Ustaz Adi Hidayat jelaskan tentang shalat qobliyah subuh..
Sumber :
  • Tangkapan Layar YouTube Adi Hidayat Official

Bangun Kesiangan Masih Boleh Shalat Qobliyah Subuh Dulu Sebelum Shalat Subuh? Ustaz Adi Hidayat Jawab Tegas, Katanya... 

Kamis, 25 April 2024 - 15:12 WIB

tvOnenews.com - Shalat subuh termasuk shalat yang pelaksanaannya paling berat dibandingkan dengan shalat fardhu lainnya karena subuh waktu orang-orang tidur dan beristirahat.

Batas shalat subuh yaitu sebelum terbitnya matahari atau disebut syuruq. Hal itu dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim. 

"Dari Abdullah bin Umar radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Dan waktu sholat subuh dari terbitnya fajar (shadiq) sampai sebelum terbitnya matahari'," (HR. Muslim).


Ustaz Adu Hidayat menjelaskan hukum shalat qobliyah subuh kesiangan. Sumber: kolase foto tim tvOnenews

Sebelum melaksanakan shalat subuh, ada shalat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan yaitu shalat qobliyah subuh.

Shalat sunnah qobliyah subuh termasuk sunnah muakkad yang memiliki banyak keutamaan.

Bahkan disebutkan sunnah qobliyah subuh menjadi shalat terbaik diantara sholat sunnah lainnya dan kebaikannya lebih baik dari dunia dan seisinya.

Oleh karena itu, shalat sunnah yang disebut juga dengan shalat fajar ini sangat sayang jika tidak dikerjakan.

Lantas jika seseorang bangun kesiangan melewati batas shalat subuh, apakah masih boleh mengerjakan shalat qobliyah subuh dulu sebelum shalat subuh?

Dalam hal ini, Ustaz Adi Hidayat pernah menjelaskan pada salah satu ceramahnya.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, UAH menjelaskan berdasarkan kisah Rasulullah SAW yang diterangkan dalam hadits shahih.

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, Nabi SAW pernah suatu hari dalam sebuah perjalanan dan meminta salah seorang sahabat (Bilal) untuk berjaga agar bisa bangun subuh.

"Nabi dalam perjalanan, kemudian di situasi dini hari sudah shalat malam dan seterusnya Nabi minta Bilal berjaga," kata Ustaz Adi Hidayat.

Tapi Bilal yang mengantuk izin untuk ikut tidur dan bangun lebih dulu untuk membangunkan yang lain. Lalu Nabi SAW mengizinkan Bilal tidur dan meminta untuk bangun ketika subuh serta membangunkan yang lain.

"Riwayatnya shahih, 'Bilal kamu berjaga'. Kata Bilal, 'Saya ikut tidur ya Rasulullah, nanti saya bangun, saya bangunkan semua'," ujar UAH.

"Kata Nabi, 'Baiklah kamu tidur, tapi sebelum subuh kamu bangun, kemudian bangunkan yang lain'," lanjutnya.

Namun, ternyata Bilal dan semuanya ketiduran hingga matahari terbit. 

"Apa yang terjadi, tiba-tiba mereka semua tertidur, termasuk Bilal. Tidur semuanya, bangun-bangun sudah merasa matahari sudah menyengat ke pipi Nabi," kata UAH. 

"Artinya, pada saat itu Nabi bangun sudah melewati batas shalat subuh, batas yang tetap waktunya," sambungnya.

Dari hadits tersebut, Nabi mengajarkan dua hal penting tentang tanggung jawab dan petunjuk pelaksanaan shalat subuh jika bangun terlambat.

"Yang pertama, ketika bangun, Nabi mengatakan 'Wahai Bilal celaka kamu. Katanya kamu bangun, ternyata kamu ketiduran juga," ujar Ustaz Adi Hidayat.

"Lalu Nabi ajarkan, 'Kalau kamu belum sanggup mengerjakan sesuatu, jangan memaksakan diri. Serahkan kepada yang lebih mampu atau memohonlah kekuatan kepada Allah'. Ini pelajaran yang sangat penting," lanjut UAH.

Selain itu, terdapat pelajaran menarik, yaitu ketika bangun tidur, Rasulullah SAW meminta para sahabat untuk wudhu dan shalat.

Sebelum mengerjakan shalat subuh, Rasulullah SAW mengerjakan dua rakaat sebelum subuh atau qobliyah subuh.

"Tapi yang paling menarik, Nabi setelah itu minta kepada para sahabat untuk berwudhu, kemudian Bilal mengumandangkan adzan," ujar Ustaz Adi Hidayat. 

"Setelah itu, Nabi tidak langsung mengerjakan shalat subuh, tapi mengerjakan dua rakaat sebelum subuh," lanjutnya.

Dalam hal ini, para ulama berpendapat bahwa dua rakaat sebelum shalat subuh sangatlah penting. Jika tidak, Rasulullah SAW akan langsung mengerjakan shalat fardhu.

"Para ulama hadits mengatakan, kalau dua rakaat ini tidak penting pada saat itu, mustahil kerjakan, pasti Nabi akan langsung kepada shalat subuh yang dua rakaat," kata UAH.

"Menariknya, Bilal memberi isyarat, setelah itu shalat sunnah, setelah shalat sunnah kemudian iqomah, baru ditunaikan shalat subuhnya," lanjutnya.

Dari kisah Rasulullah SAW tersebut, maka dapat diambil pelajaran bahwa shalat qobliyah subuh masih boleh dilakukan sebelum shalat subuh ketika bangun terlambat.

Ustaz Adi Hidayat juga menjelaskan, bangun terlambat tersebut bukan berarti disengaja atau misal begadang untuk nonton bola. 

Jika disengaja, maka itu dosa besar dan harus segera bertaubat kepada Allah SWT. (gwn)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:28
01:43
03:04
02:10
03:23
06:38
Viral