Makna Rukuk dalam Shalat, Ustaz Adi Hidayat: Menunjukkan Kebertuhanan dan Kerendahan kepada Allah SWT.
Sumber :
  • tim tvOnenews/Julio Trisaputra

Saat Rukuk Jangan Buru-buru Bangun, Ustaz Adi Hidayat: Itulah Koneksi yang Sangat Tinggi Kepada Allah SWT

Rabu, 1 Mei 2024 - 16:53 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Rukuk merupakan salah satu dari rukun shalat

Ternyata, kebenaran rakaat seorang Muslim saat shalat dinilai pada saat posisi rukuk. 

Maka ketika seseorang mengalami keterlambatan, tetapi ia melakukan rukuk maka shalatnya dihitung satu rakaat.

Tak hanya itu, gerakan rukuk juga memiliki makna dalam.

Berikut makna rukuk yang dijelaskan Ustaz Adi Hidayat dalam sebuah ceramahnya.


Saat Rukuk Jangan Buru-buru Bangun, Ustaz Adi Hidayat: Itulah Koneksi yang Sangat Tinggi Kepada Allah SWT (Sumber: Tangkapan Layar/YouTube Adi Hidayat Official)

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, gerakan rukuk dalam shalat merupakan bentuk kebertuhanan seseorang kepada Allah SWT.

“Kalau ingin menunjukkan kesetiaan sekaligus pengangkatan, kebertuhanan, dan pembuktian kesetiaan itu kalau bukan rukuk ya sujud,” jelas Ustaz Adi Hidayat.

Rukuk gerakan yang dispesialkan oleh Allah dalam shalat, dibandingkan gerakan berdiri.

Hal ini karena rukuk adalah suatu bentuk gerakan merendah kepada Allah SWT.

“Maka ketika seseorang berdiri,ini netral. Tapi kalau sudah rukuk, itu sudah merendahkan bagian dirinya,” jelasnya.

“Dan hanya layak manusia merendahkan dirinya kepada penciptanya. Maka dari itulah rukuk dispesialkan oleh Allah dibandingkan dengan berdiri,” sambung Ustaz Adi Hidayat.

Adapun bacaan yang dibaca saat rukuk ialah  :

سُبْحَانَ رَبِّیَ العَظِیْمِ وَبِحَمْدِہِ

Subhaana Rabbiyal azhiimi wabihamdihii

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, kalimat pertama saat rukuk mengandung hikmah.

“Rukuk kalimat pertamanya subhaan, kenapa? Hikmahnya adalah Allah mempertanyakan kepada kita, sebelum engkau rukuk berapa kali engkau berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan keagungan Allah,” jelas Ustaz Adi Hidayat.


Saat Rukuk Jangan Buru-buru Bangun, Ustaz Adi Hidayat: Itulah Koneksi yang Sangat Tinggi Kepada Allah SWT (Sumber: istockphoto)

Sementara kata Rabb pada bacaan rukuk itu kata Ustaz Adi Hidayat adalah kalimat komitmen dalam kebertuhanan kepada Allah SWT.

“Kalimat Rabb itu kalimat komitmen. Kata Allah apakah engkau siap menjadikan Aku sebagai Tuhan yang engkau pertuhankan, engkau ibadahi, selama engkau berkehidupan,” ujar Ustaz Adi Hidayat.

“Maka diingat-ingat saat rukuk itu berapa kali lalai dalam panggilan Allah, berapa kali salah dalam bersikap,” lanjut Ustaz Adi Hidayat.

Sementara kalimat azim kata Ustaz Adi Hidayat memiliki arti Maha Tinggi dan Maha Hebat. 

Maka lakukanlah rukuk atas dasar tunduk kepada Allah SWT.

Kemudian rasakan kenikmatan yang Allah berikan kepada kita.

“Azim itu kan Maha Agung, Maha Tinggi, Maha Hebat. Maka tunduk tuh, nah rukuk itu bukan sekedar turun. Baru setelah itu kita merasakan betapa besar nikmat Allah,” ucap Ustaz Adi Hidayat.

Kemudian kata berikutnya dalam rukuk wabihamdihi merupakan kalimat memuji Allah SWT atas kenikmatan yang telah diberikan.

“Ketika kita merasakan betapa besar nikmat Allah SWT. Banyak dosa kok masih hidup juga, harta masih dikasih juga, sehat masih diberikan juga. Maka kita katakan wabihamdihi,” ujar Ustaz Adi Hidayat.

“Kalau di ujungnya ingin ditanamkan penyesalan terdalam, maka pakai yang versi Subhanakallahumma Rabbana wabihamdika Allahummaghfirli,” lanjut Ustaz Adi Hidayat.

Dalam ceramah itu, Ustaz Adi Hidayat juga mengingatkan kepada setiap Muslim untuk  tidak buru-buru saat rukuk. 

Lakukanlah rukuk sampai diri kita merasa tenang.

“Itulah sebabnya kata Nabi, ketika anda rukuk jangan buru-buru bangun, sampai tuma’ninah dalam rukuk,” ujarnya.

Dan tenang itu dirasakan setelah mengucap Allahummaghfirli, setelah itu ungkapkan semua permasalahan yang ada kepada Allah SWT.

“Kapan tenang itu dirasakan?Ketika kalimat Allahummaghfirli itu keluar. Nanti setelah kalimat itu selesai, barulah dikeluarkan apa yang menjadi masalah, minta dalam hati kita,” saran Ustaz Adi Hidayat.

Dan saat itulah koneksi yang terjadi yang sangat tinggi kepada Allah, sehingga doa mudah didengar oleh Allah SWT.

Perintah Shalat

Saat Rukuk Jangan Buru-buru Bangun, Ustaz Adi Hidayat: Itulah Koneksi yang Sangat Tinggi Kepada Allah SWT (Sumber: istockphoto)

Ada Setan yang Khusus Menggoda dalam Shalat, Ustaz Adi Hidayat: Khanzab (Sumber: istockphoto)

Perintah shalat disebutkan beberapa kali dalam Al-Qur’an.

Salah satunya adalah surat Al Isra ayat 78.

اَقِمِ الصَّلٰوةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ اِلٰى غَسَقِ الَّيْلِ وَقُرْاٰنَ الْفَجْرِۗ اِنَّ قُرْاٰنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا

Aqimiṣ-ṣalāta lidulūkisy-syamsi ilā gasaqil-laili wa qur'ānal-fajr(i), inna qur'ānal-fajri kāna masyhūdā(n).

Artinya: Dirikanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula salat) Subuh!) Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).

Tafsir Ringkas Kemenag

Laksanakanlah sejak matahari tergelincir, condong dari pertengahan langit ke arah barat, sampai gelapnya malam dan laksanakan pula shalat Subuh. 

Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan oleh malaikat, baik malaikat siang maupun malaikat malam. 

Perintah shalat pada ayat ini mencakup shalat lima waktu. 

Sesudah tergelincir matahari adalah waktu untuk hZuhur dan Ashar, sesudah gelapnya malam untuk waktu salat Magrib, Isya dan Subuh.

Tafsir Tahlili

Ayat ini memerintahkan agar Rasulullah SAW mendirikan salat sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam, dan mendirikan salat Subuh. Maksudnya ialah mendirikan salat lima waktu, yaitu shalat Zuhur, Ashar, Magrib, Isya, dan Subuh.

Melaksanakan salat lima waktu ialah mengerjakan dan menunaikannya lengkap dengan rukun-rukun dan syarat-syaratnya, terus menerus dikerjakan, sesuai dengan perintah Allah, lahiriah maupun batiniah. 

Yang dimaksud lahiriah ialah mengerjakan salat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan agama.

Sedangkan batiniah ialah mengerjakan salat dengan penuh kekhu-syukan, karena merasakan keagungan dan kekuasaan Allah yang menguasai dan menciptakan seluruh alam ini.

Rasulullah SAW memerintahkan kaum Muslimin menyembah Allah dalam keadaan seakan-akan melihat Allah SWT.

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah,

اَلإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. (رواه مسلم عن أبي هريرة)

Iḥsān adalah bahwa engkau menyembah Allah, seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat engkau. (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)

Itulah makna gerakan rukuk dalam shalat. 

Semoga artikel ini bermanfaat dan disarankan bertanya langsung kepada para ulama atau ahli agama Islam.

 

Wallahu’alam

(luthfi/put)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:54
03:55
05:35
03:29
06:33
02:13
Viral