- Freepik
Teks Khutbah Jumat Singkat Terbaru 24 Mei: Jaga Salat dan Bersyukur atas Kualitas Rezeki dari Allah SWT
tvOnenews.com - Teks Khutbah Jumat singkat terbaru mengambil tema tentang salat dan rezeki.
Tema salat dan rezeki sangat cocok untuk menjadi teks khutbah Jumat pada 24 Mei 2024.
Hal ini mengingat bagi umat Muslim yang senantiasa mengerjakan salat maka pintu rezeki hidupnya akan dibuka oleh Allah SWT.
Khatib salat Jumat dapat memakai teks khutbah ini sebagai bentuk selalu mengingat betapa pentingnya salat agar meraih rezeki.
Dalam Al-Quran dari Surah Taha ayat 132 menjelaskan tentang perintah salat menjadi pembawa aliran rezeki yang deras, Allah SWT berfirman:
وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى
Wa'mur ahlaka bis-salaati wastabir ‘alaihaa, laa nas'aluka rizqaa, nahnu narzuquk, wal-‘aaqibatu lit-taqwaa.
Artinya: "Perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan bersabarlah dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Kesudahan (yang baik di dunia dan akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Taha, 20:132)
Ilustrasi khatib menyampaikan teks khutbah Jumat tentang tema salat dan rezeki. (Freepik)
Tentu tvOnenews.com akan berbagi tema teks khutbah Jumat "Jaga Salat dan Bersyukur atas Kualitas Rezeki dari Allah SWT".
Tema ini dikutip tvOnenews.com dari Kemenag RI melalui tulisan Sekretaris MUI Provinsi Lampung, Muhammad Faizin.
Teks Khutbah Jumat Tema Jaga Salat dan Bersyukur atas Kualitas Rezeki dari Allah SWT
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Maasyiral Muslimin Hafidzakumullah
Sebuah keniscayaan untuk kita senantiasa mengejar ketakwaan melalui salat sebagai amalan kita di dunia untuk bekal di akhirat dan juga rasa syukur kita kepada Allah SWT yang sudah memberikan banyak kenikmatan yang tidak bisa kita hitung seluruhnya.
Dari ibadah salat kita akan menghasilkan nikmat yang luar biasa dari Allah dan hal itu bukan soal tentang materi saja.
Kenikmatan itu bisa berupa memeluk Islam dan iman, kesehatan, dan kesempatan yang sangat berharga selain tentang materi.
Coba kita bayangkan, apa rasanya kalau memiliki banyak harta tetapi tidak pernah atau jarang salat dan tak bisa dinikmati karena sering sakit.
Bagaimana rasanya kalau kita mempunyai jabatan tinggi tetapi hati selalu tidak tenang.
Oleh karena itu sebagai umat-Nya, kita senantiasa menyadari ada yang segala memiliki dan mengatur perjalanan kehidupan kita di dunia, yaitu Allah SWT sebagai sang pencipta.
Maasyiral Muslimin Hafidzakumullah
Pada era modern ini banyak sekali orang selalu melihatkan sikap hedonis mereka. Sebuah pandangan hidup menganggap kalau orang menjadi bahagia jika mencari sebanyak mungkin kebahagiaan mereka.
Dari pandangan ini menyebabkan manusia selalu mencari kebahagiaan dari pengumpulan harta sebanyak-banyaknya.
Meski begitu kegiatan tersebut harus disertai dengan rajinnya ibadah salat agar kita tetap selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah.
Banyak sekali manusia melakukan cara untuk mendapatkan harta tanpa mempedulikan norma dan aturan agama yang sudah ditetapkan Allah, sebagaimana yang dimaksud barusan akan menjadi penyebab seseorang lupa mengingat Tuhannya melalui ibadah salat.
Tidak hanya itu, manusia selalu menabrakkan cara halal dan haram untuk merasakan kebahagiaan melalui kenikmatan rezeki.
Dari itu semua saat ini kita dapat merasakan banyak sekali yang terlalu mengejar kepentingan dari pada kualitas harta.
Kita dapat melihat kepentingan jumlah selalu dikejar dibandingkan keberkahan harta atas rezeki yang dimilikinya.
Kita juga bisa merasakan banyak yang senantiasa disibukkan untuk bekerja, pergi pagi pulang sore, banting tulang sampai mengeluarkan keringat, sampai-sampai lupa dengan waktu ibadah dan salat.
Ibadah salat menjadi sarana yang diwajibkan untuk manusia selama hidup di dunia sebagai pembawa amalan mereka di akhirat kelak.
Sikap tersebut menjadi renungan bersama bahwa Allah SWT sudah menetapkan kepada manusia atas kenikmatan rezeki.
Allah SWT juga telah menentukan bahwa rezeki setiap manusia tidak akan tertukang dengan orang lain.
Paling penting dari kita harus tetap berusaha dengan baik melalui doa dan sadar rezeki atas kehendak Allah SWT.
Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran ayat 37 menjelaskan rezeki manusia sudah ditetapkan oleh-Nya, begini bunyinya:
إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: "Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya tanpa batas."
Maasyiral Muslimin Hafidzakumullah
Segala hal rezeki yang sudah didapatkan harus tetap kita syukuri. Dengan kita selalu bersyukur, kita tak lagi berbicara soal hitungan jumlah harta lagi.
Kehadiran harta hanya washilah agar kita dapat beribadah dengan tenang untuk mengingat Allah.
Perlu dicatat kalau tugas utama kita memang senantiasa beribadah dan menyembah Allah SWT.
Anjuran kita agar selalu beribadah kepada-Nya tertuang di dalam Aal-Qurat Surat Az-Zariyat ayat 56, Allah SWT berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Wa maa khalaqtul-jinna wal-insa illaa liya‘buduun.
Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat, 51:56)
Maasyiral Muslimin Hafidzakumullah
Jika kita selalu berusaha tawakal kepada Allah SWT dari rutinnya ibadah salat kita kepada Allah SWT, niscaya Allah membuka pintu rezeki kita seluas samudera dan mendatangkan kepada kita secara bertubi-tubi.
Semoga kita semua selalu menjaga salat dan tidak melulu memikirkan soal harta berlebihan sebagai tanda orang Muslim yang beriman dan mengingat tentang akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
(hap)