Menentukan tempat di sisi Allah dengan menuntut ilmu.
Sumber :
  • Sumber : freepik/sketchpedia

Menentukan Tempat di Sisi Allah dengan Mendatangi Majelis Ilmu

Selasa, 14 Mei 2024 - 14:35 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Imam Abu Dawud meriwayatkan dalam sunannya, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ عَنْ الصَّفِّ الْأَوَّلِ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمْ اللَّهُ فِي النَّارِ

"Akan ada suatu kaum yang suka melambat-lambatkan diri dari (mengisi) shaf pertama, hingga Allah melambatkan mereka (keluar dari) neraka."

Pelajaran penting dari hadis ini adalah :

1. Anjuran dan motivasi untuk mengisi shaf yang pertama.

2. Terkadang suatu perbuatan dianggap tercela bahkan mendapatkan sanksi walau yang dilakukan bukanlah meninggalkan kewajiban atau melakukan yang haram, sebagaimana dalam hadits ini Rasulullah mengabarkan bahwa orang-orang yang selalu meremehkan untuk mengisi shaf yang pertama dalam sholat diakhirat kelak dia akan mendapatkan sanksi berupa dilambatkan untuk dikeluarkan dari neraka.

3. Ketika meninggalkan perkara yang dianjurkan dapat dikritik dan dianggap tercela sebagaimana para imam madzhab tidak menerima kesaksian dari orang yang terus-menerus meninggalkan sholat malam, maka bagaimanakah keadaannya jika yang ditinggalkan adalah sebuah kewajiban seperti kewajiban menuntut ilmu?. 

Rasululllah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim" (HR. Ibnu Majah)

Bahkan dengan seringnya mendatangi majelis ilmu dapat memperbaiki keadaan dan niat seseorang, meski pada awalnya keadaan serta niatnya tidak benar.

Imam ad-Darimi meriwayatkan dalam sunannya, bahwa Al-Hasan berkata:

لَقَدْ طَلَبَ أَقْوَامٌ الْعِلْمَ مَا أَرَادُوا بِهِ اللهَ وَلَا مَا عِنْدَهُ قَالَ فَمَا زَالَ بِهِمْ الْعِلْمُ حَتَّى أَرَادُوا بِهِ اللهَ وَمَا عِنْدَهُ

"Sungguh ada beberapa kaum yang mencari ilmu sedang mereka menghendaki hal itu bukan karena Allah dan bukan untuk memperoleh yang ada di sisi-Nya, ia berkata: maka tak henti-hentinya mereka mencari ilmu hingga mereka menghendakinya karena Allah dan untuk memperoleh apa yang ada di sisi-Nya"

Orang yang Mendatangi Majelis Ilmu Adalah Orang yang Sedang Berusaha Mencari Tempat di Sisi Allah Ta'ala

Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan dalam shohihnya, Abu Waqid al-Laitsi bercerita: "Ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sedang duduk(bermajelis bersama para sahabat) di masjid maka datanglah tiga orang, yang dua orang menghadap Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan yang satunya pergi, adapun satu diantara keduanya melihat tempat yang kosong dalam majelis maka diapun duduk(di tempat yang kosong tersebut), sedang yang kedua duduk di belekang mereka. Setelah selesai bermajelis Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَلَا أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلَاثَةِ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلى اللهِ فَآوَاهُ اللهُ وَأَمَّا الْآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللهُ مِنْهُ وَأَمَّا الْآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللهُ عَنْهُ 

"Maukah kalian aku beritau tentang tiga orang tadi? Adapun seorang diantara mereka, dia mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah mendekatkan ia kepadaNya. Yang kedua dia malu(tidak mengisi tempat yang kosong), maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga dia berpaling dari Allah maka Allah pun berpaling darinya."

Ketahuilah!

Hakekatnya manusia ketika berhadapan dengan mejelis ilmu mereka terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

Pertama:
Orang yang meremehkan dan lebih mendahulukan urusan yang lain sehingga dia berpaling dari majelis ilmu.

Allah Ta'ala berfirman:

أُو۟لَـٰۤئكَ ٱلَّذِینَ ٱشۡتَرَوُا۟ ٱلۡحَیَوٰةَ ٱلدُّنۡیَا بِٱلۡـَٔاخِرَةِۖ فَلَا یُخَفَّفُ عَنۡهُمُ ٱلۡعَذَابُ وَلَا هُمۡ یُنصَرُونَ


"Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat. Maka tidak akan diringankan azabnya dan mereka tidak akan ditolong." (Qs. Al-Baqarah: 86)

Di dalam tafsir al-Muyasar dikatakan:

أولئك هم الذين آثروا الحياة الدنيا على الآخرة، فلا يخفف عنهم العذاب، وليس لهم ناصر ينصرهم مِن عذاب الله

"Mereka adalah orang-orang yang lebih mengutamakan kehidupan dunia atas kehidupan akhirat. Maka tidak akan diringankan adzabnya dan tidak ada penolong yang dapat menolong mereka dari adzab Allah" (Lihat Tafsir al-Muyasar)

Allah Ta'ala berfirman:

فَأَمَّا مَن طَغَىٰ

Maka adapun orang yang melampaui batas, (Qs. An-Nazi'at: 37)

 وَءَاثَرَ ٱلۡحَیَوٰةَ ٱلدُّنۡیَا

Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, (Qs. An-Nazi'at: 38)

فَإِنَّ ٱلۡجَحِیمَ هِیَ ٱلۡمَأۡوَىٰ

maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya. (Qs. An-Nazi'at: 39)

Kedua:
Orang yang datang dengan malu-malu lalu mengambil tempat dibagian belakang. Orang yang demikian ini masih ada padanya kebaikan meski tidak lebih utama.

Ketiga:
Orang yang datang dengan penuh semangat lalu mengambil tempat yang paling baik yakni di depan atau menutupi tempat yang masih kosong guna dapat mendengar dan mengambil faedah dari pelajaran yang disampaikan. Hakklatnya orang yang demikian adalah orang yang mencari tempat disisi Allah sehingga Allah Ta'ala akan memudahkan dia padanya.

Allah Ta'ala berfirman:

هَلۡ جَزَاۤءُ ٱلۡإِحۡسَـٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَـٰنُ

"Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)." (Qs. Ar-Rahman: 60)

Menuntut ilmu adalah merupakan kebaikan yang besar, maka Allah akan memudahkannya untuk menggapai kebaikan-kabaikan yang lainnya.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, sebagian ulama salaf mengatakan:

مِنْ ثَوَابِ الحسنةُ  الْحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السيئةُ بَعْدَهَا

"Diantara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan diantara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya" (Lihat Tafsir Ibnu Katsir surat al-Lail ayat 5 - 6)

Allah Ta'ala berfirman:

فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلۡيُسۡرَىٰ

"Maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan)." (Qs. al-Lail: 7)

Demikianlah yang dapat disampailan, semoga bermanfaat. 
Wabillahi taufiq

(fis)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:11
01:14
01:09
11:06
02:21
21:38
Viral