- Kolase tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV & Freepik
Tren Cek Khodam di Media Sosial Tak Terbendung, Buya Yahya Beri Pandangan dalam Ajaran Islam: Enggak Usah Dicari
tvOnenews.com - Fenomena cek khodam semakin ramai di media sosial, khususnya di TikTok dan Instagram sebagai wadah tren tersebut.
Tren cek khodam ini berasal dari inovasi salah satu pengguna TikTok mempercayai entitas spiritual biasa dikenal makhluk gaib bisa memberikan bantuan terhadap individu.
Misalnya bantuan makhluk gaib ini meliputi aspek kesehatan, perlindungan, keselamatan hingga keinginannya cepat tercapai.
Akun TikTok tersebut memberikan konten melalui siaran langsung berdalih baca khodam lewat nama pengguna masing-masing.
Namun, pemilik akun TikTok tersebut tidak melihatkan wajahnya saat membacakan khodam.
Ilustrasi cek khodam. (Freepik)
Akun tersebut hanya mengeluarkan suara untuk membaca permintaan dari para pengguna TikTok saat memberikan sajian konten cek khodam.
Tak hanya itu, pemilik akun ini sampai menyebutkan beberapa khodam, misalnya Nyi Blorong hingga rawarontek yang dimiliki oleh para penggunanya.
Kendati demikian, tren cek khodam ini hanya menghibur para pengguna media sosial, khususnya TikTok karena konten ini dibuat kocak dan tidak dianggap serius.
Lantas, bagaimana hukum mempercayai ramalan khodam dalam ajaran Agama Islam? Buya Yahya memberikan pandangannya terkait hal ini sebagai berikut.
Seperti apa Buya Yahya menerangkan hukum mempercayai khodam dalam Agama Islam? Mari simak penjelasannya di sini.
tvOnenews.com melansir dari tayangan kanal YouTube Buya Yahya, pendakwah itu memberikan pendapatnya terhadap percaya ramalan khodam dalam suatu podcast.
Buya Yahya pernah mendapat sebuah pertanyaan tentang masalah percaya dengan khodam.
Pengasuh Ponpes Al-Bahjah Cirebon itu menjelaskan bagi orang yang percaya khodam sangat bahaya dan hanya mempersulit hidup.
"Enggak usah dicari nggak ada urusan orang kok pusing banget hidup ini," ujar Buya Yahya.
Ia menyebutkan bagi yang percaya ramalan tersebut sama seperti mempercayai dengan kekuatan makhluk gaib dalam memberikan berbagai aspek bantuan kepada pemintanya.
"Jangan sampai nanti membaca allahumma inni a'udzubika minal khubutsi wal khobaits dari jin laki-laki dan perempuan, lalu dimana di pojok kamar mandi," jelasnya.
Ia menyampaikan bagi orang mempunyai hajat agar segera terkabul bisa menggunakan cara doa bukan mempercayai khodam.
"Enggak ada dia punya alam udah enggak ada urusan dengan kita yang penting baca doa selesai," tuturnya.
Pria bernama asli KH. Yahya Zainul Ma'arif itu menganggap orang yang percaya khodam bisa terjerumus syirik meskipun hanya dibuat candaan dan sebagainya.
"Sihir khodam itu ya mungkin ada hubungan tadi kalau khodam adalah orang memberdayakan jin untuk kepentingannya dan itu tidak ada baiknya orang semacam itu," terangnya.
"Itu ada karena jin ada bahkan nanti kalau urusannya dengan jin Islam dan sebagainya tapi tetap saja enggak baik," sambungnya.
Meski demikian, ia menegaskan hukum percaya jin diambil dari kisah Nabi Sulaiman berbeda dengan kepercayaan zaman sekarang.
Menurutnya, Nabi Sulaiman saat meminta bantuan terhadap jin ifrit agar memindahkan istana Ratu Bilqis bagian dari karomah dan kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT.
"Akan tetapi itu dikatakan syirik entar dulu, karena Nabi Sulaiman sendiri juga pernah minta tolong kepada jin untuk waktu di kisah ifrit dan sebagainya itu ada seorang Nabi, bisa saja seorang wali banyak karomah urusan itu," jelasnya.
Namun Buya Yahya mengingatkan agar tidak percaya dengan jin terutama melalui cek khodam karena dianggap hanya menuruti hawa nafsu.
"Tapi kita urusan dengan jin jadi terjerumus nanti, terjerumus kita hawa nafsu nanti. Kita menginginkan sesuatu sesuai hawa nafsu kita dibantu oleh jin," tegasnya.
"Ini tidak ada baiknya dijelaskan dalam Al-Quran akan justru menambah repot kepada orang tersebut," tandasnya. (hap)