Masjidil Aqsa, masjid suci yang diperbaiki dan dibangun ulang oleh Nabi Sulaiman.
Sumber :
  • internet

Kisah Nabi Sulaiman

Kamis, 6 Januari 2022 - 18:42 WIB

Kisah Nabi Sulaiman merupakan salah satu kisah utama yang terdapat dalam Al-Quran. Kisah Nabi Sulaiman ini salah satunya terdapat dalam surah An-Naml. Dalam surah ini diketahui Nabi Sulaiman mewarisi pengetahuan dari ayahnya yang juga merupakan salah satu kekasih Allah yakni Nabi Daud AS.

Sepeninggal Nabi Daud yang menjadi raja bagi Bani Israil, Nabi Sulaiman pun menjadi raja. Nabi Sulaiman meminta kepada Allah untuk dianugerahi sebuah kerajaan yang kekuatan dan kemewahannya belum pernah dan tak akan pernah dilihat manusia. Allah SWT pun mengabulkan permintaannya.

Di samping memiliki kerajaan, Allah Yang Maha Esa juga memberikan berbagai kemampuan yang melebihi manusia biasa. Dalam kisah Nabi Sulaiman, diceritakan ia dapat memerintah angin serta dapat berbicara dengan burung serta hewan-hewan lainnya.

Ia juga diberi kemampuan untuk memerintah bangsa jin serta manusia untuk melakukan aktivitas pertambangan yang mana hasilnya dapat digunakan untuk membuat perkakas serta senjata bagi bala tentaranya.

Kebijaksanaan dan Kepemimpinan Nabi Sulaiman AS

Kisah Nabi Sulaiman merupakan kisah yang termasyhur bagi umat manusia sepanjang zaman. Salah satu yang membuatnya termasyhur dan menjadi tauladan bagi manusia yang lahir setelahnya adalah kebijaksanaannya dalam memutuskan perkara. Kualitas kepemimpinan dan kebijaksanaan ini dapat dibaca dalam surah Al-Anbiya.

Alkisah pada suatu masa dimana Nabi Daud masih hidup, Nabi Sulaiman yang mendampingi Nabi Daud yang saat itu menjadi raja dihadapkan pada sebuah permasalahan. Permasalahan ini bermula ketika datang dua orang yang berseteru terkait sebuah lahan.

Diceritakan bahwa orang pertama memiliki sebuah kebun yang mana ia garap dan jaga sepanjang tahun. Namun suatu hari ketika orang ini pergi, domba milik laki-laki kedua berkeluyuran ke dalam kebun yang subur itu dan memakan tanaman milik orang pertama. Saat mengetahui hal ini, orang pertama pun berupaya meminta keadilan kepada sang pemimpin atas kerusakan yang dideritanya.

Begitu mendengar perihal ini, dengan segala kebijaksanaan yang dimiliki, Sulaiman bin Daud memerintahkan bahwa pemilik domba harus memperbaiki lahan dan menanam kembali tanaman yang telah rusak hingga tanaman itu panen kembali, yang mana jika sudah panen si pemilik domba harus mengembalikan lahan itu kepada pemilik aslinya.

Di saat yang bersamaan, sang pemilik kebun diwajibkan untuk memelihara dan merawat domba milik orang kedua dan memperbolehkan ia mengambil wol dan susu dari domba tersebut hingga kebunnya panen kembali.

Kisah Nabi Sulaiman dan Seekor Semut

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, salah satu mukjizat dari Nabi Sulaiman AS adalah ia mengerti bahasa hewan dan karenanya dapat mendengar dan berbicara dengan mereka.

Dalam suatu peristiwa yang tercatat dalam Q.S. An-Naml, diceritakan bahwa pada suatu hari Nabi Sulaiman bersama bala tentaranya sedang menuju Askalon yang berada di Palestina dan melewati daerah yang dinamakan Lembah Semut. Seperti namanya, tempat ini dihuni oleh banyak koloni semut.

Demi melihat Nabi Sulaiman dan bala tentaranya akan melewati rumah-rumah mereka, seekor semut betina menyeru kepada teman-temannya, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (Q.S. An-Naml, ayat 18)

Menyadari seruan sang semut, Nabi Sulaiman tertawa. Ia pun bersyukur karena atas izin Allah SWT, dirinya dapat memahami bahasa binatang dan karenanya dapat menghindarkan pasukannya dari wilayah tersebut agar para semut tak mengalami bencana dan kehancuran.

Saat peristiwa tersebut, Nabi Sulaiman AS pun berdoa, "“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (Q.S. An-Naml, ayat 19).

Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya. Dalam kisah Nabi Sulaiman ini umat manusia diajarkan bahwa sekuat, seagung, dan sekaya apapun janganlah berperilaku semena-mena terhadap makhluk lain terutama yang posisinya lebih rendah seperti hewan dan tumbuhan. Jika seorang nabi yang dijamin masuk surga saja berupaya agar dirinya tidak zalim terhadap hewan paling kecil dan tak berdaya, tentulah kita harus meniru dan mengamalkan perilaku mulia tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Penaklukan Saba'

Kisah Nabi Sulaiman yang satu ini pasti sudah sering didengar, yakni tentang kisah Nabi Sulaiman yang berhasil menundukkan kerajaan Saba' dan mengembalikan kerajaan ini agar mau menyembah Allah SWT hanya dengan kecerdikan.

Diceritakan bahwa saat itu Nabi Sulaiman tertarik untuk mengunjungi sebuah wilayah tak jauh dari kerajaannya. Beliau terkesima dengan teknologi yang telah berhasil mengubah tanah yang tandus menjadi subur dan hijau. Nabi Sulaiman ingin teknologi yang sama diterapkan di kerajaannya agar masyarakatnya semakin sejahtera.

Singkat cerita, ia pun berangkat bersama pasukannya dan ditemani pula oleh burung hudhud yang sangat lihai mencari air yang tersembunyi di balik tanah. Namun dalam perjalanan hudhud menghilang. Nabi Sulaiman pun berang dan berjanji menghukumnya jika tak segera kembali.

Sang hudhud pun tak lama kembali bergabung dengan pasukan. Ia menceritakan penemuannya tentang sebuah negeri yang dipimpin oleh seorang yang cerdik lagi kaya raya. Lalu hudhud melanjutkan, bahwa pemerintahan dan rakyat negara bernama Saba' ini ternyata dikelabui iblis sehingga menyembah matahari.

Untuk mencari tahu kebenarannya, Nabi Sulaiman lalu menulis sebuah surat yang ditujukan kepada Balqis, sang ratu pemimpin Saba'. Ia memerintahkan hudhud tersebut untuk mengantarkannya dan bersembunyi setelahnya untuk mengetahui reaksi Balqis saat membacanya.

Hudhud mematuhi perintah tuannya dan segera setelah menjatuhkan surat tersebut ia pun terbang bersembunyi. Surat tersebut berisi permintaan sekaligus ancaman. Isinya berbunyi: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (Q.S. An-Naml, ayat 30-31)

Balqis, sang Ratu Saba' merasa gusar dengan isi surat tersebut. Ia segera memanggil menteri dan para penasihat kerajaannya untuk berdiskusi tentang bagaimana merespon surat tersebut. Sebagian besar dari mereka merasa bahwa mereka harus menjawab surat tersebut di medan perang.

Namun, dengan kebijaksanaan dan kesabarannya, Balqis berkata bahwa perdamaian dan persahabatan merupakan pilihan yang lebih baik. Juga bahwa perang hanya akan membawa penghinaan, perbudakan, dan menghancurkan hal-hal baik. Tak hanya itu, Balqis juga memerintahkan bawahannya untuk memberikan hadiah yang besar dan istimewa bagi Nabi Sulaiman sebagai tanda hormat dan persahabatan.

Mengetahui keinginan Balqis tersebut, Nabi Sulaiman AS yang cerdik nan bijaksana mengetahui niat Ratu Saba' untuk mencari informasi kekuatan kerajaan dan pasukan militernya. Ia pun menyambut hal itu dengan mengumpulkan seluruh pasukannya yang terdiri dari manusia, hewan, dan jin untuk berkumpul.

Kisah Nabi Sulaiman ini pun berlanjut setibanya delegasi Balqis di Palestina, mereka dikejutkan dengan reaksi Nabi Sulaiman. Tanpa meminta delegasi tersebut membuka peti harta yang diletakkan di depannya, Sulaiman meminta para delegasi dan hulubalang Ratu Balqis untuk kembali. Ia menyatakan bahwa Allah sudah mencukupkan dirinya dengan harta, kerajaan, dan kenabian serta menegaskan kembali tujuan surat tersebut adalah untuk mengajak kerajaan Saba' untuk bertauhid dan menyembah Allah Yang Maha Esa.

Para utusan ini pun kembali dan menyampaikan pesan tersebut. Tak merasa tersinggung, Ratu Balqis malah merasa penasaran dan ingin bertemu langsung dengan raja Bani Israil tersebut. Ia pun mengumumkan keberangkatannya pada Nabi Sulaiman saat ia tengah dalam perjalanan menuju Palestina dimana istana Nabi Sulaiman berada.

Nabi Sulaiman melakukan rapat bersama para pesuruh dan pasukannya seraya bertanya siapakah yang dapat membawakan istana Ratu Balqis sebelum ia datang. Salah seorang ulama berkata ia dapat membawakannya sebelum rapat itu selesai. Nabi Sulaiman tak bergeming. Tak lama, seorang jin bernama Ifrit lalu berkata, "Aku dapat mengambilkannya untukmu hanya dalam sekedip mata!"

Ternyata benar, sebelum Nabi Sulaiman berkedip, singgasana itu sudah hadir di depan Nabi Sulaiman. Misi yang diemban Ifrit berhasil. Ia membawa istana Ratu Balqis yang berada di Yaman ke depan istana Nabi Sulaiman di Palestina yang berjarak ribuan kilometer.

Balqis pun datang dan disambut dengan mewah oleh sang kekasih Allah. Ia merasa terkesima dengan keramahtamahan, kekayaan, serta yang paling utama, penampakan istana yang mirip sekali dengan istana miliknya di Yaman. Ia meliriknya berkali-kali dan meyakinkan dirinya bahwa itu bukanlah istananya walaupun tampak sangat mirip.

Ratu Balqis pun menyadari bahwa saat itu ia tengah ditemani oleh seseorang yang sangat kuat, cerdik, kaya, dan berkuasa lebih dari apapun. Ia merasa sosok seperti Nabi Sulaiman bukanlah raja biasa melainkan manusia pilihan Allah. Balqis pun akhirnya menyatakan tunduk pada Sulaiman dan memutuskan untuk meninggalkan penyembahan matahari dan bersungguh-sungguh menyembah Allah SWT semata. Ia juga meminta segenap pejabat, bangsawan, dan rakyatnya untuk melakukan hal yang sama sebagai bentuk keyakinannya pada tauhid yang diajarkan Sulaiman bin Daud. (afr)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:02
03:01
02:57
02:35
05:18
01:38
Viral