- Khairul Umam/Media Center Haji 2024
Langit Dipenuhi Sayap Malaikat Jibril, Saat Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu di Gua Hira
Makkah, tvOnenews.com - Inilah Gua Hira, tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk pertama kalinya.
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama pada malam ke-27 Ramadhan.
Allah SWT menurunkan wahyuNya kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.
Turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW adalah tanda dimulainya sejarah Islam.
Adapun lokasi Gua Hira berada di puncak Jabal Nur yang ada di Hejaz dekat Mekkah, Arab Saudi.
Tinggi Jabal Nur sekitar 640 meter dan Gua Hira berada di puncaknya.
Di sinilah tempat dimana Nabi Muhammad SAW biasa Khalwah.
Suasana Gua Hira saat Musim Haji 2024 (Sumber: Khairul Umam/Media Center Haji)
Saat Pertama Kali Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu, Langit Dipenuhi Sayap Malaikat Jibril
Ustaz Khalid Basalamah dalam ceramahnya menjelaskan momen menegangkan saat Nabi SAW menerima menerima wahyu saat pertama kali.
“Sebelum masa kenabian, nabi dibuat suka khalwah atau menyendiri,” ujarnya, sebagaimana dikutip tvOnenews dari Kanal YouTube Khalid Basalamah Official.
“Awas beda khalwah dan khalwat, jangan salah,” ujar Ustaz Khalid Basalamah.
Nabi Muhammad SAW setiap tahun tepatnya pada bulan Ramadhan akan berdiam diri di Gua Hira.
“Beliau SAW senang sekali datang ke gua hira yang ada di jabal nur atau gunung nur, gunung cahaya,” tandas Ustaz Khalid Basalamah.
Kata Ustaz Khalid Basalamah, nama Jabal Nur diberikan setelah Nabi Muhammad SAW diberikan wahyu pertama kali.
“Sebelumnya orang Mekkah tidak mengatakan Jabal Nur,” ujar Ustaz Khalid Basalamah.
Di Gua Hira yang berada di puncak Jabal Nur inilah Nabi Muhammad akan menyendiri untuk ibadah.
“Ada alasan-alasan beliau pergi ke sana, Nabi SAW seringkali mencari tempat-tempat berkhalwah,” kata Ustaz Khalid Basalamah.
“Entah bagaimana beliau mendapatkan ilham dari hatinya untuk mendatangi Jabal Nur,” sambung Ustaz Khalid Basalamah.
Padahal jika sekarang saja, dari Mekkah menuju Jabal Nur membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan menggunakan mobil.
“Bagaimana jika jalan kaki dan dulu belum ada jalan terbuka seperti sekarang,” kata Ustaz Khalid Basalamah.
Gua Hira sebenarnya bukanlah gua namun hanya sebuah celah yang ada di atas gunung.
“Gunung tinggi di atas ada tebing, ada pecahan orang masuk. Jadi sebenarnya bukan gua,” jelas Ustaz Khalid Basalamah.
“Hanya pecahan antara dua batu hanya satu dua orang bisa masuk,” sambung Ustaz Khalid Basalamah.
Alasan Nabi Muhammad memilih Gua Hira adalah karena menghadap Ka’bah.
“Kalau dulu bisa melihat Ka’bah, beliau melihat semua untuk tafakur,” jelas Ustaz Khalid Basalamah.
Proses Penobatan Kenabian di Gua Hira
Suasana Gua Hira saat Musim Haji 2024 (Sumber: Khairul Umam/Media Center Haji)
Kemudian, setelah berjalan masa khalwah, pada bulan ramadhan selama 26 hari Nabi Muhammad SAW tinggal di Gua Hira.
“Malam ke-27 Ramadhan, Allah SWT mendatangkan kepada Nabi SAW menjelang subuh, postur manusia tiba-tiba muncul,” ujar Ustaz Khalid Basalamah.
Saat Nabi Muhammad SAW sendirian berada di puncak gunung, tiba-tiba muncul di hadapan Nabi sosok berbaju putih,” kata Ustaz Khalid Basalamah.
Ustaz Khalid Basalamah kemudian menjelaskan hadits Bukhari yang menjelaskan peristiwa kenabian Nabi Muhammad SAW tersebut.
“Dalam riwayat Bukhari, Nabi SAW mengatakan telah datang kepadaku seseorang dengan menggunakan pakaian putih bersih dan di tangannya terdapat sebuah kotak yang terbungkus dengan sutra,” jelas Ustaz Khalid Basalamah.
“Dan di dalamnya terdapat sebuah buku dan kemudian menyuruhku membaca, aku berkata aku tak bisa membaca,” kata Ustaz Khalid Basalamah saat menceritakan riwayat tersebut.
“Kemudian orang tersebut memelukku dengan keras seakan-akan ruh-ku akan keluar,” sambung Ustaz Khalid Basalamah.
Kemudian Malaikat Jibril kembali meminta Nabi Muhammad SAW untuk membaca.
“Aku kembali berkata aku tidak bisa membaca,” kata Ustaz Khalid Basalamah.
Hingga akhirnya Malaikat Jibril kembali memeluk Nabi Muhammad SAW.
Kemudian ketika Malaikat Jibril kembali meminta Nabi Muhammad SAW membaca, beliau merubah kalimatnya.
“Kemudian aku mengubah apa yang harus aku baca, orang tersebut berkata membaca Surat Al Alaq ayat 1-5,” jelas Ustaz Khalid Basalamah.
Suasana Gua Hira saat Musim Haji 2024 (Sumber: Khairul Umam/Media Center Haji)
Ini adalah bacaan lengkap Surah Al-Alaq ayat 1-5.
Ayat 1
اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَۚ
Baca: Iqra bismi rab bikal lazii khalaq
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”.
Ayat 2
خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍۚ
Artinya: “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”.
Ayat 3
اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ
Baca: Iqra wa rab bukal akram
Artinya: “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia”.
Ayat 4
الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ
Baca: Al lazii 'allama bil qalam
Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan pena”.
Ayat 5
عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ
Baca: 'Al lamal insaana ma lam y'alam
Artinya: “Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Kata Ustaz Khalid Basalamah maksud bacalah adalah jadikanlah Al-Qur’an sebagai pegangan hidup.
“Setelah turun ayat ini tiba-tiba jibril yang menjelma jadi manusia, hilang,” ujar Ustaz Khalid Basalamah.
“Bayangkan di gua tengah malam sendirian, selama 26 hari tahu tidak ada orang, lalu datang dan hilang,” sambung Ustaz Khalid Basalamah.
Nabi Muhammad kemudian ketakutan dan segera bergegas turun dari gunung.
“Naik mungkin 40 menit zaman Nabi belum ada jalan setapak, nabi cepat turun,” ujar Ustaz Khalid Basalamah.
Saat itu langit seperti awal shalat subuh dan ketika Nabi Muhammad berada di bawah gunung beliau mendengar suara dari langit.
“Wahai Muhammad Engkau adalah utusan Allah dan Aku adalah Jibril,” itulah suara yang terdengar dari langit.
Suara itu terdengar tiga kali dan kemudian ketika Nabi Muhammad SAW melihat langit dipenuhi oleh badan Malaikat Jibril.
“Langit dipenuhi oleh badan Jibril dan Jibril diberikan 600 ekor sayap,” ujar Ustaz Khalid Basalamah.
“Jika satu sayap dikebaskan hancur bumi ini,” tandas Ustaz Khalid Basalamah.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW kemudian pulang ke rumah dan masih ketakutan ketika bertemu dengan istri tercintanya, Siti Khadijah.
Itulah proses saat Nabi Muhammad menerima wahyu pertama kali di Gua Hira.
Disarankan bertanya kepada ulama, pendakwah atau Ahli Agama Islam agar mendapatkan penjelasan yang lebih dalam.
Wallahu'alam
(put)