- dok.Kementerian Agama/mch 2024
Maraknya Kasus Penangkapan Jemaah Tanpa Visa Haji di Arab Saudi, Diimbau Selalu Bawa Identitas Diri
Jakarta, tvOnenews.com- Maraknya penangkapan jemaah tanpa visa haji (non-visa haji) di Arab Saudi, membuat Aparat Keamanan memperketat pemeriksaan. Hal ini buntut dari adanya kasus melanggar aturan, seperti pakai visa ziarah untuk ibadah haji.
Atas kejadian ini, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kembali mengingatkan agar senantiasa membawa identitas pengenal sebagai jemaah haji selama di Tanah Suci yaitu; kartu dan gelang identitas, paspor, visa haji serta pengenal diri lainnya ketika ke luar hotel atau ke Masjidil Haram.
Menurut Widi Dwinanda, anggota media center Kementerian Agama (Kemenag), tahun ini Pemerintah Saudi menerbitkan kebijakan seluruh jemaah haji harus memiliki smart card.
“Jemaah yang tidak memiliki smart card, dilarang masuk ke Armuzna, apapun kedudukannya. Pemerintah Arab Saudi menyiapkan sanksi berat bagi para pihak yang melanggar,” ucap Widi dalam keterangan resmi Kemenag, Sabtu (8/6/2024)
"Selain harus membawa smart card dan identitas lainnya saat berada di luar hotel, jemaah agar menyimpan dengan baik smart card tersebut, pastikan tersimpan di tempat aman,” sambungnya.
“Segera lapor ke petugas sektor bila smart card miliknya hilang untuk segera di lakukan penggantian,” katanya.
Selain itu, ia mengingatkan jemaah agar menjaga kesehatan tubuhnya dengan istirahat yang cukup, makan tepat waktu, mengkonsumsi vitamin yang dibutuhkan dan melakukan konsultasi ke dokter kloter, klinik sektor bila mengalami keluhan kesehatan.
“Mengingat cuaca panas saat ini di Kota Makkah, aktivitas ibadah jemaah dapat dilakukan di musala hotel atau masjid sekitar hotel, mendalami manasik haji dan mengikuti bimbingan dan konsultasi ibadah yang diselenggarakan di musala hotel,” pesannya
Mengingat adanya layanan safari wukuf, PPIH mengalokasikan 300 kuota yang bagi jemaah lansia yang tidak mampu melaksanakan wukuf di Arafah.
Kuota tersebut telah mempertimbangkan jumlah petugas yang akan membersamai jemaah yang disafariwukufkan.
“Setiap satu petugas akan mengurus lima jemaah lansia nonmandiri, termasuk memandikan, menyuapi, dan kebutuhan individu lansia lainnya. Mekanisme pendorongan jemaah safari wukuf dilakukan pada 9 Zulhijjah pagi, jemaah lansia di hotel transit dibawa dengan 10 bus menuju Arafah,” katanya. (put/klw)