- freepik
Ada Setan yang Khusus Menggoda dalam Shalat, Ustaz Adi Hidayat: Khanzab
Jakarta, tvOnenews.com - Shalat merupakan ibadah yang wajib dilakukan umat Muslim.
Namun dalam mendirikan shalat, terdapat banyak godaan dari setan.
Ustaz Adi Hidayat dalam ceramahnya menjelaskan bahwa ada setan bernama khanzab yang mengganggu seorang Muslim dalam mendirikan shalat.
Jika saat adzan berkumandang, setan-setan akan lari menjauhi manusia.
Namun ketika adzan selesai dikumandangkan, mereka ramai-ramai menghasut umat Muslim untuk menunda atau tidak melakukan shalat.
Ada Setan yang Khusus Menggoda dalam Shalat, Ustaz Adi Hidayat: Khanzab (Sumber: Istimewa)
“Ketika adzan selesai, dia akan balik lagi. Jangan heran orang islam ini sering jawab baru adzan, belum iqomat,” ucap Ustaz Adi Hidayat.
Dan ketika umat Muslim melakukan takbir pada shalat, setan membisikkan agar umat Muslim seketika memikirkan banyak hal ketika melakukan shalat.
“Setan ini akan membisikkan pada jiwa dan raga manusia untuk mengingat banyak hal,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
“Makanya anda belum takbir itu biasa saja, tapi setelah bertakbir tiba-tiba penuh dengan ingatan,” sambungnya.
Ustaz Adi Hidayat lalu menjelaskan, setan khazab juga membuat umat Muslim lupa dengan rakaat shalat yang sedang dijalaninya.
“Sampai-sampai ada loh kata Nabi yang tidak sadar berapa rakaat sedang menunaikan ibadah shalatnya,” ujarnya.
Lalu Bagaimana agar Terbebas dari Setan Khanzab?
Ada Setan yang Khusus Menggoda dalam Shalat, Ustaz Adi Hidayat: Khanzab (Sumber: tvOnenews.com)
Ustaz Adi Hidayat lalu menyarankan, supaya terhindar dari godaan setan khanzab, maka umat Muslim harus memahami terlebih dahulu arti shalat itu sendiri.
“Ketika seseorang ingin fokus saat shalat, namun mendapatkan banyak godaan,” jelasnya.
“Maka sebelum shalat ditunaikan Allah SWT sudah ingatkan, untuk baca, pahami dan amalkan apa yang telah dipahami itu,” lanjutnya.
Jadi, jangan terfokus pada formalitas shalat saja, sekedar melakukan shalat.
Tetapi harus memahami makna setiap gerakan shalatnya.
“Maka baca dulu, pelajari dulu sebelum shalat,” saran Ustaz Adi Hidayat.
“Kemudian pahami, kenapa takbir begini,kenapa tangan kanan menutup yang kiri. Kalau salatnya sudah memahami itu, itu akan merubah hidup kita,” sambung Ustaz Adi Hidayat.
Perintah Shalat
Ada Setan yang Khusus Menggoda dalam Shalat, Ustaz Adi Hidayat: Khanzab (Sumber: istockphoto)
Perintah shalat disebutkan beberapa kali dalam Al-Qur’an.
Salah satunya adalah surat Al Isra ayat 78.
اَقِمِ الصَّلٰوةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ اِلٰى غَسَقِ الَّيْلِ وَقُرْاٰنَ الْفَجْرِۗ اِنَّ قُرْاٰنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا
Aqimiṣ-ṣalāta lidulūkisy-syamsi ilā gasaqil-laili wa qur'ānal-fajr(i), inna qur'ānal-fajri kāna masyhūdā(n).
Artinya: Dirikanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula salat) Subuh!) Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).
Tafsir Ringkas Kemenag
Laksanakanlah sejak matahari tergelincir, condong dari pertengahan langit ke arah barat, sampai gelapnya malam dan laksanakan pula shalat Subuh.
Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan oleh malaikat, baik malaikat siang maupun malaikat malam.
Perintah shalat pada ayat ini mencakup shalat lima waktu.
Sesudah tergelincir matahari adalah waktu untuk hZuhur dan Ashar, sesudah gelapnya malam untuk waktu salat Magrib, Isya dan Subuh.
Tafsir Tahlili
Ayat ini memerintahkan agar Rasulullah SAW mendirikan salat sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam, dan mendirikan salat Subuh. Maksudnya ialah mendirikan salat lima waktu, yaitu shalat Zuhur, Ashar, Magrib, Isya, dan Subuh.
Melaksanakan salat lima waktu ialah mengerjakan dan menunaikannya lengkap dengan rukun-rukun dan syarat-syaratnya, terus menerus dikerjakan, sesuai dengan perintah Allah, lahiriah maupun batiniah.
Yang dimaksud lahiriah ialah mengerjakan salat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan agama.
Sedangkan batiniah ialah mengerjakan salat dengan penuh kekhu-syukan, karena merasakan keagungan dan kekuasaan Allah yang menguasai dan menciptakan seluruh alam ini.
Rasulullah SAW memerintahkan kaum Muslimin menyembah Allah dalam keadaan seakan-akan melihat Allah SWT.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah,
اَلإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. (رواه مسلم عن أبي هريرة)
Iḥsān adalah bahwa engkau menyembah Allah, seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat engkau. (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)
Wallahu’alam
(luthfi/put)