- MCH 2024
Efek Selebgram Ditahan, Aparat Arab Saudi Razia Pelaku yang Menawarkan Jasa Non Visa Haji Lewat ini
Jeddah, tvOnenews.com - Konjen RI Jeddah Yusron B. Ambary menyampaikan Pemerintah Arab Saudi telah membentuk tim khusus untuk pemantauan pelaku penawar jasa non visa haji.
Ia menyebut pihak aparat keamanan Arab Saudi telah membentuk tim intelijen untuk mendata akun media sosial yang promosi jasa haji pakai visa ziarah.
"Memang saat ini Pemerintah Saudi sudah melakukan razia ke berbagai akun-akun media sosial yang jualan visa-visa haji tanpa antre itu dan akan ditindak aparat kemananan Saudi," ungkap Yusron kepada Media Center Haji (MCH) di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Arab Saudi dikutip tvOnenews.com, Jumat (7/6/2024).
Menurutnya, sudah banyak akun media sosial yang sudah didata dan menjadi radar pemantauan bagi tim intelijen keamanan Arab Saudi.
Misalnya, TikTok, Instagram, Twitter atau X, dan platform media sosialnya diduga menjadi tempat promosi paket haji dengan menggunakan visa ziarah atau non visa haji.
Konjen RI Jeddah Yusron B. Ambary beri keterangan soal penangkapan jemaah non visa haji. (Media Center Haji 2024/Fadhli Eza)
"Itu tadi pemerintah Saudi sudah memantau dan mencatat berbagai akun-akun TikTok, dan saya belum tahu, tapi semuanya sudah dicatat oleh aparat keamanan Saudi," jelasnya.
Terkini, ia bersama pihaknya belum mendata seberapa banyak akun media sosial yang memberikan jasa haji kepada masyarakat Indonesia agar ibadah di luar secara resmi dari pemerintah.
Namun, ia menyatakan masih banyak yang mencari kesempatan dan terang-terangan saat memberikan penawaran jasa haji dengan paket non visa haji.
"Saya tidak terlalu mengikuti masih ada atau tidaknya tapi memang banyak sekali di sosial media berseliweran jualan haji seperti ini," ngakunya.
Ia pun menjelaskan bahwa, banyak pelaku penawar jasa haji yang tinggal di Indonesia dan juga telah berada/menetap di Arab Saudi.
"Macam-macam ada yang tinggal di sini, ada yang dari Indonesia," katanya.
Menurut Konjen RI Jeddah, kebanyakan pelaku dari perorangan daripada kelompok yang menawarkan jasa haji ilegal.
Meski begitu, Yusron dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah tidak bisa menangkap para pelaku penawar jasa haji dan juga rombongan WNI pengguna visa ziarah di Arab Saudi.
"Memang kita belum sempat mendalami kasusnya dan perlu dipamahami juga KJRI tidak punya wewenang untuk menindak lagi di negara orang seperti ini," katanya.
Ia menuturkan pihaknya hanya bisa menolong dan membebaskan WNI yang ditangkap aparat Arab Saudi.
"Kalau kami lebih pada bagaimana menangani korban di sini, jadi penanganan akan kita serahkan ke pusat," imbuhnya.
Ia mengatakan pihaknya akan mulai mendata terkait para korban dan pelaku yang nekat pergi menuju Arab Saudi jika penyelenggaraan ibadah haji 2024 sudah selesai.
"Kalau kami kemarin waktunya mepet, bagi kami bagaimana jemaah itu bisa kita selamatkan lebih dulu kembali ke Tanah Air," katanya.
Ia pun sangat bersyukur WNI yang tinggal di Makkah selalu memberikan informasi terkait kondisi di Tanah Suci.
Mereka dapat membantu Pemerintah Arab Saudi dan Indonesia untuk memantau jemaah haji Indonesia selama periode haji 2024.
"Beberapa teman-teman Mukimin, mereka selalu juga report ke sosial media, pemeriksaan Masjidil Haram, pemeriksaaan sekitarnya, terus dilakukan aparat keamanan," paparnya.
Ia menyampaikan hal tersebut lantaran baru-baru ini seorang selebgram Indonesia telah ditangkap oleh Polisi Arab Saudi.
Selebgram tersebut telah menawarkan rombongan jemaah haji dengan jasa visa ziarah.
Terkini, KJRI Jeddah sedang mencari keberadaan jemaah haji pemilik visa ziarah yang terlantar karena selebgram tersebut telah ditangkap aparat keamanan setempat.
"Sekarang jemaahnya masih kita telusuri dimana posisinya karena mereka seperti enggak ada lagi yang ngurus sekarang," pungkasnya. (put/mch/hap)