- MCH 2024
Kisah Jemaah Haji Tunanetra ini Sukses Wujudkan Impiannya ke Tanah Suci Berkat Anak yang Solehah
Madinah, tvOnenews.com - Seorang anak solehah bernama Sukanti (41) menyampaikan rasa bahagia bisa pergi ibadah haji bersama ayahnya, Suroso.
Kisah jemaah haji itu layak menjadi inspirasi karena mempunyai cita-cita agar sang ayah, Suroso (84) yang memiliki keterbatasan tunanetra bisa berangkat haji.
"Sejak ayah mengungkapkan ingin berhaji, di situlah saya membulatkan niat untuk bisa memberangkatkan beliau. Apapun saya lakukan," ujar Susanti saat ditemui di penginapan hotel di kawasan Syimaliah, Madinah, Rabu (22/5/2024).
Sebelum ia berbagi kebahagiaannya, anak solehah itu sedang menyiapkan segala kebutuhan ayahnya.
Termasuk persiapan kebutuhan sebelum beribadah di Masjid Nabawi yang memang kebetulan dekat dari penginapan hotelnya.
Jemaah haji tunanetra, Suroso (84) dan sang anak solehah, Sukanti (41). (MCH 2024)
Ia mengatakan sebenarnya keinginan Suroso pergi haji sudah sangat lama.
Hal ini mengingat istri Suroso, Mardiyah (75) ternyata sudah pernah ibadah haji lebih dulu dari suaminya.
Ia menjelaskan niat Suroso agar pergi haji dan hanya ingin melihat Ka'bah semakin menguat sejak enam tahun lalu di tengah keterbatasan ayahnya yang tunanetra.
"Beliau bilang. Saya sudah tidak bisa lihat apa-apa. Saya hanya ingin bisa melihat kakbah dan berhaji. Tidak ada lagi yang saya inginkan selain itu," jelasnya.
Wanita asal Kebumen itu mengatakan dirinya tidak mudah untuk mewujudkan cita-cita ayahnya menuju Tanah Suci.
Sebab, Suroso pernah mencari nafkah dan tinggal di Malaysia demi menghidupi seluruh keluarganya.
Tekad Suroso semakin menguat, Sukanti menemani ayahnya melakukan pendaftaran haji pada 2018.
"Awalnya saya tanya ke petugas pendaftaran. Apakah saya bisa menemani bapak. Oleh petugas diperbolehkan," tuturnya.
Dari situlah Sukanti selalu berikhtiar dengan cara menyisihkan setiap penghasilannya dalam pelunasan ibadah haji.
Pada akhirnya Sukanti dan Suroso mendapat jatah kuota sebagai jemaah haji 2024 dan sang ayah masuk dalam kuota prioritas lansia.
Ia merasa kaget jarak waktu pendaftaran sangat berdekatan karena hanya butuh menunggu enam tahun dari 2018 ke 2024.
Biasanya orang yang telah mendaftar haji harus menunggu kurang lebih selama 10 tahun.
"Saya baru dapat panggilan setelah lebaran lalu," ungkapnya.
Dari waktu singkat tersebut, ia pun harus mengajukan cuti pekerjaannya di Malaysia.
"Alhamdulillah. Ternyata saya diizinkan untuk cuti panjang. Sekitar empat bulan," tuturnya.
Uniknya, ia senantiasan mendampingi ayahnya sejak awal keberangkatan hingga berada di Tanah Suci.
Ikhtiar Sukanti membuat Suroso merasa terharu dan bersyukur punya anak yang solehah kepada orang tuanya.
"Saya bahagia bisa berada di sini. Saya ini sudah tak bisa melihat apa-apa, hanya ingin melihat ke sini atau menjalankan ibadah haji," ungkap Suroso dengan raut wajah bahagianya.
Suroto mengatakan dirinya bangga telah mempunyai anak solehah seperti Susanti yang selalu melayani kebutuhan di tengah keterbatasannya menjadi seorang tunanetra. (put/mch/hap)