- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
Ustaz Adi Hidayat Sebut Sebelum Ibadah Haji Harus Tunaikan 3 Jenis Ibadah ini, Kalau Satu Poin Saja Tak Dijalankan, Katanya...
tvOnenews.com - Haji menjadi dambaan dan harapan bagi semua umat Islam.
Karena ibadah haji sebagai rukun Islam yang kelima.
Ibadah haji dalam hukumnya bagi yang mampu melaksanakan.
Sebelum ibadah haji, umat Islam sebaiknya harus melakukan ibadah lain agar hukumnya terpenuhi.
Pendakwah, Ustaz Adi Hidayat pun menjelaskan sebelum haji bisa melaksanakan tiga jenis ibadah.
Ilustrasi tawaf saat ibadah haji. (Pexels/Haydan As-soendawy)
Lantas, apa saja ibadah tersebut sebagai syarat memenuhi hukum haji? Mari simak di sini.
Sebelum lihat penjelasan Ustaz Adi Hidayat yang memberikan tiga jenis ibadah sebelum haji.
Sebaiknya Anda harus cermat agar tidak salah menafsirkan tentang hal ini.
Dilansir dari kanal YouTube Jejak Wali, Ustaz Adi Hidayat mengisi kajian tentang haji.
Salah satu pesertanya bertanya lebih penting haji atau umrah.
Ustaz Adi Hidayat pun menjawab haji penting karena waktunya terbatas dan hanya dilakukan setahun sekali.
"Kalau ingin dahulukan, dahulukan yang haji baru amrah," ujar Ustaz Adi Hidayat saat menjawab pertanyaan.
Tapi ada satu hal, pendakwah itu mengingatkan kalau orang yang sudah haji jangan hanya incar gelarnya saja.
Melainkan sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT dan memenuhi kewajiban pada rukun Islam kelima.
"Kalau mau berhaji niatnya untuk meningkatkan taqwa atau taat kepada Allah. Untuk perbaikan diri kita bukan untuk mengubah status. Statusnya tetap, karena ibadah itu tidak memberikan gelar," jelasnya.
Menurutnya kalau haji sebagai puncak ibadah, sebelum itu ia menjelaskan ada tiga jenis ibadah sebelum berhaji.
Pertama ibadah dalam bentuk fisik saja. Kedua ibadah harta serta ketiga adalah ibadah fisik dan harta.
Ibadah fisik di sini merupakan salat karena menurutnya ibadah ini tidak perlu membayar hanya gratis.
Ibadah harta yang dimaksud sang ustaz adalah infaq dan zakat.
Sebagai umat Islam sudah banyak kotak amal bahkan dari lingkungan sekitar untuk berinfaq dan zakat.
Kemudian, ibadah fisik dan harta di sini adalah haji, jika dari komponen sebelumnya masih belum mampu maka tak bisa berhaji.
"Haji menggabungkan keduanya, harta dan fisik. Mustahil bisa haji, kalau tidak ada harta untuk berangkat, mustakil bisa power kalau fisik tidak kuat," katanya.
Hal itu sesuai dengan dalil yang tertuang di dalam ayat Al-Quran dari Surah Ali-Imran ayat 97 tentang hukum haji, begini bunyinya:
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. (QS Ali-Imran Ayat 97)
Jadi kesimpulannya apabila penjelasan ibadah di atas masih belum dirasa lengkap sebelum haji, sebaiknyya harus benar-benar patuht atas perintah Allah SWT.
Jika masih ada yang belum puas maka sebaiknya konsultasi kepada para ulama, tokoh kyai, hingga ustaz terdekat agar tidak salah menafsirkannya.
Wwallahu A'lam Bishawab.
(hap)