphoto)
Ayat-ayat tersebut antara satu dengan yang lainnya saling menjelaskan.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh Alquran diturunkan sekaligus di bulan Ramadhan, tepatnya pada malam Lailatul Qadar.
Hal ini dikarenakan redaksi ayat menggunakan lafal anzalna (diturunkan langsung semuanya).
Lailatul Qadar (yang saat itu Alquran diturunkan) sendiri dalam beberapa riwayat bertepatan dengan tanggal 24 Ramadhan.
Namun, menurut Ibnu Asyur, mayoritas riwayat menyebutkan tanggal 27 Ramadhan.
Menurut Muhammad al-Qurtubi, para ulama sepakat jika Ramadhan merupakan bulan diturunkannya al-Qur’an.
Namun dalam bacaan penulis, sebenarnya tidak semua dari mereka sepakat. Sufyan bin ‘Uyaynah dan al-Husain bin al-Fadl misalnya, mereka menafsiri al-Baqarah [2]: 185 dengan, “Bulan Ramadhan merupakan bulan, yang Alquran diturunkan untuk menegaskan keutamaan bulan tersebut.”
Tafsir lain datang dari Ibn al-Anbari yang memaknainya, “Bulan Ramadhan adalah bulan, yang Alquran diturunkan untuk memberitahu kewajiban puasa di dalamnya.”
Mungkin yang dimaksud al-Qurtubi adalah mayoritas ulama, bukan seluruh dari mereka.
Dalam menceritakan proses diturunkannya Alquran, para ulama juga berbeda pendapat.
Berdasarkan sumber dari kitab-kitab tafsir, secara garis besar perbedaan tersebut bisa dikategorikan menjadi tiga sudut pandang:
1. Mayoritas ulama mengatakan bahwa Alquran diturunkan secara keseluruhan pada malam Lailatul Qadar, pada bulan Ramadhan.
2. Muqatil bin Sulaiman al-Balkhi berpendapat jika Alquran diturunkan ke langit dunia setiap kali malam Lailatul Qadar selama 23 tahun.
Di setiap malam itu, Allah Taālā menurunkan ayat-ayat yang sudah diatur-Nya untuk diturunkan pada tahun tersebut.
Setelah itu barulah ayat-ayat tadi diturunkan kepada Nabi SAW, secara berangsur, dalam kurun waktu satu tahun. Menurut Imam al-Razi, kedua pendapat ini dimungkinan benar.
3. Amir bin Sharahil al-Sha’bi berasumsi jika yang dimaksud al-Qadr [97]: 1 adalah permulaan diturunkannya al-Qur’an, yakni pada malam Lailatul Qadar.
Bagaimana Proses Turunnya Alquran di Bulan Ramadhan? Simak Kajian Tafsir Berikut Ini (Sumber: istockphoto)
Baru setelah itu Alquran diturunkan secara gradual sesuai konteks yang ada. Hal ini al-Sha’bi sampaikan setelah memahami pula kandungan dari al-Isra [17]: 106.
Salah satu mufasir kenamaan bernama Ibnu ‘Asyur terlihat menyetujui pendapat ketiga ini.
Semua pendapat di atas masing-masing memiliki tendensi, dan tentunya pendapat mayoritas ulama memiliki banyak riwayat yang keabsahannya tidak diragukan lagi.
Merujuk kepada pendapat mayoritas ulama, Ahmad al-Sawi dalam tafsirnya menarasikan proses turunnya al-Qur’an secara lebih spesifik.
Menurutnya, al-Qur’an turun dimulai dari malaikat Jibril yang memperolehnya dari lawḥ al-mahfuẓ, kemudian Jibril turun ke langit dunia dan mendiktekannya kepada para malaikat al-Safarah.
Mereka (al-Safarah) lantas menulisnya di atas lembaran-lembaran yang urutannya sama dengan mushaf di bumi.
Kejadian ini bertempat di baitul izzah, salah satu tempat di langit dunia.
Setelah itu, barulah al-Qur’an diturunkan secara berkala kepada Nabi SAW, selama (kurang lebih) 23 tahun sesuai konteks yang ada.
Tahap akhir ini dilakukan Jibril dengan mengambil kembali ayat-ayat yang telah ditulis oleh al-Safarah, lalu ia sampaikan kepada Nabi.
Berbeda dengan al-Ṣāwī, al-Balkhī dalam tafsirnya terhadap al-Dukhān [44]: 1, memiliki narasi yang berseberangan dengan al-Ṣāwī. Bagi al-Balkhī, saat al-Qur`an diturunkan dari lawḥ al-mahfuẓ, para malaikat al-Safarah-lah yang memiliki peran pertama dalam menerimanya. Pada momen ini Alquran diturunkan secara bersamaan.
Kemudian para malaikat al-Safarah memberikannya kepada malaikat Jibril selama 20 bulan, dan Jibril memberikannya kepada SAW dalam jangka waktu (kurang lebih) 20 tahun.
Pendapat al-Balkhi ini sekaligus merupakan asumsi keduanya (selain yang sudah disebut), mengenai proses diturunkannya al-Qur'an.
Perbedaan ulama dalam menentukan waktu turunya al-Qur’an dari baitul ‘izzah kepada Nabi SAW, antara 20, 23, atau bahkan 25 tahun dikarenakan perbedaan mereka dalam merekam hidup Nabi SAW di Makkah setelah diutus.
Adapun kehidupan Nabi SAW di Madinah, semua ulama sepakat itu 10 tahun.
Itulah proses turunnya Alquran, kitab suci umat Islam ayng diwahyukan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Semoga artikel ini bermanfaat dan disarankan bertanya langsung kepada para ulama atau ahli agama Islam
Wallahu’alam
(Aan Niamulloh/put)