Ilustrasi berdoa sambil melantunkan Surat Al-Fatihah dan sholawat.
Sumber :
  • Freepik

Berkat Covid-19, Sosok Sastrawan Ini Selalu Ucap Sholawat dan Surat Al-Fatihah hingga Anggap Tanaman sebagai Teman

Rabu, 1 Mei 2024 - 13:18 WIB

tvOnenews.com - Doktor H Sutejo menggiatkan kesehariannya dengan berkebun ditemani ucapan sholawat dan Surat Al-Fatihah di masa tuanya.

Doktor H Sutejo alias Kang Tejo tak henti mengucapkan sholawat dan Al-Fatihah saat menanam tanaman di kebun sebelah timur rumahnya di Desa Tajug, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo.

Sastrawan, dosen hingga doktor itu kini menikmati masa tuanya mengingat sholawat dan Al-Fatihah di setiap kegiatan berkebunnya dan memberikan manfaat kepada banyak orang.

"Apalah arti gelar dan jabatan itu? Semua hanya sampiran yang nanti akan tidak bermakna apa-apa jika diri kita pribadi tidak bermakna bagi orang banyak," ujar Kang Tejo dikutip tvOnenews.com, Rabu (1/5/2024).

Kang Tejo juga tak menginginkan dirinya dikenal orang yang agamis hanya karena terus sholawat dan mengucapkan Al-Fatihah di kehidupannya.

"Jadi, mohon maaf, saya tidak sok agamis," tegas Kang Tejo.

Pria yang tinggal di Ponorogo, Jawa Timur itu tidak memistikkan nilai agama di kegiatannya yang cenderung berkebun di masa tuanya.

Hanya saja ia melakukan itu sebagai momentum untuk terus mengingat Tuhannya.

Terkini, ia terus menuangkan jiwanya terhadap tanaman, bahkan sampai menjadikan tanaman sebagai teman hidupnya.

"Tapi hanya ingin memberikan sesuatu pada alam atau bentuk terima kasih pada alam yang telah membawa pikiran dan hati pada rasa damai saat berinteraksi dengan tanaman itu," jelas sastrawan itu.

Berkat pengalamannya sebagai penulis puluhan buku dan pegiat literasi, ia memunculkan idenya menikmati areal perkebunan di sekitar rumahnya.

Hal ini berhubungan dari kondisi Covid-19 sejak 2020 lalu yang mengharuskan dirinya diam di rumah.

Kisah Doktor H Sutejo Selalu Baca Al Fatihah dah Sholawat saat Berkebun


Sastrawan, dosen sekaligus doktor, H Sutejo sosok terkenal di Ponorogo, Jawa Timur. (ANTARA/Masuki M. Astro)

Mulanya Kang Tejo mencintai tanaman dari kegiatan berkebun berawal dari Covid-19.

Kondisi itu membuat ia bersama keluarganya harus berdiam di dalam rumah.

Namun, ia akhirnya memiliki ide cemerlang dengan memanfaatkan sebuah areal tanah kosong terletak di sebelah rumahnya.

Pada akhirnya ia memanfaatkan tanah kosong itu dengan menanam tanaman singkong dengan pakaian sederhana ala petani.

Karena sebelumnya ia hanya memfokuskan berjemur diri untuk menjaga kesehatan guna menghindari Covid-19.

Kebetulan ia mendapatkan bibit singkong berasal dari temannya.

Mantan rektor di perguruan tinggi swasta di Kota Reog itu pun langsung memanfaatkan bibit tersebut.

Setelah itu, Kang Tejo seketika kaget karena tanaman singkongnya tumbuh subur dan sempurna.

Hingga kini areal tanah kosong itu menjadi tempat yang terkenal dan favorit bagi pecinta tanaman dan linkungan di Ponorogo.

Banyak yang mengenali tempat itu sebagai kebun literasi bahkan menjadi daya tarik bagi orang yang lewat di sana untuk menikmati kebun literasi miliknya.

Tak hanya itu, ia merupakan seorang dosen dan sering membawa mahasiswanya yang berkonsultasi skripsi mereka ke dirinya.

Karena banyak yang mengakui saat berkunjung ke kebun literasi terasa sangat nyaman dan rileks.

Berkat Covid-19, ia telah melalui beberapa tahun melakoni kegiatan barunya ini.

Bapak dari tiga anak ini pun mulai memfokuskan beralih berbagai jenis tanaman lain dengan penuh cinta.

Selain singkong, saat ini ia mulai menanam umbi-umbian jenis lain yang lagi-lagi kembali dapat bibit uwi baru dari temannya.

Sebagai sastrawan terkenal sudah banyak sastrawan yang menyambangi kebun literasi milik Kang Tejo.

Para sastrawan tersebut di antaranya J. Sumardianta (penulis), Yuditeha (novelis dan cerpenis), Prof Dr Setya Yuwono Sudikan (guru besar Unesa), Sapta Arif (cerpenis).

Lanjut, ada Sinta Yusinda (novelis/FLP) Arafat Nur, Ruli Riantiarno (cerpenis novelis), Beri Hanna (novelis), Hans Gagas, Panji Kusuma (novelis), Felix K. Nesi, Aning Aminuddin (penyair), Deni Mishar (Pelangi Sastra, Malang), Widodo Basuki (penyair Bahasa Jawa).

(ant/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:06
03:53
01:00
01:02
01:01
05:31
Viral