Ustaz Adi Hidayat (UAH) bicara hukum shalat Maghrib di waktu Isya akibat tidur di sore hari dan bangun jam 9 malam.
Sumber :
  • Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official

Tidur di Sore Hari Malah Bangun Jam 9 Malam, Shalat Maghrib Jadi Terlewat, Memang Boleh Dahulukan Isya? Ustaz Adi Hidayat Bilang...

Rabu, 5 Juni 2024 - 18:06 WIB

tvOnenews.com - Shalat Maghrib dan Isya menjadi kunci seorang Muslim harus memenuhi kewajibannya.

Shalat Maghrib dan Isya merupakan bagian dari tiang agama yang harus dikerjakan umat Muslim setiap harinya.

Hal ini mengingat shalat Maghrib dan Isya hukumnya fardhu sebagai salah satu syarat amalan yang pertama kali dihisab oleh Allah SWT di akhirat.

Namun, seringkali seseorang meninggalkan shalat Maghrib karena tidur di sore hari dan bangun di waktu Isya.

Bolehkah seorang Muslim mendahulukan ibadah shalat Isya baru disambung dengan ibadah Maghrib yang tertinggal? Ustaz Adi Hidayat menjelaskan hal ini.


Ilustrasi shalat Maghrib di waktu Isya akibat tidur di sore hari dan bangun jam 9 malam. (Istimewa)

Seperti apa Ustaz Adi Hidayat menerangkan soal pelaksanaan pendahuluan shalat Maghrib dan Isya? Mari simak penjelasan menarik ini di sini!

TvOnenews.com melansir dari kanal YouTube SMKN2Temanggung Official, Ustaz Adi Hidayat (UAH) dalam kajiannya menyampaikan pelaksanaan shalat fardhu.

UAH melihat masih banyak umat Muslim khususnya di Indonesia yang sering atau sengaja meninggalkan shalat Maghrib karea ketiduran di sore hari.

Seseorang yang tidur sore hari menyebabkan dirinya bangun di pukul 21.00 WIB ke atas atau di waktu Isya.

Ia menerangkan bahwa, dari kasus tersebut sudah dipastikan orang tersebut tidak Maghrib dan meninggalkan satu shalat fardhu dalam satu harinya.

Meski begitu, ia memberikan solusi kepada seorang Muslim yang sering bangun tidur di waktu Isya agar ibadah Maghribnya tetap sah.

Pendakwah itu menyampaikan bahwa, shalat yang harus didahulukan adalah ibadah Maghrib meski sudah masuk di waktu Isya.

Mengapa bisa begitu? Ia menegaskan jika seseorang bangun tidur di pukul 21.00 WIB maka ibadah Maghribnya dilakukan pada jam tersebut.

"Pertama, waktu orang tidur itu waktu shalatnya (Maghrib) pas bangunnya," ujar UAH.

"Antum ketinggalan shalat Maghrib karena ketinggalan misalnya," tambahnya. 

"Bangun pukul 21.00 WIB di kasus ini, maka saat bangunnya waktu shalatnya, apa yang didahulukan? Maghrib dulu baru Isya," lanjutnya.

Menurutnya, orang tersebut harus mendahulukan sesuai urutan shalat fardhu meskipun sudah telat akibat ketiduran.

Maka dari itu, ia memastikan bahwa, shalat Maghrib lebih didahulukan meski bukan berarti keutamaannya lebih baik dari Isya.

"Allamuroatib tartib berdasarkan urutan tertib waktu shalatnya, di Maghrib baru tunaikan shalat Isya," tuturnya.

Ia mengambil kasus tersebut dari kisah Rasulullah SAW dan Bilal bin Rabah yang meninggalkan shalat Subuh.

Rasulullah SAW harus meninggalkan shalat Subuh karena Bilal bin Rabah tidak membangunkan tidurnya di pagi hari.

Namun, momen tersebut menjadi tantangan bagi Bilal bin Rabah agar membangunkan Rasulullah SAW agar shalat Subuh tepat waktu.

"Bagi Allah sangat mudah membangunkan Nabi Muhammad, saat malam Nabi berkata 'Bilal jaga ya supaya kamu akan kita bangun tepat waktu Subuh'," papar UAH.

Setelah itu Bilal Bin Rabah menerima permintaan agar Rasulullah SAW dibangunkan saat waktu Subuh.

Sayangnya Bilal bin Rabah merasa ngantuk sehingga sosok muadzin pertama itu ketiduran bersama Rasulullah SAW.

Sontak, Rasulullah SAW memarahi Bilal walaupun hanya sesaat karena langsung memaafkan sahabatnya.

Rasulullah SAW pun menyuruh Bilal segera ambil air wudhu untuk shalat Subuh yang sudah terlewat dari ketentuan waktunya.

UAH menegaskan dari kasus tersebut bahwa, shalat fardhu menjadi sangat penting dan tidak boleh ditinggalkan walaupun telat dari waktunya.

Hal ini berdasarkan dalil dalam Al-Quran dari Surah Al-Maun ayat 4 sampai 5 mengenai orang yang tidak shalat fardhu akan celaka, Allah SWT berfirman:

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ 

Fawailul lil-musalliin, allaziina hum ‘an salaatihim saahuun.

Artinya: "Celakalah orang-orang yang melaksanakan shalat, (yaitu) yang lalai terhadap shalatnya." (QS. Al-Maun, 107:4-5)

Kesimpulannya bahwa, seorang Muslim harus mengutamakan shalat Maghrib dan dilanjut shalat Isya jika ketiduran di sore hari dan bangun di malam hari.

Jika tafsir di atas belum menemukan jawaban Anda terkait pemahaman pendahuluan shalat Maghrib atau Isya, sebaiknya dengar kajian dari para ulama, kyai, ustaz, dan tokoh agama lain.

Supaya Anda bisa mendapat berbagai perspektif soal pelaksanaan keutamaan shalat Maghrib dan Isya di malam hari.

Wallahu A'lam Bishawab.

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:46
00:50
01:22
02:57
02:43
02:59
Viral