Ilustrasi berdoa setelah khatib menyampaikan teks Khutbah Jumat singkat terbaru tentang istidraj.
Sumber :
  • Istimewa

Teks Khutbah Jumat Singkat Terbaru: Jangan Sampai Terjebak Kenikmatan yang Membahayakan dari Istidraj

Jumat, 7 Juni 2024 - 11:54 WIB

tvOnenews.com - Teks Khutbah Jumat singkat paling baru mengambil tema tentang kenikmatan.

Khatib dapat menggunakan tema teks Khutbah Jumat ini terkait kenikmatan yang bisa menjebak manusia dinamai istidraj.

Istidraj memiliki arti pembiaran terhadap kenikmatan yang diarahkan menuju kebinasaan dari Allah SWT.

Hal ini bisa menjadi rekomendasi khatib untuk dijadikan teks Khutbah Jumat singkat terbaru saat shalat Jumat pada 7 Juni 2024.

Oleh karena itu, tema teks Khutbah Jumat singkat ini berjudul "Jangan Sampai Terjebak Kenikmatan yang Membahayakan dari Istidraj".

tvOnenews.com mengutip teks Khutbah Jumat ini berasal dari karya tulisan Kementerian Agama (Kemenag) RI bernama Aiz Luthfi.

Teks Khutbah Jumat Singkat Terbaru dengan Tema Jangan Sampai Terjebak Kenikmatan dari Istidraj

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: ‎وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Para hadirin jemaah shalat Jumat senantiasa mendapatkan rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Khatib tidak akan menghentikan dalam menyebar kebaikan serta mengingatkan kita semua selalu memanjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang sudah memberikan seluruh kenikmatan untuk kita semua.

Marilah sejenak menghentikan kesibukan kita untuk selalu menikmati dan hirup udara segara selama kita masih bernapas, setiap langkah yang kita ambil, dan Allah SWT telah memberikan rezeki untuk dinikmati oleh kita bersama secara tak terhingga.

Dari kenikmatan jangan sampai menyeburkan diri kita dalam lembah yang dinamai istidraj.

Istidraj merupakan pembiaran atau pemanjaan agar kita tercebur dalam kehinaan yang tidak disukai oleh Allah SWT.

Allah SWT menghadirkan istidraj untuk menguji seseorang khususnya hamba-Nya melalui kenikmatan.

Bahwasanya kita jangan sampai lengah dalam mengartikan kenikmatan dari Allah SWT adalah suatu kemuliaan. Padahal Allah SWT sedang menguji dan memberikan kehinaan terhadap manusia secara perlahan-lahan dan bisa jadi sifatnya membinasakan.

Contohnya kehinaan tersebut meliputi perbuatan maksiat sebagai salah satu kenikmatan di luar batas dan sampai tidak beribadah kepada Allah SWT.

Di antara lain kenikmatan yang dapat membinasakan bahwa, Allah SWT mengkaruniakan rezeki melalui harta yang berlimpah namun seseorang tidak pernah melakukan amal baik, contohnya bersedekah terhadap sesama.

Seseorang mendapat rezeki yang berlimpah namun dirinya tidak pernah shalat dan bahkan selalu berbuat maksiat, serta selalu mengabaikan nasihat para ulama.

Manusia seringkali ingin mendapatkan pujian, kehormatan, dikagumi sebagai kenikmatan yang mau diraih olehnya padahal akhlaknya rusak.

Contoh lainnya seseorang selalu memberikan keluarganya agar selalu sehat dan ingin mendapat kecerdasan yang padahal makanannya didapatkan dari harta yang haram.

Allah SWT telah mengingatkan dalam Al-Quran terkait pembiaran kenikmatan yang mengarah kebinasaan melalui Surat Al-A'raf ayat 182-183, Allah SWT berfirman:

وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَ، وَاُمْلِيْ لَهُمْۗ اِنَّ كَيْدِيْ مَتِيْنٌ

Artinya: "Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (menuju kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku sangat teguh." (QS. Al-A'raf, 7:182-183)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Marilah kita mengetahui tentang istidraj yang berasal dari kata dalam Bahasa Arab إستدرج- يستدرج- إستدراجا (istadraja-yastadriju-istidrâjan) yang berasal dari kata singkatannya درج (daraja).

Secara bahasa, daraja memiliki arti yakni, tangga, mengikat, sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, atau secara perlahan-lahan.

Secara istilah bahwa, seseorang telah mendapatkan kenikmatan secara materi dan berasal dari kata semakin bertambah. Hanya saja kenikmatan tersebut bersifat batin yang artinya dilepaskan atau dikurangi tanpa diketahui olehnya.

Allah SWT membiarkan seseorang tersebut atas perbuatan maksiat yang sudah dia lakukan, dan bahkan melakukan kesenangan yang padahal dia sedang melalaikan dirinya untuk menghapus semua kesenangannya.

Sehingga seseorang akan mendapat penyesalan yang terlambat dari kenikmatan berupa maksiat tersebut.

Hal ini berdasarkan contoh dari kisah Fir'aun dan Qarun yang mendapat istidraj dari Allah SWT.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Dalil Al-Quran melalui Surat Ali-Imran ayat 178 terkait kisah harta Qarun ditelah bumi, Allah SWT berfirman:

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

Wa laa yahsabannal-laziina kafaruu annamaa numlii lahum khairul li'anfusihim, innamaa numlii lahum liyazdaaduu ismaa, wa lahum ‘azaabum muhiin.

Artinya: "Jangan sekali-kali orang-orang kafir mengira bahwa sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepadanya137) baik bagi dirinya. Sesungguhnya Kami memberinya tenggang waktu hanya agar dosa mereka makin bertambah dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan." (QS. Ali-Imran, 3:178)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Setiap manusia bisa mendapat istidraj baik orang yang tidak mengetahui apa-apa hingga ahli ibadah yang bisa saja akan menimpa mereka dari hal tersebut.

Marilah kita mewaspadai terhadap kenikmatan yang sifatnya semua padahal Allah SWT sedang murka kepada kita.

Jangan sampai kita menjadi golongan orang-orang yang tidak beriman dan menganggap bahwa kenikmatan suatu kebaikan yang sudah didapatkan dan dinikmati oleh mereka.

Mereka telah menganggap nikmat dari Allah SWT adalah sebuah anugerah dan kebaikan bagi mereka yang padahal nantinya bisa mendapat siksaan meski tidak tahu kapan itu terjadi.

Oleh karena itu, kita selalu meminta perlindungan, pertolongan, dan memohon kepada Allah SWT agar selalu menambahkan keimanan untuk terhindar dari kenikmatan yang melebihi ambang batas.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Kita dapat menyimpulkan dari penjelasan tersebut bahwasanya kenikmatan berupa materi maupun non materi atas rezeki yang telah didapatkan jangan sampai melupakan Allah SWT.

Agar kita senantiasa bersyukur kepada-Nya melalui perbuatan maupun keyakinan dalam hati agar terhindar dari istidraj.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:02
03:01
02:57
02:35
05:18
01:38
Viral