Ustaz Adi Hidayat menjelaskan alasan doa shalat tahajud belum diterima Allah SWT meski sudah dilakukan sampai menangis.
Sumber :
  • Kolase tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official & Tim tvOnenews

Meski Menangis Tersedu-sedu saat Doa Shalat Tahajud, Hajatnya Belum Didengar Allah SWT, Ustaz Adi Hidayat Jelaskan Penyebabnya...

Minggu, 16 Juni 2024 - 00:00 WIB

tvOnenews.com - Shalat tahajud menjadi waktu yang tepat bagi seseorang memanjatkan doa kepada Allah SWT.

Doa shalat tahajud berpotensi segala dosa yang telah diperbuat akan diampuni Allah SWT.

Terutama bagi yang melantunkan doa sampai menangis tersedu-sedu maka seseorang telah khusyuk untuk meminta hajatnya kepada Allah SWT.

Namun, masih banyak orang yang sudah menangis saat doa shalat tahajud belum bisa merasakan efek keutamaannya.

Hal itu menimbulkan pertanyaan bagi sebagian orang alasan doa shalat tahajud tidak kunjung diterima atau ditunda oleh Allah SWT.


Ilustrasi doa setelah shalat tahajud. (Pixabay)

Lantas, apa penyebab Allah SWT belum juga mengabulkan doa hamba-Nya dilakukan setelah shalat tahajud?

Ustaz Adi Hidayat membagikan penyebab doa shalat tahajud belum diijabah karena memiliki beberapa alasan.

Bagi Anda ingin mengetahui alasan doa shalat tahajud tidak diterima dari penjelasan Ustaz Adi Hidayat, mari simak di sini agar terungkap alasannya.

tvOnenews.com melansir dari kanal YouTube Mentari Senja TV, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menerangkan amalan shalat tahajud dalam suatu ceramah.

UAH mendapatkan sebuah pertanyaan alasan seorang Muslim sudah melantunkan doa di tahajud selama bertahun-tahun tapi tidak berdampak apa pun kepada orang tersebut.

Hingga kini orang tersebut merasa hidupnya masih berantakan dan kondisinya masih sama tidak ada perubahan kepada dirinya.

UAH menjelaskan alasan doa belum juga didengar karena ada dua golongan yang harus diketahui seksama.

Dua golongan tersebut meliputi Allah SWT masih menunda atau bahkan benar-benar menolak hajat hamba-Nya.

"Sebenarnya prinsip doa itu seharusnya dikabulkan, namun ada sebagian orang tertentu yang selalu meminta (doa), tapi Allah SWT tidak akan menerima," ujar UAH.

Menurutnya, kondisi seseorang menjadi faktor alasan Allah SWT belum juga mengabulkan doanya meski dilakukan saat waktu tahajud.

"Sepanjang hidupnya kalau dalam masih keadaan seperti itu," katanya.

Pendakwah itu memahami doa yang dilakukan seseorang sampai menangis tersedu-sedu dianggap sudah terhubung kepada Allah SWT.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa, seseorang yang sudah menangis bukan menjadi suatu alasan jika masih punya sifat ini.

Ia berpendapat bahwasanya sifat tersebut tidak disukai oleh Allah SWT atau telah dilarang dalam Agama Islam.

Pantas saja Allah SWT belum juga mengabulkannya kalau sifat tersebut masih melekat pada diri seseorang.

Ia mengambil Hadits Al-Arba'in An'Nawawiyah Nomor 1015 terkait peringatan Allah SWT terhadap hamba-Nya yang masih memiliki sifat buruk, Rasulullah SAW bersabda:

نْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا} وَقَالَ تَعَالَى {يَا أَيُّهَا الذِّيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ ومشربه حرام وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ.رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Artinya: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Baik (thayyib), tidak menyetujui kecuali dari yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum Mukminin seperti apa yang dianjurkan oleh para Rasul. Allah SWT berfirman, "Wahai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih." (QS. Al-Mu’minun, 23:51). Dan Allah SWT berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu." (QS. Al-Baqarah, 2:172). Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan seseorang yang bepergiannya lama; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, kemudian berkata, "Wahai Rabbku, wahai Rabbku." Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul." (HR. Muslim)

Meski Allah SWT telah menyerukan bahwa hamba-Nya dianjurkan selalu berdoa terutama di waktu tahajud melalui Surat Al-Isra ayat 110, begini bunyinya:

قُلِ ادْعُوا اللّٰهَ اَوِ ادْعُوا الرَّحْمٰنَۗ اَيًّا مَّا تَدْعُوْا فَلَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلًا

Qulid‘ullaaha awid‘ur-rahmaan, ayyam maa tad‘uu fa lahul-asmaa'ul-husnaa, wa laa tajhar bisalaatika wa laa tukhaafit bihaa wabtagi baina zaalika sabiilaa.

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), "Serulah ‘Allah’ atau serulah ‘Ar-Raḥmān’! Nama mana saja yang kamu seru, Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmaul Husna). Janganlah engkau mengeraskan (bacaan) shalatmu dan janganlah merendahkannya. Usahakan jalan (tengah) di antara-Nya!." (QS. Al-Isra 17:110)

Dalam dalil Al-Quran melalui Surat Al-Baqarah ayat 187 terkait Rasulullah SAW mendapat penjelasan bagi umatnya yang berdoa maka permintaan dia langsung dipenuhi, Allah SWT berfirman:

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Wa izaa sa'alaka ‘ibaadii ‘annii fa innii qariib, ujiibu da‘watad-daa‘i izaa da‘aan, falyastajiibuu lii walyu'minuu bii la‘allahum yarsyuduun.

Artinya: "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah, 2:186)

Pendakwah asal Pandeglang itu membagikan ketiga bacaan tersebut memiliki makna bahwasanya Allah SWT sangat dekat bagi hamba-Nya yang selalu doa.

Namun, UAH berpendapat doa belum juga diterima lantaran berasal dari faktor dari diri orang tersebut.

Menurut UAH, kondisi orang tersebut masih dalam keadaan haram maka Allah SWT langsung menolaknya.

"Maka itu sebelum berdoa langsung memastikan dulu segala sesuatu harus halal dan dalam keadaan baik," ujarnya.

Hal itu tidak berlaku bagi seseorang yang sudah menangis jika masih ada sesuatu yang haram melekat pada dirinya.

"Misalnya jangan sampai Antum berdoa sudah menangis tersedu-sedu disebut nama Allah dari Asmaul Husna dipanjatkan di pertengahan malam," tuturnya.

Misalnya sesuatu yang haram meliputi pakaian, makanan, barang yang dipakai, serta sajadah yang bersifat haram seperti bukan dari hasil duit sendiri atau mengambil hak orang lain.

"Pakaiannya haram, makanannya haram, yang dikenakannya haram, sajadahnya haram bagaimana bisa dijawab itu," jelasnya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwasanya doa sebagai amalan bersifat suci dan tidak boleh dinodai oleh sesuatu yang dilarang Agama Islam.

"Doa disandingkan dengan iman ingin menunjukkan pesan bahwa, satu hanya orang yang punya keimanan kuat yang mau khusyuk berdoa kepada Allah," pungkasnya.

Kesimpulan: Alasan Allah SWT belum mengabulkan atau menolak doa hamba-Nya setelah shalat tahajud karena masih memiliki sifat haram yang dilarang oleh Agama Islam.

Wallahu A'lam Bishawab.

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
06:28
00:40
01:47
01:34
03:44
02:58
Viral