- Tangkapan Layar/YouTube Raden Arya Pradana
Kisah Mbah Benu Sang Imam Jamaah Aolia: Pilih DO dari Kedokteran UGM Lalu Sejak Tahun 1984 Menetap di Gunungkidul
Menurut Kiai Cholil, Mbah Benu dan para pengikutnya perlu diberi tahu tentang syariat Islam yang benar.
"Ini puasa duluan dan lebaran duluan. Jauh dari tata cara penentuan awal Ramadhan dan lebaran yang diajarkan Nabi SAW. Apalagi main telepon kepada Allah, ini tak bisa diterima agama," tandas Kiai Cholil.
Kiai Cholil kemudian menambahkan, dari aspek ajaran Agama Islam golongan mana pun tata cara yang dilakukan Mbah Benu soal penentuan lebaran itu tidak benar.
"Gimana bisa teleponan sama Allah, masa ada pulsanya, itu sudah enggak benar. Menentukan dengan cara dia tanpa ilmu syariat itu juga tidak benar. Oleh karena itu, dari aspek agama ajaran dari sebelah mana pun dalam Islam Mbah Benu yang di Jogja itu tidak benar," ujar Kiai Cholil.
Usai membuat keributan, Mbah Benu akhirnya memberikan klarifikasi mengenai ucapannya tentang telepon Allah tersebut.
Di dalam video klarifikasi yang disebar akun media sosial X merapi_uncover itu, pemimpin Jamaah Aolia tersebut mengatakan bahwa telepon Allah itu hanyalah istilah.
"Terkait pernyataan saya tadi pagi tentang istilah menelpon Gusti Allah SWT itu sebenarnya hanya istilah," kata Mbah Benu, dikutip Senin (8/4/2024).
Ia pun melanjutkan, bahwa maksud dia yang sebenarnya adalah, dirinya telah melalui perjalanan spiritual dan melakukan kontak batin dengan Sang Pencipta.
"Yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah SWT," kata dia melanjutkan.
Di akhir videonya, ia pun meminta maaf kepada masyarakat yang tersinggung dengan pernyataan dirinya.
"Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Terimakasih," pungkasnya.(put)