- YouTube
Sudah Rajin Shalat Tapi Otak Mesum dan Maksiat Jalan Terus, Harus Bagaimana? Begini Kata Ustaz Adi Hidayat
Jakarta, tvOnenews.com - Shalat adalah kewajiban bagi seluruh umat Islam yang ada di dunia. Namun, meskipun shalat lima waktu dan rajin masih saja ada yang memiliki otak mesum dan tetap berbuat maksiat. Ustaz Adi Hidayat (UAH) punya penjelasannya.
Kita mungkin pernah melihat ada orang yang rajin shalat namun masih sering berbuat atau berpikir mesum. Tak hanya itu, perbuatan maksiat bukanlah hal aneh baginya.
Atau mungkin kita sendiri, yang merasa sudah rajin shalat tapi otak mesum dan tak jarang tetap melakukan maksiat.
Lantas, sebenarnya apa yang salah ketika seseorang sudah rajin shalat tapi otaknya masih mesum apalagi sering berbuat maksiat.
Dikutip dari YouTube Audio Dakwah, Ustaz Adi Hidayat atau UAH memberi penjelasan mengenai adanya orang rajin shalat tapi tetap berbuat maksiat dan otaknya mesum.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan, orang yang baik menurut Allah SWT itu terbebas dari dua hal, yakni fahsya dan munkar.
Adapun maksud fahsya lebih berarti pada keburukan yang bersumber dari syahwat, pornografi, dan semacamnya.
UAH menuturkan, mustahil jika ada orang rajin shalat namun tetap berbuat fahsya.
"Jadi mustahil ada orang shalat berbuat fahsya," ujar dia.
Jika seseorang sudah melakukan shalat dengan benar, maka sebenarnya ia terlindung dari perbuatan fahsya.
"Makanya, ketika seseorang shalatnya benar pasti akan memberikan perisai pada dirinya dari perbuatan fahsya," kata Ustaz Adi Hidayat.
Adanya Burhan atau Petunjuk dari dalam Hati
UAH mengatakan, bagi orang yang shalatnya benar pasti akan muncul burhan di dalam hatinya.
Burhan adalah petunjuk yang diberikan Allah SWT, muncul dalam hati manusia dan menjauhkan kita dari maksiat.
"Kalau shalat kita benar, Ibu lihat gambar di handphone begitu lihat berita, tiba-tiba ada gambar yang tidak elok. Kalau shalat kita benar, dalam hati kita ada yang disebut dengan burhan namanya," kata Ustaz Adi Hidayat.
Kita memang bukanlah nabi, sehingga pasti ada dorongan nafsu untuk melakukan hal yang dilarang agama.
Namun, sebenarnya masing-masing dari kita diberikan pancaran cahaya di hatinya supaya mencegah diri saat akan melakukan maksiat.
Jika shalat dilakukan semakin sering termasuk yang sunnah, serta makin tinggi kualitasnya maka pasti akan terhindar dari fahsya dan munkar.
"Kalau sudah dikerjakan semua ini, demi Allah saya katakan, mustahil dia akan berbuat fahsya," kata dia lagi.
Sebaliknya, lanjut UAH, jika ada orang masih berbuat fahsya tapi masih sering shalat, berarti ada yang salah dalam shalatnya.
"Karena mustahil orang shalat itu berbuat maksiat," kata Ustaz Adi Hidayat. (iwh)