Ilustrasi teks Khutbah Jumat singkat terbaru tema Idul Adha dan kurban.
Sumber :
  • Freepik

Teks Khutbah Jumat Singkat Terbaru 14 Juni: Lewat Idul Adha, Kurban Bentuk Keikhlasan dan Nilai Berbagi

Jumat, 14 Juni 2024 - 10:48 WIB

tvOnenews.com - Khutbah Jumat menjadi bentuk amalan yang harus dilakukan setiap shalat Jumat.

Khatib saat membacakan teks Khutbah Jumat sebagai amalan yang diberikan kepada para jemaah agar semuanya selalu mendapat ridho dari Allah SWT.

Khatib bisa menggunakan teks Khutbah Jumat singkat terbaru ini dengan tema Idul Adha dan hikmah kurban untuk pelaksanaan shalat Jumat pada 14 Juni 2024.

Idul Adha memiliki banyak tujuan, yakni mengajarkan tentang nilai-nilai pengorbanan, cara melakukan keikhlasan, kesabaran dan ada nilai saling berbagi kepada sesama melalui penyembelihan hewan kurban.

Khatib dapat merekomendasikan teks Khutbah Jumat singkat ini agar senantiasa menyemarakkan makna dan hikmah Idul Adha dan kurban.


Ilustrasi kambing hewan kurban saat Idul Adha. (Freepik)

tvOnenews.com menggunakan teks Khutbah Jumat singkat ini berasal dari karya tulisan Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis.

Maka dari itu, teks Khutbah Jumat singkat dengan tema "Lewat Idul Adha, Kurban Bentuk Keikhlasan dan Nilai Berbagi".

Teks Khutbah Jumat Singkat Terbaru Tema Lewat Idul Adha, Kurban Bentuk Keikhlasan dan Nilai Berbagi

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: ‎وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Waliilahil Hamd

Para hadirin sidang Jumat yang khatib cintai marilah kita senantiasa bersyukur dan ucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan seluruh kenikmatan, rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Kita semua sampai sekarang masih mendapat kenikmatan iman dan Islam, serta kesehatan dan bisa mengikuti seluruh ibadah sebagai bentuk mengingat kepada Allah SWT, termasuk kita akan kembali menjalani Hari Raya Idul Adha dan kurban di dalamnya.

Sholawat serta salam kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, seorang manusia yang paling mulia di sisi-Nya dan menjadi Nabi terakhir untuk dijadikan teladah seluruh umat manusia sepanjang masa.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillahil Hamd.

Pada kesempatan ini, kaum Muslimin akan melaksanakan puncak haji di wilayah Arafah, Muzdalifah, dan Mina yang biasa disebut Armuzna. Mereka saat ini menjadi tamu Allah SWT, dhuyufurrahman, dan akan wukuf di Arafah sekaligus berada di Mina untuk menunaikan kegiatan Jumarul 'Aqabah.

Mereka semua berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, dimulai dari ras, bangsa, warna kulit, strata sosial hingga budaya berbeda saat wukuf di Arafah.

Di sana mereka memiliki tujuan untuk memenuhi rukun Islam kelima sebagai bentuk penyempurnaan imannya dan memenuhi panggilan Allah SWT.

Bagi kaum Muslimin khususnya kita semua yang belum bisa berangkat menuju Tanah Suci maka bisa digantikan dengan pelaksanaan shalat Idul Adha dan ibadah kurban.

Kaum Muslimin melaksanakan ibadah kurban juga sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT.

Maka dari itu, kita menunaikan shalat Idul Adha dan kurban pada dasarnya memiliki hakikat yang sama, yakni kesadaran dalam memenuhi perintah dari Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Khatib menganggap ibadah kurban sangat penting dalam ajaran Agama Islam karena disebut sebagai pondasi paling kuat untuk menopang keimanan yang diajarkan dari sejarah panjang pada tradisi zaman rasul-rasul Allah SWT.

Perlu diketahui, ajaran kurban pertama kali berasal dari Nabi Ibrahim AS yang dimana beliau mendapat perintah untuk menyembelih putranya sendiri, yakni Nabi Ismail AS.

Allah SWT telah mencantumkan kisah adanya ibadah kurban melalui dalil dalam Al-Quran dari Surat As-Shaffat ayat 102, begini bunyinya:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّيْ أَرَى فِيْ المَنَامِ أَنِّيْ أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَآأَبَتِ افْعَلْ مَاتُؤْ سَتَجِدُنِيْ إِنْ شَآءَ اللهُ مِنَ الصَابِرِيْنَ

Falammaa balaga ma‘ahus-sa‘ya qaala yaa bunayya innii araa fil-manaami annii azbahuka fanzur maazaa taraa, qaala yaa abatif‘al maa tu'mar, satajidunii in syaa'allaahu minas-saabiriin.

Artinya: "Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar." (QS. As-Saffat, 37:102)

Kandungan ayat tersebut memiliki makna yang luar biasa sebagai ujian dan ketaatan dari Nabi Ibrahim AS atas perintah Allah SWT. Sebaliknya, Nabi Ismail AS juga menjadi contoh segala bentuk dari perintah-Nya langsung segera dilakukan.

Pengorbanan tersebut yang membuat munculnya penyembelihan hewan kurban dilakukan setiap 10 Dzulhijjah dan hari tasyrik, yakni 11-13 Dzulhijjah.

Dari pengorbanan itu, Allah SWT menjadi peringatan kepada umat-Nya di masa depan terkait pengorbanan diri seperti apa yang dilakukan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail.

Pengorbanan diri tersebut meliputi harta benda dan keluarga yang sangat dicintai sebagai penegakkan perintah Allah SWT.

Hikmah ibadah kurban akan mendapat nilai paling esensial yang bisa diraih oleh pekurban, yakni sikap batin untuk membentuk keikhlasan, kejujuran, serta ketaatan.

Niat tulus itulah sedang menguji kesabaran mereka lantaran setan terus menggodanya agar senantiasa tidak ibadah kurban.

Meski begitu, ibadah kurban bukan hanya tentang bersedekah hewan ternak, tindakan lahiriyah, tetapi juga melihat bentuk nilai ketulusan agar selalu mendekatkan diri kepada-Nya.

Dalam dalil Al-Quran melalui Surat Al-Hajj ayat 37 terkait ketakwaan yang diperoleh saat berkurban kepada orang membutuhkan daging hewan kurbannya, begini bunyinya:

لَنْ يَنَالَ اللهَ لُحُوْمُهَا وَلأَ دِمَاءُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَقْوَى مِنْكٌم

Artinya: "Tidak akan sampai kepada Allah daging (hewan) itu, dan tidak pula darahnya, tetapi yang akan sampai kepada-Nya adalah takwa dari kamu." (QS. Al-Hajj, 22:37)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Pada akhir khutbah ini, khatib menyampaikan dengan penuh khusyu' dan tadharru' agar kita semua senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar terhindar dari berbagai keburukan dan melenceng dalam ajaran Agama Islam.

Semoga melalui doa ini Allah SWT segera mempersatukan hamba-Nya untuk menyampaikan kebenaran agama-Nya sebagai bentuk ketaatan atas perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin Ya Rabbal 'Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:33
07:01
06:26
01:11
02:39
02:22
Viral