Jemaah haji Indonesia menjalani perawatan dibantu petugas Arab Saudi.
Sumber :
  • Kemenkes

Sebanyak 70 Jemaah Haji Indonesia Dirawat di Makkah, Terbanyak dari Embarkasi Surabaya

Minggu, 9 Juni 2024 - 19:37 WIB

Makkah, tvOnenews.com - 71 jemaah asal Indonesia masih menjalani perawatan karena sakit menjelang masa puncak musim haji 2024.

"70 dirawat di Makkah, satu jemaah dirawat di Jeddah," dikutip dari data thawaf pada Minggu (9/6/2024) pukul 14.20 Waktu Arab Saudi (WAS). 

Saat ini seluruh jemaah yang sakit sedang menjalani perawatan di sejumlah Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan rumah sakit di Arab Saudi. 

Dari jumlah tersebut, mayoritas jemaah yang sedang dirawat di KKHI maupun rumah sakit adalah jemaah dari Embarkasi Surabaya (SUB) mencapai 20 jemaah. 

Disusul dengan embarkasi Solo sebanyak 10 dan Jakarta Bekasi sebanyak 7 jemaah.

Terkait layanan terhadap para jemaah yang wafat atau yang sedang sakit, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah menyiapkan sejumlah kebijakan, termasuk layanan lanjutan ibadah.

Pembimbing Ibadah (Bimbad) PPIH Arab Saudi daker Madinah, KH Aswadi Syuhada menjelaskan, untuk para jamaah asal Indonesia yang meninggal, mereka akan dibadalhajikan. 

"Saat ini, tengah disiapkan petugas yang ditugaskan untuk melaksanakan badal haji,” katanya kepada tim Media Center Haji Madinah, Minggu (9/6/2024).

Sementara itu, untuk jemaah yang saat ini terbaring sakit, Prof Aswadi menjelaskan, ada beberapa skenario yang disiapkan dalam memfasilitasi mereka bisa melaksanakan ibadah di masa puncak haji di Armuzna (Arafah Muzdalifah Mina). 

"Skenario itu didasarkan pada kondisi mereka,” tutur guru besar asal Gresik ini.

Kata Prof Aswadi, jika kondisi jemaah sakit itu belum memungkinkan untuk menjalani ibadah Armuzna, tapi masih memungkinkan dimobilisasikan, mereka akan mengikuti safari wukuf. 

Safari wukuf dilakukan dengan cara melintas sejenak di Arafah untuk melaksanakan wukuf, yang ini merupakan inti dari ibadah haji.

"Setelah itu, mereka kembali ke tempat asalnya,” jelasnya.

Prof Aswadi juga menjelaskan, safari wukuf juga berlaku untuk jemaah haji yang masuk kategori lansia serta risiko tinggi (risti). 

Pertimbangannya, menurut Prof Aswadi jika mereka mengikuti ibadah Armuzna secara normal, rawan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sementara, bagi pasien yang secara fisik tidak memungkinkan untuk diikutkan safari wukuf, petugas haji juga akan membadalhajikan jemaah tersebut. (put/mch/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:23
04:46
05:39
03:03
03:29
02:11
Viral