- Tangkapan layar YouTube Yayasan Syekh Ali Jaber
Lakukan Amalan Ini Selama 40 Hari agar Terbebas dari Neraka dan Sifat Kemunafikan Kata Syekh Ali Jaber
tvOnenews.com - Syekh Ali Jaber mengungkap sebuah amalan yang bisa menghindarkan dari neraka dan sifat kemunafikan.
Semua amalan yang dilakukan di dunia ini tentu saja dengan harapan mendapatkan ridho Allah SWT dan kelak bisa masuk surga serta terhindar dari api neraka.
Ada banyak amalan yang bisa dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Salah satu amalan diungkap Syekh Ali Jaber dalam sebuah acara ceramah.
Apabila bisa menjaga amalan tersebut selama 40 hari, maka ia akan terbebas dari neraka dan sifat kemunafikan.
Berikut penjelasannya oleh Syekh Ali Jaber, dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Muslim - saluran dakwah.
Syekh Ali Jaber menjelaskan, dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi "Barangsiapa yang shalat selama 40 hari tidak tertinggal 'takhbiratul ihram' bersama imam, maka akan mendapat kebebasan dari neraka dan dari kemunafikan".
Tidak tertinggal 'takbiratul ihram' artinya adalah orang yang selalu datang lebih awal sebelum shalat berjamaah atau tidak pernah tertinggal takbiratul ihram bersama imam.
"Imam 'Allahu Akbar' dia sudah standby," kata Syekh Ali Jaber.
Jika shalat selama 40 hari berturut-turut, maka terhitung sudah mengerjakan 200 kali shalat.
Maka orang tersebut akan mendapatkan kebebasan dari neraka serta dijauhkan dari sifat kemunafikan.
Syekh Ali Jaber ungkap amalan yang bisa menghindarkan dari neraka dan sifat kemunafikan. Sumber: Tangkapan layar YouTube Yayasan Syekh Ali Jaber
"Apa yang dia dapat? Dapat kebebasan dari neraka dan dari kemunafikan," ujar Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber juga menyebutkan, jika ingin mengetahui seseorang itu mukmin atau munafik, maka bisa dilihat dari shalatnya.
Orang tersebut sering menjaga takbiratul ihram bersama imam (tidak terlambat) atau sering menjadi makmum masbuk.
"Kalau mau tau dirinya mukmin atau munafik, kira-kira bagaimana posisinya shalat. Khususnya takbiratul ihram, suka dijaga, atau sering masbuk," kata Syekh Ali Jaber.
Orang yang sering menjadi makmum masbuk maka posisinya di hadapan Allah SWT tidak akan sama dengan orang yang datangnya lebih awal.
Misal, semua bisa masuk surga karena karunia Allah, maka di dalam surga tingkatannya berbeda-beda, tergantung amalnya.
"Masuk surga, tingkatannya ada yang di bawah, di tengah, dan ada yang paling atas bersama Rasulullah dan para sahabat, waliyullah," ucap Syekh Ali Jaber.
Meski sama-sama masuk surga, orang yang sering mengerjakan tahajud, dhuha, qobliyah-ba'diyah, puasa sunnah, membaca Al-Quran, maka tidak mungkin sama tingkatannya dengan orang-orang yang malas.
Ada pula orang-orang yang masuk surga, tapi harus mampir dulu ke neraka.
(gwn)