- Istimewa
Wahai Para Istri, Bersabarlah!
Jakarta, tvOnenews.com - Sabar adalah satu ibadah yang tinggi. Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada Bani Adam untuk bersabar. Selain memperoleh ganjaran pahala untuk hamba yang bersabar, sifat sabar juga banyak mengandung faedah. Khusus untuk kaum wanita, sabar adalah satu kunci agar mendapat ridha Allah dan surga. Ada sebuah kisah dari Ummul Mukkminin, yang bisa menjadi pelajaran bagi para wanita dan para istri pada khususnya.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلًا
"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, “Jika kamu menginginkan kehidupan di dunia dan perhiasannya, maka kemarilah agar kuberikan kepadamu mut‘ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.” (Qs. Al-Ahzab: 28)
وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا
"Dan jika kamu menginginkan Allah dan Rasul-Nya dan negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan pahala yang besar bagi siapa yang berbuat baik di antara kamu." (Qs. Al-Ahzab: 29)
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
هذا أمر من الله تبارك وتعالى لرسوله صلى الله عليه وسلم بأن يخير نساءه بين أن يفارقهن فيذهبن إلى غيره ممن يحصل لهن عنده الحياة الدنيا وزينتها وبين الصبر على ما عنده من ضيق الحال ولهن عند الله تعالى في ذلك الثواب الجزيل فاخترن "وأرضاهن الله ورسوله والدار الآخرة فجمع الله تعالى رضي الله عنهن كلهن بعد ذلك بين خير الدنيا وسعادة الآخرة.
"Ini merupakan perintah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, ditujukan kepada Rasul-Nya agar Rasul memberitahukan kepada istri-istrinya, hendaknyalah mereka memilih antara diceraikan, lalu bebas kawin lagi dengan lelaki lain yang dapat memberi mereka kesenangan duniawi dan perhiasannya, atau tetap bersabar bersama Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam yang hidupnya begitu sederhana dan apa adanya, dimana nantinya dengan keadaan seperti itu kelak mereka akan mendapat pahala yang berlimpah di sisi Allah bila mereka bersabar. Ternyata para istri nabi pada akhirnya memilih Allah Ta'ala, rasulNya dan pahala di akhirat. Maka Allah menghimpunkan bagi mereka sesudah itu kebaikan dunia dan kebahagiaan di akhirat". (Tafsir Qur'anil 'Azhim)
Syaekh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri hafizhahullah berkata:
"Allah Ta'ala hendak mengumpulkan para istri nabi shalallahu 'alaihi wa sallam tatkala mereka menyaksikan para wanita Anshor dan Muhajirin dilapangkan dalam urusan nafkah karena adanya kemudahan dan kelapangan rizki di kalangan penduduk Madinah. Para istri nabi tersebut ingin meminta kelapangan dalam urusan nafkah sebagai teladan bagi yang lain. Jumlah mereka ketika itu ada sembilan orang. Maka hal itu (keinginan mereka tersebut) disampaikan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha kepada rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Beliau merasa prihatin mendengar hal itu mengingat ketidakmampuannya memenuhi permintaan mereka. Lantas beliau duduk di sebuah biliknya dan menyendiri di sana selama sebulan penuh sampai akhirnya Allah Ta'ala menurunkan ayat penawaran pilihan ini." (Aisarut Tafasir li Kalamil 'Aliyyil Kabir: lV / 262)
Imam Bukhari rahimahullah berkata dalam shohihnya:
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّ عَائِشَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم جَاءَهَا حِينَ أَمَرَهُ اللَّهُ أَنْ يُخَيِّرَ أَزْوَاجَهُ، فَبَدَأَ بِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: "إِنِّي ذَاكِرٌ لَكِ أَمْرًا، فَلَا عَلَيْكِ أَنْ لَا تَسْتَعْجِلِي حَتَّى تَسْتَأْمِرِي أَبَوَيْكِ"، وَقَدْ عَلمَ أَنَّ أَبَوَيَّ لَمْ يَكُونَا يَأْمُرَانِي بِفِرَاقِهِ. قَالَتْ: ثُمَّ قَالَ: "وَإِنَّ اللَّهَ قَالَ: {يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ} إِلَى تَمَامِ الْآيَتَيْنِ، فَقُلْتُ لَهُ: فَفِي أَيِّ هَذَا أَسْتَأْمِرُ أَبَوَيَّ؟ فَإِنِّي أُرِيدُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ
Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Syu'aib, dari Az-Zuhri yang mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abu Salamah ibnu Abdur Rahman, bahwa Aisyah radhiyallahu 'anha, istri Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam datang kepadanya saat Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepadanya agar memberitahukan hal ini kepada istri-istrinya. Istri yang mula-mula didatangi Rasulullah adalah dia(Aisyah) sendiri, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya aku akan menuturkan kepadamu suatu urusan, maka janganlah engkau tergesa-gesa mengambil keputusan sebelum meminta pendapat dari kedua ibu bapakmu. Rasulullah telah mengetahui bahwa kedua orang tuaku (Aisyah) belum pernah memerintahkan kepadaku untuk berpisah dari beliau. Kemudian Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menurunkan firman-Nya: Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu. (Al-Ahzab: 28), hingga akhir kedua ayat berikutnya. Maka aku menjawab, "Apakah karena urusan itu aku diperintahkan untuk meminta saran kepada kedua orang tuaku? Sesungguhnya aku hanya menginginkan Allah dan Rasul-Nya serta negeri akhirat."